"Hei, kau yakin tidak pernah berbuat onar di kelas olahraga?"
Lagi, untuk yang kesekian kalinya pertanyaan itu keluar dari mulut Jimin. Taehyung jengkel setengah mati karena harus memberikan jawaban yang sama berulang kali. Beruntung perjalanan mereka berakhir disini. Tepat di depan pintu geser berwarna krem dengan sebuah papan persegi bertuliskan marga serta nama pengikut sang guru olahraga.
"Min Yoongi."
Jimin menarik napasnya dalam-dalam. Terlihat seperti berusaha menghilangkan kegugupannya. Padahal yang akan menghadapi langsung guru olahraga itu adalah Taehyung. Jimin bahkan tidak ada kepentingan sama sekali selain hanya mengekori Taehyung untuk memenuhi rasa penasarannya.
Taehyung memutar bola matanya jengah. Ia lebih memilih mengabaikan kehadiran Jimin kemudian mengetuk tiga kali pintu tersebut dengan sopan.
Srett
Pintu terbuka setengah memperlihatkan ruangan yang di dominasi warna putih tersebut. Terlihatlah sosok pria bertubuh mungil namun atletis tengah duduk di singgasananya dengan kacamata yang bertengger di hidung dan sebelah tangan memegang jilidan kertas yang cukup tebal.
"Permisi, ssaem. Apa benar kau memanggilku?" Tanya Taehyung sopan setelah menunduk hormat pada sang guru. Ia tidak lekas masuk begitu saja. Ia tetap menjaga sikap dengan berdiri di depan pintu dan menunggu gurunya mempersilahkan masuk.
Yoongi sebagai guru olahraga di usianya yang terbilang cukup muda ㅡ24 tahunㅡ melepas kacamata miliknya dan menaruh lembaran kertas yang sebelumnya ia baca. Kedua matanya memicing memandangi sosok Taehyung yang berdiri tegap di pintu masuk.
"Masuklah." Yoongi mempersilahkan.
Taehyung pun menurut diikuti dengan langkah sang sahabat di belakangnya. Yoongi mengernyit.
"Kurasa perintahku jelas. Memanggil Kim Taehyung untuk datang ke ruanganku. Mengapa ada satu siswa tidak dikenal yang ikut kemari?" Yoongi dengan wajah datarnya memandang tidak suka ke arah Jimin.
"Kami sepaket, ssaem." Jimin menunjukkan cengiran polosnya. Tidak merasa takut sama sekali dengan tatapan tajam Yoongi yang notabene adalah gurunya.
Taehyung memukul jidatnya. Tidak habis pikir dengan respon temannya yang satu itu.
"Jadi, ada apa ssaem memanggilku?" Tanya Taehyung mengakhiri acara tatap-menatap diantara Yoongi dan Jimin.
Yoongi kembali mengalihkan perhatiannya ke arah Taehyung yang berdiri tepat di depan meja kerjanya. Yoongi membenarkan posisi duduknya. Mendongak ke arah Taehyung yang posisinya lebih tinggi dibanding dirinya.
"Aku membaca data kepindahanmu dari sekolah sebelumnya. Aku ingin memastikan, apa benar kau pernah mengikuti kompetisi basket di negaramu?"
Jimin menganga tidak percaya melihat ke arah teman sebangkunya sementara Taehyung hanya mengangguk enteng. "Aku anggota inti klub basket di sekolahku dulu."
Yoongi tersenyum tipis. "Baguslah."
Kedua alis Taehyung mengerut tidak mengerti dengan reaksi yang diberikan Yoongi, guru olahraganya.
"Kalau begitu, kau tidak keberatan kan kalau kurekrut sebagai anggota inti klub basket untuk mengikuti kompetisi antarsekolah bulan depan?" Tutur Yoongi.
Jimin menatap tidak percaya ke arah sang guru sementara Taehyung masih memproses maksud perkataan yang diucapkan gurunya.
"Aku?" Taehyung menunjuk dirinya sendiri.
"Iya. Klub basket kami kekurangan orang dan baru-baru ini aku mengetahui soalmu. Jadi, apa kau bersedia? Maaf, kalau aku terkesan terburu-buru. Tapi, aku hanya tidak ingin berbasa-basi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (Vkook FF) #Wattys2019
Fanfiction"Aku tidak membutuhkan siapapun termasuk dirimu." - Jeon Jungkook "Semakin lama aku melihatnya, semakin ingin aku mendekap tubuhnya." - Kim Taehyung Yaoi BoyXBoy NamjaXNamja Vkook Taekook Bangtan ZoopApp