Kalian pantas untuk berbahagia
//abis ini jngan hujat gue please//
.
.
.
.
."Kuharap saranku bisa membantumu. Semangat!! Dan semoga berhasil!! Aku menunggu kabar baiknya darimu."
Sekali lagi, Taehyung memandangi percakapannya bersama Namjoon melalui pesan singkat.
Semalam, akibat terlalu gugup karena tidak paham sama sekali soal gaya para calon pasangan baru untuk berkencan, Taehyung akhirnya menghubungi Namjoon. Satu-satunya orang yang bisa ia percaya dan ia ajak berbicara soal masalah seperti ini hanyalah kolega ayahnya tersebut. Pada akhirnya, mereka berkirim pesan nyaris semalaman. Membicarakan soal apa-apa saja yang harus dilakukan Taehyung pada kencan pertamanya. Tentunya diselingi dengan beberapa godaan Namjoon saat pemuda yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu menceritakan semua yang terjadi sampai akhirnya Taehyung menuturkan janji untuk mengajak Jungkook berkencan.
Taehyung senang karena Namjoon cukup banyak membantunya. Walaupun tidak dapat dipungkiri ia juga kesal sebab pria berlesung pipi itu tidak berhenti menggodanya. Setidaknya, ia mendapatkan satu dua informasi yang dapat berguna untuk hari ini.
Yaㅡ hari ini. Pukul sembilan, tepat. Dan siapa sangka Taehyung sudah menunggu di sekitar apartemen Jungkook sejak pukul tujuh pagi.
Terlalu antusiasㅡ tidak, sebenarnya ia gugup. Sangat gugup. Sampai-sampai ia tidak sadar sudah nyaris dua jam ia berjalan-jalan di sekitaran apartemen Jungkook. Bolak-balik melewati jalan yang sama hanya untuk membunuh waktu ㅡsekaligus rasa gugupnya. Beruntung, penampilannya tidak terlihat kacau karena terlalu lama berkeliling.
Taehyung tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Dadanya berdebar hebat sampai rasanya ingin meledak. Belum lagi pikirannya yang terus melayang membayangkan kejadian di malam sebelumnya. Setiap bayangan itu kembali, muncul rona merah tipis di pipi bersamaan dengan dua sudut bibirnya yang melengkung. Taehyung sama sekali tidak bisa mengontrol semua hal tersebut.
Taehyung sampai tepat di depan gedung kecil apartemen tempat tinggal Jungkook. Ia berhenti di putaran ke delapan belas kegiatan berkelilingnya setelah melihat jam nyaris menunjukkan pukul sembilan pagi tepat. Taehyung tidak ingin membuat Jungkook menunggu. Oleh karena itu, ia harus bergegas dan datang sebelum waktu yang dijanjikannya.
Perlu diketahui, Taehyung sama sekali tidak membawa kendaraan pribadinya. Ini bukan karena bahunya belum pulih sehingga belum diizinkan mengemudi, tetapi semua itu ia lakukan karena Namjoon. Sesuai yang disarankan Namjoon padanya, kalau berkencan sambil menaiki kendaraan umum itu akan terasa lebih romantis dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Sebenarnya, Taehyung tidak paham. Akan tetapi, kembali ke awal, Taehyung sama sekali nol soal tetek-bengek dunia per-kencan-an. Oleh karena itu, Taehyung langsung menelan bulat-bulat seluruh saran Namjoon. Soal bagaimana hasilnya nanti, itu bisa dipikirkan belakangan.
Padahal, Taehyung belum tentu tahu apa yang harus dilakukan apabila ada sesuatu terjadi di luar rencana kencannya.
Taehyung mengetuk pintu apartemen Jungkook tiga kali. Itu juga dia lakukan setelah lima kali ㅡkalau tidak salah hitungㅡ menarik dan membuang napas.
"Iya, tunggu sebentar!!!" Teriakan dari dalam terdengar. Tentu saja, itu suara Jungkook.
Taehyung mengernyit kala suara teriakan Jungkook itu diikuti beberapa suara gaduh yang aneh. Seperti seseorang berlari terburu-buru dan menabrak beberapa barang atau mungkin sampai menjatuhkannya. Taehyung juga tidak tahu. Lagipula ia hanya mengira-ngira karena suaranya cukup keras sampai terdengar keluar dari pintu yang masih tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (Vkook FF) #Wattys2019
Fanfiction"Aku tidak membutuhkan siapapun termasuk dirimu." - Jeon Jungkook "Semakin lama aku melihatnya, semakin ingin aku mendekap tubuhnya." - Kim Taehyung Yaoi BoyXBoy NamjaXNamja Vkook Taekook Bangtan ZoopApp