Hari yang Panjang Pt.1

3.5K 387 99
                                    

Lagi-lagi gue hilang sebulan....

Padahal niatnya, selama libur kuliah mau produktif disini....

Huft~



















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


























"Janji kalau kau akan memanggilku jika terjadi sesuatu." Taehyung mengangguk patuh.

Taehyung pun melepas tautan tangan mereka. Memutar tubuh lalu membuka pintu. Tanpa sedikitpun menoleh kembali, pemuda itu berjalan masuk ke dalam. Membiarkan pintu itu bergerak perlahan dan menutup dengan sendirinya.

Taehyung melangkah ragu mendekati ranjang Taehee. Sejenak, ia berhenti lalu menarik dan membuang napas panjang selama beberapa kali. Setelah dirasa jauh lebih tenang, ia pun melanjutkan langkahnya.

Sesampainya di ujung ranjang Taehee, tubuh Taehyung menegang. Entah bagaimana, seluruh tekadnya seketika lenyap tergantikan rasa takut. Hatinya kembali meragu. Akan tetapi, Taehyung berusaha keras melawan ketakutannya tersebut.

Pandangannya mengedar sampai berhenti pada satu objek. Objek itu adalah sebuah kursi besi berwarna biru laut yang teronggok tidak jauh dari posisi ranjang Taehee.

Kursi kecil yang terlihat begitu kesepian dan terabaikan.

Dari sana, Taehyung menyadari bahwa selama ini tidak ada yang pernah benar-benar mengunjungi Taehee. Tidak ada yang menemani Taehee selama tidur damainya yang panjang. Termasuk dirinya sendiri sebagai satu-satunya keluarga yang tersisa.

Lantas, Taehyung pun menarik kursi tersebut mendekat. Memposisikannya tepat di sebelah ranjang Taehee lalu ia duduk di sana.

Sekali lagi, Taehyung menarik napas panjang. Tepat pada tarikan napas ketiga, ia mengangkat pandangannya.

Akhirnya, Taehyung dapat melihat kondisi Taehee dengan jelas. Kedua mata yang terpejam, tulang pipi yang terlihat lebih menonjol, bibir yang kering, dan warna kulit yang memucat serta rambut yang tampak lebih panjang dari terakhir kali ia bertatap muka dengan Taehee. Semua hal itu membuktikan berapa lama Taehee berbaring tanpa mendapatkan asupan cahaya matahari yang cukup. Walaupun begitu, tubuhnya masih tampak bersih dan terawat dengan baik.

"Eommaㅡ"

Satu kata terucap dan tanpa bisa dicegah rentetan memori tentang Taehee terlintas di kepalanya.









"Eohㅡ kau sudah pulang. Apa kau sudah makan? Kemarilah. Eomma sudah siapkan makanan kesukaanmu."

"Taehyung-ah, tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja. Kemarilah. Pegang tangan eomma. Eomma disini bersamamu."

"Anak eomma sudah berusaha dengan baik. Kemarilah. Biar eomma berikan pelukan terhangat untuk anak kesayangan eomma."














Taehyung terdiam memandangi Taehee. Jauh di lubuk hatinya, Taehyung berharap Taehee akan menyahut. Menoleh ke arahnya seraya tersenyum lalu balik menyebutkan namanya dengan suara yang paling lembut dan hangat. Persis seperti apa yang dilakukan wanita itu setiap bertemu dengannya.

Taehee selalu seperti itu. Memperlakukan Taehyung selayaknya seorang anak yang begitu dicintai dan dikasihi. Memberikan apapun yang terbaik bagi Taehyung. Semua itu Taehee lakukan seolah fakta bahwa mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali tidak pernah terlintas sedikitpun di kepalanya.

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang