Kalian harus berterima kasih sama user yang bales status wp di profil gue:)
Berkat dia gue up lagi malem ini dan gajadi mingdep:)
Btw, maaf kamu yang bales statusku, gue lupa nama usernya"(
.
.
.
.
.Tiga bulan kemudian...
“Jungkook-ah!!”
Jungkook yang sedang mengobrol dengan Jimin ditengah kegiatannya membereskan perlengkapan sekolah miliknya menoleh saat mendengar suara yang teramat familiar memanggil heboh dari arah pintu kelas. Kepalanya menggeleng tidak habis pikir saat dilihatnya seorang pemuda berseragam seperti dirinya masuk dengan cengiran tidak bersalah. Pikir, sesuatu terjadi sampai-sampai seseorang memanggilnya dengan begitu heboh. Lagipula, kalau dipikirkan lagi, siapa yang akan memanggil namanya dengan lancang seperti itu di sekolah ini, kecuali Jimin danㅡ
“Charlie, bisakah kau tidak membuatku terkejut seperti itu?”
Yaㅡ Charlie Puth adalah orang kedua sekaligus orang terakhir di sekolah ini yang mau bertahan di sisi Jungkook.
Pada kenyataannya, hingga memasuki bulan terakhir di masa sekolah mereka, Jungkook tetap menjadi siswa yang masuk urutan terakhir dalam daftar, “Aku ingin berteman dengannya,” dan urutan pertama dalam daftar, “Siswa yang paling dibenci.” Tidak banyak yang berubah. Namun, Jungkook tidak pernah mau repot tentang itu. Tohㅡ masa sekolahnya akan berakhir.
“Dia hanya berusaha mencari perhatianmu seperti biasa, Jungkook.” Sahut Jimin dengan nada penuh ejek. Sejujurnya, ia masih kurang menyukai kehadiran Charlie. Akan tetapi, bukan haknya untuk melarang Charlie. Lagipula, pemuda keturunan Barat itu hanya akan berada di sekitarnya saat ia sedang bersama dengan Jungkook. Dan lagi, Charlie juga tidak pernah melakukan apapun yang mengganggu atau merugikannya ㅡkecuali kehadiran pemuda itu sendiri.
“Kan aku sudah bilang hari ini kita harus ke tempat kerja bersama.” Kata Charlie setelah berada di dekat Jimin dan Jungkook.
“Baiklah. Kalau begitu aku duluan. Aku harus mengikuti ‘sesi belajar’ dengan Min-ssaem untuk persiapan ujian masuk perguruan tinggi. Yaㅡ kau pasti mengerti maksudku kan? Dia bisa menghabisiku kalau kabur lagi dari sesi belajarnya yang kejam itu.”
“Salah sendiri. Sudah tahu Min-ssaem-mu itu galak. Masih saja berani bertingkah. Setidaknya bersikaplah dewasa sedikit kalau mau dianggap pantas bersanding dengannya. Sebentar lagi, kau itu sudah bukan anak sekolah, tahu?” Jungkook menasehati dengan sedikit ejekan di akhir kalimatnya.
“Tskㅡ sombong sekali yang sudah tidak perlu memikirkan mau masuk perguruan tinggi mana. Ya sudah, aku pergi dulu. Sampai jumpa.”
“Min-ssaem itu guru olahraga kan? Pelatih basketmu?” Celetuk Charlie ketika Jimin telah pergi meninggalkan mereka berdua di dalam kelas. Jungkook merespon dengan anggukan kemudian kembali melanjutkan kegiatan membereskan peralatan sekolahnya yang sempat tertunda.
“Sejak kapan guru olahraga membuka pelajaran tambahan untuk persiapan ujian?”
Jungkook rasanya ingin tertawa saat mendengar penuturan Charlie. Ia tidak habis pikir. Charlie itu selalu membuntutinya, termasuk ketika ia bersama dengan Jimin. Akan tetapi, pemuda itu sama sekali tidak pernah menggubris pembicaraannya dengan Jimin, kecuali di dalam topiknya terselip nama Jungkook atau segala sesuatu yang menyangkut tentang dirinya. Jadi, tidak heran kalau Charlie tidak tahu-menahu soal hubungan asmara antara Jimin dan guru olahraga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (Vkook FF) #Wattys2019
Fanfiction"Aku tidak membutuhkan siapapun termasuk dirimu." - Jeon Jungkook "Semakin lama aku melihatnya, semakin ingin aku mendekap tubuhnya." - Kim Taehyung Yaoi BoyXBoy NamjaXNamja Vkook Taekook Bangtan ZoopApp