Moment - 03.

4.7K 474 47
                                    

Happy Reading💘

Sepasang anak manusia itu duduk berdampingan, saling diam, suasana menjadi canggung.

Perth yang pertama kali menoleh pada Saint, "Phi, kita udah pacaran kan?

Saint tidak menjawab, ia cukup malu untuk mengatakan iya, kenapa Perth masih bertanya kalo sudah tahu jawabannya, ia malu tau.

"Phi.."

Saint menoleh beradu tatap dengan mata teduh Perth, "Apa perlu aku menjawab pertanyaan konyol itu?"

Perth mengangguk, "Perlu Phi" jawabnya pasti.

Saint mengehela nafas, dasar bocah tidak peka, "Ya aku juga merasakan hal yang sama Perth, Puas?"

Perth tersenyum senang, "Makasih Phi, aku akan jadi pacar yang baik"

Cukup sudah. Saint malu, kalo kalian bisa liat pasti kalian akan menertawakan Saint karena wajahnya yang merah seperti udang, ups.

Saint lebih memilih beranjak keluar kamar sekedar mengisi tenggorakan yang kering dengan air minum dari pada berdua dikamar bersama Perth, disana terasa sangat panas.

"Phi, Ponselmu batrainya sudah penuh" teriak Perth.

"Cabut saja Ai Perth" balas Saint.

Perth mencabut ponsel itu dari chargernya lalu menghidupkan ponsel itu.

Baru saja hidup, ponsel Saint sudah berbunyi, terdapat panggilan masuk atas nama Perth Mae.

Perth menolak panggilan itu, selang beberapa detik ponsel Saint kembali berdering, kali ini atas nama P'Earth. Perth kembali menolak panggilan masuk tersebut, tak lama kembali masuk panggilan dari P'Plan. Lagi, Perth kembali menolaknya.

"Perth, perasaan dari tadi ponselku berbunyi" ucap Saint saat ia sudah dikamar, ia mengambil ponselnya dari tangan Perth bertepatan dengan panggilan masuk Ibu Perth, Saint terkejut ia langsung mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Hallo, Mae"

'Oh syukurlah kamu mengangkatnya Saint, Mae sudah menelpon mu dari tadi, tapi kamu malah mematikannya'

Saint menatap Perth tajam, sementara yang ditatap hanya mengangkat bahunya tidak peduli lalu merebahkan dirinya, ingatkan kalo pemuda nakal itu masih sakit.

"Maaf Mae, tadi ponsel Saint sedang di charger"

'Iya tidak apa nak, Mae cuma mau nanya apakah Perth bersama mu?kami sangat panik saat Perth tidak ada dikamarnya, Mae sudah menelpon manajernya, sekarang Plan, Mean, Earth, Title, Mark, Gun, dan ayah Perth sedang mencari dia'

Saint melototkan matanya pada Perth yang juga sedang menatapnya, bibir pemuda itu mencebik, ia pikir Perth sudah izin.

"Mae, Perth bersamaku, kukira anak itu sudah izin pada Mae, maaf karena tidak mengabari" ucap Saint merasa bersalah.

Terdengar helaan nafas lega dari seberang sana

'syukurlah dia bersamamu, anak nakal itu pasti melompati balkon kamarnya lagi, tidak perlu meminta maaf sayang, ini bukan salah mu, baiklah Mae tutup telpon nya na~, Mae ingin mengabari yang lain bahwa Perth sudah ketemu, jaga putra Mae ya'

"Ya Mae, aku akan menjaga Perth, maaf sekali lagi Mae"

Setelahnya sambungan telpon diputus dari seberang sana.

"Perth, siapa yang menyuruhmu untuk tidak izin?siapa yang menyuruhmu melompati balkon kamar mu?demi tuhan Perth, kamu bisa terluka melompati dari ketinggian seperti itu" omel Saint.

Perth hanya acuh ia memilih memunggungi Saint, kepalanya kembali sakit sekarang.

"Perth jawab aku"

"Phi diamlah, aku begini karena ingin bertemu dengan mu"

Saint ikut berbaring menghadap punggung Perth, "Tapi tidak seperti ini Perth, semua orang khawatir padamu"

"Aku bukan bayi"

"Tentu bukan, tapi kamu tidak boleh begini, melompati balkon kamar itu berbahaya Perth" Saint mengusap punggung Perth.

"Sudahlah Phi kepalaku sakit, jangan berbicara lagi"

Saint mengerti, Perth sedang dalam masa pubertas, ia akan menolak saat seseorang tidak sesuai dengan pemikirannya.

Saint mendekatkan dirinya pada Perth, menyelimuti diri mereka lalu memeluk pemuda itu dari belakang,

"Selamat malam Perth, aku menyayangimu" ucapnya, tertidur dibahu Perth.

💘💘💘

"Ei Perth sialan, kita panik dia malah enak-enakan bersama Saint" umpat Plan, bagaimana tidak mereka semua panik setengah mati saat mendapati kabar pemuda pubertas itu kabur dari rumah dengan melompati balkon kamar.

"Sudahlah syukurlah dia tidak apa-apa" ucap Title yang diangguki Earth.

"Plan jangan banyak marah-marah nanti bisa keriput" ucap Mean menggoda Plan yang tengah mengutuk Perth, pemuda itu mencolek pipi Plan dengan senyum menggoda.

"Aish nong kurang ajar jangan sentuh aku" amuk Plan pada Mean, ia menendang Mean pelan.

Mean berakting kesakitan, Plan muak melihatnya.

"Nong tercinta bukan?" goda Mean lagi.

Muak Plan meninggalkan mereka semua, ia lebih memilih dimobil saja, ia masih kesal dengan Perth.

"Baby, kenapa pergi" Mean mengejar Plan lalu memeluknya, menemani Plan kemobil, sementara yang lain hanya tersenyum geli melihat interaksi keduanya.

Diantara mereka ada yang tidak tersenyum, wajahnya datar. Bukan, bukan karena dia tidak menyukai Mean dan Plan ia hanya tidak menyukai fakta bahwa Perth rela melompati balkon kamarnya hanya untuk menemui Saint, sial.

"Mark, kenapa diam saja?" tegur Gun yang melihat Mark diam saja.

Mark menggeleng, "Tidak apa-apa Phi, ayo kita pulang"

Yang lain mengangguk termasuk manajer mereka yang sedari tadi memperhartikan mereka, mereka mulai meninggalkan tempat mereka berhenti tadi lalu pulang kerumah masing-masing.

Sepanjang perjalanan Mark terus menggerutu dalam hati, hatinya panas entah kenapa. Mark tau sangat tau Perth hanya menganggapnya sebagai kakaknya, tapi apa salah kalo ia ingin lebih? Selalu bersama setiap hari dan Perth selalu membagi keluh kesahnya bersama Mark, bahkan jauh sebelum series itu dimulai dan jauh sebelum Perth bertemu Saint. Itu sudah menjadi alasan kuat kenapa Mark ingin lebih dari hanya sebatas kakak dan adik.

Memikirkan apa yang dilakukan Perth dan Saint di Apartmen Saint sudah membuat ia gila.

Mark mengacak rambutnya, hatinya panas.

TBC

Hai semua,
Walau masih sedikit yang baca dan vote imajinasi aku masih lancar jaya, jadi aku bakal update terus walau yang baca dikit.

Disini Mark bukan pelakor, dia cuma bingung sama hubungannya sama Perth, kan mereka udah lama bersama, jadi Mark cuma gak rela Perth diambil Saint, lama kelamaan dia terima kok.

And the last one,
Don't forget vote and comment
Jadi aku lebih semangat lagi ngetiknya.

Untuk sekarang byebye dulu ya
See you next chapter para bucin PerthSaint😜

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang