Moment - 01.

8.7K 571 29
                                    

Happy Reading❣️

"Perth" panggil manajernya P'Big.
Mendengar namanya dipanggil Perth menoleh.

"Ya Phi?" pemuda itu tampak sibuk dengan ponselnya, ia hanya menjawab seadanya lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

"Simpan ponsel mu, dengarkan Phi dulu" ucap P'Big tegas.
Perth menurut, ia mematikan ponselnya lalu memasukannya kekantong celananya.

"Nanti setelah sampai disana, kau akan diminta melakukan potoshoot dan mempromosikan brand mereka" ucap P'Big menjelaskan tugas Perth.
Perth mengangguk, ia tidak peduli dengan apa yang diucapkan manajernya, ia hanya senang akan bertemu Phi kesayangannya.

"Kau juga Plan, kalian akan berfoto bersama Saint" kali ini P'Big mengalihkan atensinya pada pemuda imut yang masih sibuk bermain game diponselnya, kalau dengan pemuda satu ini P'Big sudah angkat tangan, Plan memang sangat susah diatur, jadi ia hanya menghela nafas saat Plan mengagguk acuh.

Setelah manajernya diam, barulah Perth kembali mengambil ponselnya dikantong celana, ia sedang chatan dengan Phi kesayangannya, siapa lagi kalau bukan Saint, entah kenapa saat bersama Saint, Perth merasa nyaman bahkan berjarak sejengkal darinya sangat menyiksa bagi Perth, ia selalu ingin berhubungan dengan lawan mainnya diseries Love By Chance itu.

Kebiasaan ini dimulai saat pertama kali mereka berciuman, muncul perasaan asing yang tak pernah dirasakan Perth saat bibir mereka untuk pertama kalinya bertemu, perasaan itu semakin kuat seiring dengan sentuhan-sentuhan yang mereka lakukan saat proses syuting, awalnya Perth mengira perasaan ini tidaklah masalah yang besar, toh itu hanya akting, tapi perasaan itu tetap muncul saat ia dan Saint tidak memainkan peran Ae dan Pete.

Perasaan itu kian membuncah setiap kali ia menatap mata cantik Saint, hatinya berdesir melihat senyum manis dan tawa lucu yang menampakkan gigi kelinci Saint. Alhasil, dengan perasaan yang tak bisa ditahan oleh anak 17 tahun ini membuat ia menggila saat Saint tak mengabarinya, tidak bertemu saja sudah menyiksa bagaimana bisa Perth bertahan kalo Saint tidak memberi kabar padanya.

Via Line

"Phi, aku sedang dijalan. Apa Phi sudah siap?"

'Aku sudah sampai, dimana kamu?kenapa sangat lama?aku merindukanmu'

Perth terkekeh melihat balasan Saint
"Sebentar lagi aku sampai, sabar na~"

'Cepatlah Perth'

"Ya Phi, tunggu aku ya"

Setelah mendapat balasan ya dari Saint, Perth membuka akun twitternya, sekedar membunuh waktu dan memberi kabar pada penggemar tercintanya.

Sesampainya Perth dan Plan diacara tersebut, mereka disambut oleh banyak penggemar mereka yang sudah menunggu, Perth dan Plan masuk ketempat itu dikawal Bodyguard, sepanjang jalan mereka melambai lalu megucapkan terima kasih sudah datang.

Tatapan mereka bertemu saat Perth menginjakkan kakinya kedalam tempat itu, Saint tersenyum lalu melambai membuat penggemar mereka berteriak, Perth juga ikut tersenyum membalas senyum manis itu ia melangkahkan kakinya kearah Phinya lalu tanpa babibu pemuda itu memeluk Saint sarat akan kerinduaan, siapa yang peduli kalo rindu sudah membuncah.

Dengan senang hati Saint membalas pelukan Nongnya itu,

"Aku juga merindukanmu Phi" bisik Perth disela pelukan mereka, Saint mengangguk.

Setelah beberapa lama barulah mereka melepas pelukan mereka, tidak enak juga lama-lama berpelukan didepan umum begini.
Perth menyapa penggemarnya, membuat mereka berteriak memanggil nama pemuda itu.

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang