Moment - 31.

3.5K 333 140
                                    

Happy Reading🖤

Mata Perth menggelap, "Aku merindukanmu, bolehkah?"

Saint yang sudah memerah itu mengangguk pelan sembari menggigit bibir bawahnya.

Perth mengecup kening Saint cukup lama. Melepas rindu dikampung halaman kekasihnya itu juga tidak buruk.

Kecupan dikening Saint turun kehidung mancung kekasihnya itu lalu turun ke kedua mata Saint, terus turun ke kedua pipi Saint terakhir berlabuh dibibir penuh Saint.

Perth kembali melumat bibir itu, menggigit bibir bawah Saint sampai mulut Saint terbuka, lidah Perth langsung menyelinap masuk mengabsen setiap gigi Saint.

"Hmpph.."

Saint meremas ujung baju Perth saat tangan pemuda itu bermain diperutnya lalu naik kedadanya.

Bibir Perth berpindah ke telinga Saint, menjilat dan menggigit telinga itu. Sementara tangannya bermain didada Saint.

"Ahhh..."

"Jangan terlalu keras sayang, nanti ada yang dengar" bisik Perth dengan suara seraknya.

Saint menatap Perth dengan mata sayunya juga bibir bawahnya yang digigitnya.

"Bagaimana cara aku tidak mendesah kalau kamu selalu menggodaku"

Perth tersenyum geli, "Katanya mau Sonpin"

"Ahhh Perthhhh"

Sebelah tangan Perth yang kosong menyelinap kedalam celana Saint, memijat junior Saint dari balik celana piyama Saint.

"Memang Son— aahhhh Perthhh jangan dimainin"

Perth menaik-turunkan tangannya pada junior Saint, Sonpin katanya hah.

"Memangnya kenapa? Kan punyaku" ucap Perth tersenyum nakal.

Saint sudah tidak peduli seperti apa wajahnya didepan Perth sekarang yang ia tahu tangan Perth yang bermain-main didada dan juniornya membuat kepalanya hampir pecah saking nikmatnya.

Merasa terganggu dengan baju yang menutupi tubuh Saint, Perth pun berhenti sebentar dari aktifitas memuaskan Saint lalu membuka semua kain yang menutupi Saint setelah itu kembali pada aktifitas awalnya.

TOK.. TOK.. TOK

"Saint?"

Perth dan Saint saling bertatapan, itu suara Mae Nuk.

"Perth, temui Mae Nuk" ucap Saint mendorong Perth yang berada diatasnya.

Perth menatap Saint dengan wajah mengenaskannya, demi tuhan junior Perth sudah berdiri tegak.

"Perth sana" ucap Saint lalu pemuda itu pergi kekamar mandi dengan selimut yang melilit tubuhnya.

Perth menggembuskan nafas kasar, lalu mengacak rambutnya.

"Eh Perth?"

"Iya Mae, P'Saint sedang mandi. Ada apa?"

Mae Nuk mengernyit, perasaan Saint baru mandi, kenapa mandi lagi?

"Mandi? Saint sudah mandi tadi"

Perth menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal,

"Katanya gerah Mae Krab~"

Mae Nuk mengangguk-angguk, lalu menyerahkan sebuah ponsel yang Perth yakini adalah ponsel Phinya.

"Ponsel Saint tertinggal dimeja makan"

"Ah makasih Mae" ucap Perth menerima ponsel itu, karena ponsel ini acara lepas kangennya kandas.

Mae Nuk mengangguk lalu pamit kekamarnya.

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang