Moment - 25.

3.1K 358 410
                                    

Happy Reading💙

Saint sudah pulang, dan kabar kepulangan Saint diketahui oleh Perth melalui Twitter bukan dari Saint sendiri.

Perth sudah tidak peduli, mau tidak pulang pun sekalian silahkan.

"Mean ada project baru?" Tanya Plan pada Mean.

Perth diam mendengarkan perbincangan antara Plan dan Mean itu.

"Ya, besok ada project baru bersama Saint juga" ucap Mean menoleh pada Perth.

Perth mengepalkan tangannya. Lagi, lagi kekasihnya itu tidak memberitahunya tentang project barunya bersama Mean.

Perth beranjak dari tempat duduknya, dia butuh waktu sendiri.

"Dia kenapa?" Tanya Mean pada Plan.

Plan mengangkat bahunya tidak tahu.

💘💘💘

Perth duduk memeluk kedua kakinya lalu menyembunyikan wajahnya disana.

"Sudah bosan eh" ucap Perth pada dirinya sendiri. Dia miris dengan dirinya sendiri.

Perth mempererat pelukan dikakinya. Dia hanyalah laki-laki berumur 17 tahun yang baru merasakan cinta, sulit baginya untuk mengendalikan emosinya dan sulit baginya untuk memahami arti sebuah hubungan.

Seseorang menepuk bahu Perth membuat Perth mengangkat wajahnya,

"P'Mark"

"Sahabat, kita sahabat bukan?" Tanya Mark duduk disamping Perth.

Perth mengangguk canggung.

"Lalu kenapa kita semakin jauh, Perth?"

Perth menoleh pada Mark yang menatap lurus pemandangan didepannya.

"Kau bersikap aneh Phi"

Mark menoleh pada Perth yang juga tengah menatapnya.

"Aku bersikap aneh atau kau yang mulai lupa persahabatan kita?"

Perth menatap Mark kesal, "Aku tidak pernah melupakan persahabatan kita Phii"

Mark tertawa, "Oh ya? Persahabatan apa yang sedang kau bahas Perth"

"Tentu saja persahabatan kita Phi" hentak Perth pada Mark, sudah cukup masalahnya dengan Saint kini ditambah dengan Mark.

"Persahabatan kita sudah mati saat kau bersamanya" ucap Mark memalingkan pandangannya dari Perth.

"Ini tidak ada hubungan dengan P'Saint, Phi" bentak Perth.

"Lihat apa yang dia lakukan Perth, dia menghancurkan persahabatan kita, dia tidak menghargaimu sebagai kekasihnya. Apa dia memberi tahumu apa saja kegiatannya?" balas Mark membentak Perth balik.

Perth terdiam, apa yang diucapkan Mark memang benar adanya.

"Aku benarkan?" Tanya Mark menatap Perth miris.

Perth menunduk, kedua tangannya terkepal kuat, sekelebat ingatan manis bersama Saint menghantuinya.

"Andai saja kau tidak bertemu dengannya, ini semua tidak akan terjadi. Dia pembawa hal buruk untuk mu Perth"

Cukup, Perth tidak bisa mendengar Mark menjelekkan Saint didepannya.

Perth menarik kerah baju Mark lalu menatapnya tajam, "Jangan pernah menjelekkan kekasihku didepanku"

Mark menatap remeh Perth, "Kau dibutakan oleh laki-laki pembawa sial itu, Perth"

BUGHH.

Perth memukul wajah Mark lalu mendorong pemuda itu sampai terjatuh.

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang