Moment - 29.

3.2K 344 239
                                    

Happy Reading♥️

Saint terbangun dengan perasaan hampa, wajahnya menoleh menatap tempat tidur yang kosong disebelahnya.

Perasaan semalam dia tertidur dipelukan Perth, apa cuma mimpi?

"Perth?"

Tidak ada sahutan membuat Saint yakin tertidur dipelukan Perth itu adalah mimpi.

Tak sengaja sebelah tangannya menyentuh sebuah cincin dijarinya. Saint menunduk menatap cincin dijari manisnya. Sejak kapan ada cincin?

"Phi, suka?"

Saint mengangkat kepalanya, disana Perth bersandar pada pintu kamarnya sembari menatapnya geli, jangan lupakan pemuda itu hanya menggunakan boxer.

"Perth?"

Perth berjalan kearah Saint lalu menangkup wajah Saint dengan kedua tangannya.

"Iya ini aku Perth, Phi"

Saint mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali, dia masih tidak percaya Perth didepannya ini Perth sungguhan.

"Kenapa kamu sangat imut hmm" ucap Perth menggesekan hidungnya dengan hidung Saint.

"Ai Perth" Saint memeluk Perth, menyandarkan kepalanya dibahu kekasihnya itu.

"Mencariku?"

Saint mengangguk sembari mengeratkan pelukannya pada Perth.

"Phi, Suka?" ucap Perth mengulangi pertanyaannya lagi.

Saint melepaskan pelukannya lalu mengelus cincin dijari manisnya,

"Tentu aku suka"

Mata pemuda itu berbinar-binar, pipi gembilnya merona saat Perth menatapnya penuh cinta.

Perth menyatukan dahi mereka, "Aku senang kamu suka"

Saint tersenyum, pipinya semakin merona karena perilaku Perth.

Saint sudah seperti anak gadis yang sedang jatuh cinta.

"Terima kasih"

Perth menggenggam kedua tangan Saint, "Aku yang seharusnya berterima kasih karena Phi mau bersamaku"

Senyum Saint semakin lebar, Perth sangat tampan pagi ini, entah kenapa ketampanannya bertambah berkali-kali lipat saat ini.

Saint memeluk Perth menyembunyikan wajahnya diceruk leher Perth, "Aku ingin seperti ini sepanjang hari, boleh na?"

"Tentu saja"

Saint tersenyum diceruk leher Perth, sudah tidak terhitung berapa kali ia tersenyum pagi ini.

"Aku akan merayakan tahun baru di Chiangmai, Phi"

Saint meletakkan gelasnya saat mendengar ucapan Perth.

"Kenapa?"

"P'Big mengajak kami semua ke Chiangmai, aku tidak bisa menolaknya"

Saint mengangguk paham, namun wajahnya berubah muram.

"Jangan cemberut begitu" ucap Perth menarik kedua pipi Saint.

"Sakit, Perth" Saint menjauhkan wajahnya dari tangan Perth.

Perth menyandarkan dagunya pada bahu Saint.

Saint berdiri disamping meja makannya dan Perth dibelakangnya, memeluk Saint dari belakang.

Karena mereka akan seharian di Apartemen jadi Saint hanya memakai piyama dan Perth memakai celana piyama dan kaos putih tanpa lengan.

"Aku akan menemani mu ke Trat"

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang