Moment - 28.

3.2K 356 160
                                    

Happy Reading♥️

"AYO MAKAAAN" teriak Plan dari arah dapur.

Mean langsung berdiri dari tidurnya lalu melangkah kesumber suara, jujur saja dia sudah lapar.

"PERTH TANAPON" teriak Plan lagi saat Perth tak kunjung datang ke dapur.

"Aku sudah kenyang, Phi" teriak Perth lalu sibuk dengan ponselnya.

"KEMARI KAU ATAU KU HISAP UBUN-UBUN MU" teriak Plan lagi.

"Aku sudah kenyang"

"SAINT KAU KENAPA? PERTH SAINT TERLUKA" kini Mean yang berteriak.

Mendengar 'mantan' kekasihnya itu terluka Perth pun langsung berlari kearah dapur.

"Mana yang terluka?" Tanya Perth memutar-mutar tubuh Saint.

"Hatinya HAHAHAHA" ucap Mean menepuk-nepuk meja didepannya, tawa nya menggelegar memenuhi Apartemen Saint.

Perth menghembuskan nafasnya lega saat mengetahui Saint tidak terluka, sementara Saint tersenyum geli menatap Perth.

Plan mendorong kepala Mean yang masih saja tertawa lebar lalu duduk disamping Mean.

"Berhenti tertawa, ayo makan"

"Siap baby" ucap Mean menyendok nasi goreng didepannya begitupun Plan.

"Kamu mau aku ambilkan?" Tanya Saint.

Perth mengangguk pelan, "Boleh"

Perth duduk bersama Mean dan Plan yang tengah lahap memakan makanannya.

Saint memberikan nasi goreng yang sudah dia sendok didepan Perth.

"Terima kasih, Phi"

Mean mencibir, "Manja sekali"

"Kenapa?kau iri?" Tanya Perth.

"Cih, tentu saja" ucap Mean.

"Sudah Mean, kau dapat makan saja sudah cukup" ucap Plan.

Perth tersenyum bangga saat melihat wajah suram Mean.

Saint duduk disamping Perth sembari menyuap makanannya.

"Oi Perth, kau cerita padaku waktu di Korea kau bertemu gadis cantik bukan?" ucap Mean menaik-turunkan alisnya.

Plan melotot menatap Mean. Senyum Perth luntur, Perth menatap Saint lalu menelan ludahnya sendiri.

Saint berhenti dari aktifitas makannya, lalu meletakkan sendoknya sampai berbunyi keras.

"Aku bisa jelaskan, Phi" ucap Perth tergagap.

"Maksud mu apa?" Tanya Saint menatap tajam Perth.

Perth mengutuk Mean dengan segala kebodohannya.

"Aku bahkan tidak ingat wajahnya, Phi"

"Lalu kamu mau mengingatkannya, begitu?"

"Ah.. tentu saja tidak, Phi"

Saint melipat kedua tangannya didada, "Jadi?"

"Waktu itu aku dan yang lain berada di cafe lalu seorang gadis tidak sengaja menumpahkan minumannya dibajuku, lalu dia meminta maaf padaku, hanya itu Phi"

Saint menatap Perth tidak percaya, "Kenapa tidak cerita padaku?"

"Bagaimana mau cerita kalau kamu saja susah dihubungi, bahkan saat pulangpun kita tidak sempat berbicara"

Perth benar, Saint menjadi merasa bersalah.

"Terima kasih, P'Mean" ucap Perth sarkas.

"Ah, aku lupa. Perempuan yang bersamamu dipantai waktu itu bagaimana?kau cerita padaku bahwa dia lebih hot dari Miyabi" ucap Perth mengeluarkan smirknya.

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang