Moment - Prahara Rumah Tangga

2.9K 336 187
                                    

Happy Reading❤️

Click

Layar didepannya sudah redup namun pemuda manis ini masih bergeming ditempat duduknya. Terlalu terkejut untuk marah, terlalu marah untuk sadar itu hanyalah sebuah iklan.

Harus Saint akui bahwa mempunyai pasangan dengan pekerjaan yang sama itu harus membutuhkan kesabaran dan pengertian.

Adakalanya dirinya juga pernah membuat pasangannya tak suka dengan pekerjaannya, dan adakalanya juga dirinya tak suka dengan perkerjaan pasangannya.

Pria tampan disampingnya mendesah resah, berharap kekasihnya yang masih diam ditempat ini mengerti pekerjaannya.

"Bunny, itu hanya sebuah iklan. Apa kamu masih akan mendiamkanku?"

Lagi, Perth mendesah saat kekasih manisnya ini kembali mengulang clip iklannya dengan lawan mainnya yang bisa dikatakan sedikit mesra.

"Ohoo lihatlah kue kering itu"

Perth kembali mendesah resah saat mendengar komentar Saint terhadap iklannya.

"Kamu juga mengumbar pahamu saat syuting project barumu itu, apa kamu tidak sadar paha mu kemana-mana"

Membayangkan kekasihnya itu mengumbar hak patennya membuat dirinya kembali kesal. Hari itu Perth kecolongan dan terkejut bukan main saat melihat bunny nya itu mengumbar miliknya. Demi tuhan itu miliknya.

Saint mendelik tak suka saat Perth lagi dan lagi membahas masalah itu. Ya mana ia tahu kalau dia mendapatkan baju tidur Tonnam, si sialan itu tidak mempunyai celana untuk baju tidurnya.

"Itu kan permainan, dan sialnya aku malah mendapatkan baju P'Tonnam yang tidak mempunyai celana"

Rahang Perth mengeras, memangnya siapa bilang itu serius, apa dia akan berkeliling tanpa celana didalam rumah itu, begitu?Hell no!

"Jangan mengalihkan pembicaraan dengan membawa-bawa masalah yang sudah lewat Ai Perth"

Saint melipat kedua tangannya didepan dada, memasang wajah segarang mungkin yang jatuhnya tetap imut.

"Aku tidak mengalihkan pembicaraan, aku membahas itu agar kamu mengerti, kita bekerja didunia entertain, kita harus siap dengan semua resiko yang terjadi"

Perth meraih kedua tangan kekasihnya itu lalu menggenggamnya lembut. Tatapan penuh cinta dari Perth merupakan ultimatum untuk semua orang yang mencoba menyebarkan fitnah bahwa ia tidak peduli dengan kekasih manis didepannya ini.

"Ai Saint, kamu tahu itu hanya sebatas pekerjaan, aku bekerja juga untukmu, untuk kita, apa kamu tidak bisa mengerti itu sayang?"

Saint memalingkan wajahnya kesembarang arah, wajahnya sudah memerah menahan amarah juga malu akibat ucapan Perth. Marah karena ia tidak bisa apa-apa saat Perth mengatakan itu memang tugas mereka sebegai entertainer. Malu karena ucapan Perth yang begitu manis.

Sebelah tangan Perth membawa wajah Saint menatapnya, seolah mengatakan lihat mataku dan kamu akan tahu seberapa besar aku mencintaimu.

Saint mengembungkan pipinya yang bulat itu menjadi semakin bulat.

"Logika ku menerima itu hanyalah sebuah pekerjaan tapi hatiku menolak untuk menerimanya" ucap Saint sedikit memekik didepan wajah tampan kekasih mudanya ini.

Perth tersenyum lalu terkekeh.

Sebelah tangannya yang menggenggam tangan Saint bergerak mengusak rambut Saint lalu turun menangkup kedua pipi gembil itu.

"Narakk~"

Saint memanyunkan bibirnya tak suka saat Perth menyebutnya imut. Dia itu manly.

Kedua tangan Saint bergerak menurunkan kedua tangan kekasih tampannya dari kedua pipinya.

"Aku itu manly, tidak imut, kamu itu bagaimana sih"

Perth kembali terkekeh mendengar penuturan Saint. Bagaimana bisa wajah semanis dia manly, lalu bagaimana dengan wajahnya? Apa super manly?begitu? sebenarnya yang 17 tahun disini itu dirinya atau Saint?

"Manly dari mana, lihat piyama beruanh mu ini. Bahkan dari pagi kamu selalu bergelayut padaku"

Saint kembali memanyunkan bibirnya.

"Tadi aku tidak bergelayut padamu"

"Itu karena kamu melihat iklan aku dengan perempuan itu"

Saint mendengus saat kembali mengingat iklan sialan itu.

"Hei jangan cemberut seperti itu sayang"

Perth menarik Saint kepelukannya, mengunci kaki Saint dengan kakinya.

"Ai Perth aku tidak bisa nafas" pekik Saint memukul lengan Perth yang memeluknya erat.

Perth melepas pelukannya, lalu Saint memutar tubuhnya bersandar pada spot ternyamannya.

"Aku mengantuk" ucap Saint menguap yang langsung ditutup oleh telapak tangan Perth.

"Tidurlah"

Perth menepuk-nepuk bahu kekasih manisnya itu, kakinya bergerak menggapai selimut yang tergeletak mengenaskan disudut sofa.

Perth menyelimuti Saint pelan.

Perth mengecup kedua mata yang mulai tertutup itu.

"Maafkan aku sudah membuatmu sedih na, terimakasih sudah mengerti kekasihmu ini aku sangat menyayangimu. Tetaplah menjadi bunnyku yang manis na~" bisik Perth pelan sebelum Saint benar-benar jatuh terlelap dipelukannya.

TBC

Halo guys, jadi mulai sekarang aku bakal up oneshoot, jadi semisalnya ada moment mereka yang uwu, aku bakal imagine di ff ini.

Kalo oneshoot aku gak akan pusing mikirin alurnya jadi akunya lebih mudah untuk menulis moment mereka.

Ini sebagai pengobat hati kalian yang potek liat iklan si bapak😂

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang