AL: 01

12K 951 62
                                    

Present:

Ahn Hyomin

Seorang pria ditemukan tewas di depan Rumah Sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seorang pria ditemukan tewas di depan Rumah Sakit. Korban mempunyai luka tembak di kepalanya. Dan pelaku masih dalam penyelidikan polisi.

Hyomin membalikan sendok dan garpu yang sedang ia gengam. Nafsu makannya berkurang saat mendengar berita yang baru saja ia dengar. Ingatannya tertuju pada kejadian tadi malam, kejadian yang memperlihatkan seorang pria dengan wajah penuh luka yang membunuh seorang pria tepat di hadapannya. Hyomin tidak bisa mengingat jelas pria itu, yang jelas pria itu bertubuh tinggi dan memiliki dagu yang runcing.

Hyomin menghela nafasnya, ia berusaha mati-matian tidak mengingat kejadian tadi malam. Tapi kejadian tadi malam terus membayang-bayangi pikirannya, dan itu membuat Hyomin tidak bisa tidur semalam. Bahkan sejak tadi malam sampai detik ini, Hyomin belum kembali ke Apartemennya. Karena ia takut bertemu dengan pria itu tadi malam.

Adegan penembakan di depan matanya membuat Hyomin stres. Jujur, Hyomin ingin menghilangkan adegan penembakan itu dari pikirannya. Tapi kejadian horor itu terus-menerus menghantuinya. Hyomin memang pernah menangani pasien dengan luka tembak di kepalanya atau dibagaian-bagian lainnya. Tapi jika melihat adegan penembakan, Hyomin selalu ketakutan kalau mendengae suara tembakan. Jika dibilang berlebihan, mungkin Hyomin akan mengakuinya. Dirinya memang sedikit berlebihan, atau bahkan sangat berlebihan. Hanya karena adegan penembakan yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri, bisa membuatnya takut untuk melangkah kan kakinya keluar dari Rumah Sakit.

Bukan tanpa alasan Hyomin takut melihat aksi penembakan tadi malam, dan itu bukan pertama kalinya Hyomin melihat adegan penembakan di depan matanya. Beberapa tahun yang lalu --tepatnya saat Hyomin duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar. Ia pernah melihat Ayahnya menembak Kakaknya jelas di depan matanya. Kakaknya bernama Junmyeon --Ahn Junmyeon. Kakak laki-laki yang sangat ia cintai itu tewas mengenaskan ditembak oleh Ayahnya sendiri. Hyomin tidak tahu pasti apa yang membuat Ayahnya menembak Kakaknya sendiri, tapi semenjak kejadian itu, Hyomin sangat takut dengan kasus-kasus penembakan. Bahkan melihat pistol atau senjata tajam lainnya, Hyomin langsung bergeming tidak berani melakukan apapun.

"Sendirian saja?" suara lembut membuat Hyomin menolehkan kepalanya. Di belakangnya, sudah ada patner Hyomin sejak ia masih koas. Pria yang bertubuh tidak jauh beda darinya, berwajah bulat namun imut, dengan kulit putihnya. Pria itu, Im Kyungsoo. Mahasiswa yang dikenal dengan kepintaran yang sangat luar biasa sejak dirinya masih menjadi mahasiswa baru.

Hyomin mengenal Kyungsoo saat masa orientasinya dulu. Saat itu, Hyomin sedang menerima hukuman dari Kakak Tingkatnya akibat kebodohannya datang terlambat. Meskipun hanya terlambat dua menit, tapi Hyomin tetap menerima hukuman dari Kakak Tingkatnya. Hyomin diperintahkan untuk berlari keliling lapangan sebanyak lima kali. Tidak ada satu orang pun yang membantunya saat itu, kecuali Kyungsoo. Dengan polosnya pria itu memberikan Hyomin air mineral di depan semua Kakak Tingkatnya. Alhasil, Kyungsoo menerima hukuman yang sama dengan Hyomin.

Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang