Jongin menatap Sehun dengan keadaan kesal, bagaimana tidak? Sehun menyuruh Jongin datang ke kafe miliknya dan ia menceritakan kronologi pagi hari di rumahnya. Sehub bilang, bahwa ia telah membuka gerbang yang selama ini Hyomin jaga. Firasat Jongin benar, orang seperti Sehun tak mungkin bisa menahan hasratnya, apalagi mereka tidur satu ranjang. Dan pada akhirnya Sehun termakan omongannya sendiri jika karena pada awalnya ia bilang tak tertarik pada wanita seperti Hyomin, tapi akhirnya tubuh Hyomin pun ia rampas dengan begitu mudahnya.
Awalnya Hyomin memang menolak, bahkan ia menampar Sehun beberapa kali. Tapi tenaga Hyomin kalah dengan Sehun, tubuh Hyomin yang dua kali lebih kecil dari Sehun, bisa dikuasai dengan begitu mudah. Sehun benar-benar gila! Ia bilang tak akan tertarik dengan wanita seperti Hyomin, tapi ujung-ujungnya ia terkam juga!
Dasar pria gila!Kafe ini sepi, hanya ada Jongin dan Sehun berada di dalam sini. Beberapa menit yang lalu, Sehun mengusir seluruh pelangan yang ada di sini dengan pistolnya dan hanya menyisakan beberapa pelayan untuk melayani mereka. Suara mobil dan motor yang berlalu-lalang samar-samar terdengar, cahaya matahari yang panas menerobos masuk melalui jendela kafe. Siang hari seperti ini seharusnya Sehun berada di kantornya, bahkan seharusnya ia menghadiri rapat perusahaan di Busan. Tapi ia malah memilih di sini, ditemani dengan Jongin dan segelas kopi.
"Aku susah tahu kau akan termakan omongan sendiri, Oh Sehun," Jongin bersuara memecahkan keheningan.
Selama lima belas menit berada di sini, baik Sehun maupun Jongin tidak ada yang bersuara. Setelah Sehun menceritakan kejadian tadi pagi, mereka berdua tidak ada yang bersuara. Bahkan Jongin kehabisan kata-kata untuk memberikan sebuah saran pada Sehun. Tidak ada yang bisa Jongin katakan selain kata bodoh yang dilemparkan pada Sehun.
"Tidak! Aku tidak mungkin termakan omongan sendiri!" Sehun mengebrak meja dan membentak Jongin. Pria dengan gengsi setinggi langit hingga langit ke tujuh itu memang susah untuk mengungkap kan perasaan yang sesungguhnya. Sehun tak mau image-nya turun hanya karena Hyomin Dokter sialan yang melihat kejadian pembunuhan.
"Lalu kenapa kau tiduri dia, hm?" alis Jongin terangkat satu, wajahnya menunjukan ekspresi heran ditambah sedikit ledekan.
"Arrghh!" Sehun mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Kenapa ia bisa meniduri Hyomin? Padahal tubuh Hyomin tak se-seksi wanita-wanita yang ia temui di kelab malam. Meskipun mereka semua pernah dipakai, tapi setidaknya tubuh mereka terlihat seksi dengan baju yang dikenakannya.
"Itu karena dia!" ucap Sehun dengan nada yang mengelak.
"Memangnya apa yang dia lakukan padamu, Oh Sehun?" Jongin lagi-lagi bertanya dan menaikan satu alisnya.
Alasan Sehun tidak pernah masuk akal, ia seseorang yang tidak pandai berbohong. Meskipun ia bohong, wajahnya akan memerah seperti kepeting rebus yang baru matang. Bahkan bisa dilihat dari mata Sehun. Matanya yang tajam dan menusuk itu bisa memperlihatkan jika Sehun sedang berbohong. Matanya tidak berani menatap lawan bicara ketika Sehun berbohong, bahkan terkadang matanya melirik ke sana-kemari. Dan satu lagi, Sehun akan mengaruk-garuk hidungnya jika ia berbohong.
Sejak tadi, Sehun melakukan itu semua. Jongin hanya bisa tertawa pelan saat melihat tingkah bodoh Sehun di hadapannya. Biasanya Sehun terlihat berwibawa dan gagah di depan pegawai dan para anak buahnya, tapi saat Sehun mulai menyukai seorang wanita ia terlihat seperti laki-laki bodoh dan kikuk.
Tidak hanya sekali Sehun terlihat seperti ini. Saat ada seorang wanita bernama Choi Jiwoo datang ke kantornya, mata Sehun tak lepas dari wanita berparas cantik. Waktu itu, Choi Jiwoo datang untuk berkunjung ke kantornya dan Sehun dengan senang hati mendampingi Choi Jiwoo keliling kantornya. Sehun tetaplah Sehun, meskipun ia menyukai seorang wanita, Sehun tidak akan mengatakannya terlebih dahulu. Ia ingin sang wanita mengakuinya terlebih dahulu baru dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artificial Love
FanfictionHyomin tidak sengaja melihat sebuah pembunuhan di Rumah Sakit ketika ia baru saja selesai dari tugasnya. Pembunuhan di hadapannya itu benar-benar membawa sebuah trauma lama yang kini terbuka kembali. Sebuah fakta mengejutkan kalau Hyomin harus dijod...