******Hembusan asap keluar dari mulut Jongin, ia menatap temannya yang sedang sibuk dengan setumpuk berkas yang berada di hadapannya. Penampilan Sehun sangat berbeda ketika pergi ke kantor dan ketika bekerja. Sehun terlihat rapih, dengan rambut yang tertata ke atas dan dasi yang mengikat kencang di area lehernya. Dan saat Sehun sedang melakukan pekerjaannya, Sehun terlihat sangat berantakan. Karena beberapa kali ia mengacak-ngacak rambutnya dan melongarkan dasinya serta menggulung kemajanya hingga ke siku.
Saat seperti ini, di mata Jongin, Sehun terlihat seperti seorang pria yang senang bermain-main wanita di kelab malam. Walaupun kenyataannya memang seperti itu. Tapi Sehun selalu bermain bersih, ia hanya mengajak wanita-wanita itu untuk tidur dan tak pernah melakukan hal selebihnya. Intinya, Sehun masih bersih dari wanita-wanita kelab malam yang kotor.
Geraman kesal lagi-lagi keluar dari mulut Sehun, ia mengacak rambutnya beberapa kali dan meremas kepalanya sendiri. Kepalanya serasa ingin meledak, ia ingin meledakan berkas-berkas yang berada di depannya hingga hilang dari muka bumi --hilang benar-benar hilang. Bahkan sampai abunya pun tak ada.
"Kau kenapa, Sehun?" tanya Jongin sambil menghisap rokok yang berada di tangan kanannya. Jongin berada di sofa ruang pribadi Sehun, kakinya ia naikan ke atas meja dan pungungnya menempel pada sofa.
Tak ada jawaban dari Sehun, ia masih sibuk dengan urusannya sendiri tanpa menghiraukan keberadaan Jongin yang berada di depannya. Lagipula keberadaan Jongin tak berguna jika Sehun tak memintanya untuk hadir. Ibarat simbiosis, saat ini bisa dilambangkan Sehun dan Jongin adalah simbiosis parasitisme. Jongin yang sedang bersantai di hadapan Sehun sama sekali tak ada gunanya. Ia hanya menyusahkan Sehun karena beberapa kali asap rokoknya tercium oleh Sehun. Meskipun Sehun sering datang ke kalab malam dan bermain-main dengan wanita serta minum, Sehun tak pernah menghisap rokok. Bahkan ia benci rokok, karena selain menggangu pernafasan. Asap rokok juga membuat mata Sehun perih, serta abunya yang menyusahkan.
Dan seelain itu alasan Sehun untuk membenci asap rokok. Saat ia masih berada di Sekolah Menengah Atas, Sehun pulang menggunakan motor tanpa memakai helm untuk menutup kepalanya. Di depan Sehun, ada sebuah mobil dengan kaca yang terbuka. Awalnya, Sehun mengira mobil itu sengaja membuka kaca mobilnya untuk mendapatkan angin sepoi-sepoi. Tapi saat Sehun ingin menyusul mobil tersebut, sang pengemudi tanpa rasa bersalah membuang abu rokok keluar jendela dan mengenai mata Sehun hingga membuatnya infeksi. Tak hanya itu, karena abu rokok yang dibuang sembarangan. Sehun jadi kehilangan keseimbangan dan menabrak trotoan. Sehingga membuat tangan Sehun mengalami patah tulang. Itulah alasan kenapa Sehun membenci rokok.
Mata Sehun menatap Jongin tak bersahabat. Di saat pusing seperti ini, sahabatnya malah memperburuk keadaan dengan rokok yang berada di tangannya. Sehun bersumpah untuk mengutuk temannya itu menjadi sampah, karena Jongin dan sampah sama-sama tidak berguna di mata Sehun. Dengan santainya Jongin menghisap asap rokok dan menghembuskannya ke udara. Kali ini ruangan Sehun penuh dengan asap rokok, emosinya memuncah saat melihat Jongin yang masih bersikap acuh tak acuh saat menerima tatapan tajam dari Sehun.
"Kau benar-benar inginku bunuh," suara Sehun menggema di ruangan. Terdengar sangat mematikan di telinga Jongin, tapi Jongin masih benar-benar tak perduli dengan Sehun yang sedang nengontrol emosinya.
"Aku salah apa?" tanya Jongin dengan nada tak berdosa.
Sehun mengambil buku setebal lima ratus halaman dan melemparkannya pada Jongin. Lemparan Sehun tepat mengenai kepala Jongin sehingga membuatnya berdiri dari posisinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/167507877-288-k253154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Artificial Love
FanficHyomin tidak sengaja melihat sebuah pembunuhan di Rumah Sakit ketika ia baru saja selesai dari tugasnya. Pembunuhan di hadapannya itu benar-benar membawa sebuah trauma lama yang kini terbuka kembali. Sebuah fakta mengejutkan kalau Hyomin harus dijod...