Hyomin mengerjapkan mata beberapa kali. Matanya dimanjakan dengan pemandangan kamar yang mluas dan dinding kamar yang dipenuhi dengan lukisan-lukisan seperti lukisan dan foto-foto yang bernilai seni tinggi. Tempat pembaringan yang nyaman, begitu empuk saat Hyomin berada di atasnya dan selimut yang tebal menahannya dari udara dingin. Sinar matahari yang masuk melaui celah-celah tirai kamar menyapa Hyomin saat bangun tidur. Untuk pertama kalinya Hyomin merasa tidurnya senyaman ini. Selama ia berada di apartemennya, jadwal tidur Hyomin tak teratur karena sebelum tidur. Hyomin harus menyiapkan makan malamnya sendiri dan itu membuang waktunya selama beberapa menit.
Tapi di sini, semua makanan sudah disiap kan. Bahkan para pelayan di sini memanjakan Hyomin dengan segala fasilitas-fasilitas yang berada di sini. Untuk pertama kalinya Hyomin merasa beruntung berada di dalam mansion ini. Selama satu hari, ia tak pergi kemana-mana selai berada di taman sambil menatap bunga-bunga serta hewan-hewan yang hidup di udara melintas. Kemarin dan hari ini, Hyomin tidak ada jadwal praktek, jadi ia bisa beradaptasi dengan mansion ini. Terutama pada pria yang kini sedang tidur di sampingnya.
Dengan cepat Hyomin menyingkirkan tangan besar Sehun yang melingkar di pingangnya. Betapa menjijikannya Sehun memeluk tubuhnya begitu erat ketika ia terbangun. Hyomin tak ingin tubuhnya dipeluk oleh seorang psikopoat yang secara terang-terangan membunuh seseorang di depan rumah sakit. Benar-benar orang yang mengerikan. Tapi di saat ini, orang yang mengerikan itu terlihat lembut saat kedua matanya terpejam. Meskipun saat kedua matanya terbuka, Sehun akan berubah menjadi seseorang yang mengerikan.
Wajah yang terlihat tegas, mata tajam yang menusuk, serta suara yang serak dan berat, semua itu sangat cocok dengan Sehun sebagai seorang psikopat. Kedua mata Sehun tertutup dengan poni yang sudah memanjang, entah apa yang membuat tangan Hyomin bergerak memainkan poninya. Tapi Hyomin berani bersumpah demi Tuhan bahwa saat ini Sehun sangat menggemaskan.
Seketia Hyomin menjauh kan tangannya dari rambut Sehun ketika kedua mata pria itu yang berusaha terbuka, buru-buru Hyomin langsung dari tempat tidurnya. Tapi gerakannya terhenti saat tangannya merasakan sesuatu yang mencengkramnya begitu kuat. Tubuh Hyomin seketika menegang, bahkan rasanya tubuh Hyomin membeku di tempat, aliaran darahnya mengalir begitu deras serta jantungnya berpacu begitu cepat. Demi Tuhan, Hyomin ingin mati sekarang juga!
"Lakukan seperti tadi," suara Sehun membuat kedua alis Hyomin saling bertautan. Ia menahan seluruh rasa takutnya dan menatap Sehun. Ternyata pria itu masih memejam kan kedua matanya, tapi suara dingin yang terdengar oleh gendang telinganya tadi bukanlah sebuah halusinasi. Bahkan tangan Sehun mencengkram tangan Hyomin begitu kuat.
"Kau tuli?! Lakukan seperti tadi, cepat!" meskipun baru sadar dari tidurnya, suara Sehun terdengar dingin dan kejam. Kalimat perintah yang seolah tidak bisa dibantah membuatnya menuruti apa yang Sehun katakan.
Hyomin kembali menaikan kakinya ke tempat tidur, tangannya mulai melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan sebelumnya. Rambut Sehun sudah memanjang, poninya bahkan bisa menutupi mata Sehun. Jika melihat Sehun, Hyomin teringat salah satu karakter kartun di Anime Naruto --Uciha Itachi. Entah apa yang ada di pikiran Hyomin sehingga membuatnya berfikir bahwa Sehun adalah Sasuke di dunia nyata. Terlihat dari matanya yang menusuk, sama seperti Itachi setiap kali ia melihat orang-orang di sekitarnya. Lalu caranya berbicara yang sama-sama terdengar dingin dan kejam.
Tapi, dari sekian banyak persamaan yang Hyomin dapat kan, ada satu sikap yang benar-benar tidak Hyomin temukan dalam diri Sehun. Yaitu adalah ; kasih sayang. Meskipun Itachi dikenal kejam, tapi ia sangat menyangi adiknya serta desanya tempatnya tinggal. Sikap itu tak ada di dalam diri Sehun. Atau mungkin Hyomin yang belum menemukan sikap itu di dalam diri Sehun?
Hyomin tak perduli, yang jelas ia hanya ingin hidupnya kembali normal seperti dulu. Tanpa rasa takut yang memeluk tubuhnya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Artificial Love
FanfictionHyomin tidak sengaja melihat sebuah pembunuhan di Rumah Sakit ketika ia baru saja selesai dari tugasnya. Pembunuhan di hadapannya itu benar-benar membawa sebuah trauma lama yang kini terbuka kembali. Sebuah fakta mengejutkan kalau Hyomin harus dijod...