AL: 14

5.5K 586 36
                                    

"Sehun kau serius?" Hyomin bertanya dengan suaranya yang bergetar.

Malam sudah tiba, Hyomin sudah rapih dengan outfit-nya yang serba putih. Rambutnya dibiarkan terurai tak diikat dan wajahnya polos tanpa sapuan make up. Tubuhnya bergetar ketika Sehun mengajaknya untuk pergi foto prewedding. Jujur Hyomin terlalu kaku untuk melakukan itu. Hyomin tipe orang yang tidak percaya diri dengan wajahnya sendiri, ia tidak suka berforo. Bahkan dalam ponselnya, hanya ada beberapa foto dirinya yang bahkan hanya seratus ratus foto saja. Sisanya, hanya foto makanan atau kata-kata mutiara dari twitter.

Serelah makan siang tadi, Sehun bilang jika malam ini mereka akan melakukan foto prewedding. Dan Sehun juga mengatakan ia telah menyewa gedung untuk acara pernikahan mereka yang akan dilakukan dua minggu lagi. Bagi Hyomin dua minggu itu adalah waktu yang cepat --bahkan sangat cepat. Apalagi ia akan menikah dengan tipe orang seperti Sehun. Yang dingin, melakukan hal semaunya, dan juga suka bermain-main dengan pistol. Sikapnya yang kurang ajar setiap kali bertemu dengan Hyomin membuatnya semakin takut untuk melanjutkan hidupnya.

Pernikahan adalah sesuatu yang sakral, yang hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup. Menikah juga didasarkan dengan cinta, bukan hanya karena perjodohan. Hyomin takut jika ia menikah dengan Sehun. Ia membenci pria itu, bahkan di dalam diri Sehun tak ada yang Hyomin suka kecuali wajahnya. Harus diakui Hyomin menyukai bentuk wajah Sehun dan harus diakui bahwa pria itu benar-benar tampan. Bukan hanya itu, Hyomin takut dengan masa depannya. Bagaimana jika ia mempunyai anak dan Sehun selalu kasar dengan anaknya sendiri?

Apalagi Sehun adalah tipe orang yang misterius, pikirannya sulit ditebak, dan hidupnya penuh dengan kebebasan. Hyomin takut jika tiba-tiba Sehun meninggalkannya dan menelantarkannya. Jujur Hyomin takut semua itu terjadi.

"Memangnya sejak tadi aku sedang bercanda, hah?!" Sehun membalas perkataan Hyomin dengan bentakan.

Hyomin mengigit bibir bawahnya, tubuhnya bergetar, kakinya mendadak lemas tapi ia masih sanggup berdiri.

"Tolong beri aku waktu, Sehun," ucap Hyomin lirih.

"Baik aku undur," Hyomin menghela nafasnya. Tubuhnya yang lemas kini menjadi sedikit bertenaga. "Lima belas hari lagi kita menikah."

Hyomin membulatkan matanya. Tubuhnya kembali lemas dan kepalanya mendadak pening. Sehun benar-benar gila! Hanya satu hari Sehun memundurkan waktu pernikahannya?! Apa bedanya!

"Dua puluh hari!" tawar Hyomin dengan nada yang membentak.

"Lima belas hari atau kau berhenti menjadi seorang Dokter?"

Kali ini Hyomin benar-benar membenci Sehun. Tangannya megepal tanda jika ia kesal, entah kenapa hari ini Hyomin tidak bisa melawan Sehun. Mungkin karena pria yang ada di hadapannya ini adalah calon suaminya, makannya ia tidak berani melawan. Hyomin takut menjadi istri yang durhaka lalu terkena azab. Tapi Hyomin juga pernah melihat satu film tentang suami yang diazab karena durhaka, jadi ia bisa melawan Sehun kan? Tapi kenapa ia tidak bisa?

Ini benar-benar menyebalkan! Hidup memang tidak adil.

Nafas Hyomin berhembus pelan, ia mati-matian menahan emosinya agar tidak meledak-ledak. Malam ini Hyomin berusaha agar tidak melawan apa yang Sehun katakan, jika ia melawan Sehun keadaan tidak akan bertambah baik, malah bertambah buruk.

"Ayo!" ucap Sehun sambil menarik tangan Hyomin.

Mereka masuk ke dalam mobil. Sehun memasukan perseneling lalu menjalankan mobilnya. Malam penuh bintang serta bulan yang berdiri menambah cerhanya malam. Tapi malam tak secerah suasana hatinya yang begitu gelap dan suram. Hyomin seperti masuk ke dalam ruang yang gelap dan ia tak tahu bagaimana harus keluar. Ia ingin menangis, tapi air matanya sudah mengering dan tidak bisa keluar. Malam ini, cukup hatinya saja yang menangis karena kesalahannya, jangan sampai matanya juga ikut menangis.

Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang