AL: 24

4.7K 484 73
                                    

Ps. Ditulis atas dasar kemageran dan kepusingan yang hqq. Sekaligus menye2

*****

"Hyomin bangunlah!" Sehun mengoyang-goyangkan tubuh Hyomin, sesekali menempelkan bibirnya pada leher istrinya itu.

Hyomin sebenarnya sudah bangun lebih cepat dari Sehun, hanya saja ia terlalu malas melayani pria yang kelakuannya sedikit manja setelah menikah. Selalu ingin diperhatikan, selalu ingin dimanja, dan Sehun selalu meminta agar Hyomin membelai rambutnya sebelum tidur. Demi Tuhan, Hyomin lebih menyukai sikap Sehun yang datar dan menyebalkan dibandingkan sikap Sehun yang selalu meminta perhatian sekaligus manja. Jujur sikap Sehun yang manja jauh lebih menyebalkan daripada sikap datarnya.

Saat ini, rasanya Hyomin ingin membawa Sehun ke Pendeta agar mengeluarkan iblis yang ada di dalam tubuhnya. Hyomin yakin 100% ada salah satu iblis yang merasuki tubuh Sehun hingga ia menjadi sedikit manja seperti ini. Tadi malam saat Sehun sudah terlelap, diam-diam Hyomin mencari artikel tentang iblis yang bisa merubah sikap manusia menjadi manja. Tapi ternyata tidak ada dan Hyomin rasa sikap Sehun ini secara alami muncul dari dalam dirinya. Hyomin harus terbiasa dengan sikap Sehun yang seperti ini.

"Hyomin! Cepat bangun! Ayo kita lari pagi!" Sehun tidak ingin menyerah, ia masih mengoyang-goyangkan tubuh Hyomin sedikit lebih kecang, tapi tidak ada respon darinya.

"Cepatlah bangun! Aku tahu kau pura-pura tidur kan?" Sehun menempelkan bibirnya pada leher Hyomin.

Wanita itu menggeliat saat Sehun benar-benar mengelitik lehernya dengan bibir sialannya itu. Hyomin menyerah, akhirnya ia membuka matanya dan menegakan tubuhnya. Dipandangnya Sehun yang tersenyum puas karena telah berhasil membangunkan Hyomin dari tidurnya. Ada kebiasan yang Sehun lakukan sebelum tidur --melepas pakaiannya dan hanya menggunakan celana pendek yang terbalut di tubuhnya. Seperti saat ini, Sehun hanya menggunakan celana boxer untuk menemani tidurnya, padahal saat ini udara kamar sangat dingin, tapi Sehun kuat tidur dengan menggunakan celana boxer.

Sehun menarik pingang Hyomin dan membawa ke dalam dekapannya. Wajah Hyomin berada di dalam dada Sehun, ia bisa merasakan detak jantung Sehun yang berpacu begitu cepat. Dagu Sehun berada di pucuk kepala Hyomin, tangannya membelai pungung Hyomin lembut. Hyomin harus terbiasa dengan Sehun yang sedikit-sedikit memeluk tubuhnya, yang sedikit-sedikit meminta untuk dibelai rambutnya, yang sedikit-sedikit menempelkan bibirnya di leher Hyomin.

Sehun juga selalu minta perhatian lebih pada Hyomin. Contohnya kemarin saat Hyomin sedang sibuk melihat laporan-laporan peserta koas, Sehun menganggunya dengan mendusal-dusalkan kepalanya di leher Hyomin dan memeluknya begitu erat dari belakang. Bahkan Sehun membawa semua pekerjaannya pulang yanya untuk mendapat perhatian dari Hyomin.

Ini keterlaluan bagi Hyomin, tapi sudahlah Sehun selalu melakukan apapun yang ia mau. Tapi anehnya tidak ada yang melarangnya.

Hyomin mendorong dada Sehun, hingga membuat jarak diantara mereka. Mata mereka saling bertemu satu sama lain, tangan Sehun masih melingkar di pingang Hyomin, sedangkan tangan Hyomin menempel di dada Sehun yang tidak terbalut apapun.

"Ekhem."

Suara deheman Sehun memecahkan keheningan, Hyomin menarik kembali tangannya yang berada di dada Sehun, tapi Sehun tetap melingkarkan tangannya di pingang Hyomin. Sehun menarik pingang Hyomin mendekatkan jarak mereka.

"Sehun... ada apa?" tanya Hyomin.

"Ayo kita lari pagi, mumpung cuaca hari ini sedang cerah," jawab Sehun sambil memandang keluar jendela.

Di luar sana, langit gelap sudah berubah menjadi biru. Hembusan udara pagi yang masuk memalui jendela membelai kulit Hyomin. Matanya tidak lepas dari pahatan wajah Sehun yang selalu ia kagumi setiap hari, bahkan saat bangun tidur, wajah Sehun masih terlihat tampan. Hanya saja matanya yang lebih sayu daripada biasanya.

Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang