AL: 03

7.3K 779 33
                                    

Hyomin mendesah, ia melepaskan ikatan rambutnya. Tangis haru ia saat melihat salah satu anggota keluarga telah diselamatkannya. Ini yang paling Hyomin suka dari pekerjaannya, melihat tangis haru saat ada pasien yang berhasil diselamatkan. Sejak masih berumur delapan tahun, Hyomin melihat Jongdae --pamannya. Ia adalah seorang Dokter dan menjadi inspirasi Hyomin. Sejak kecil, Hyomin melihat Paman Jongdae yang berusaha keras menyelamatkan pasien-pasien yang berhasil diselamatkannya.

Awalnya, niat Hyomin menjadi seorang Dokter hanya untuk menyembuhkan Ibunya saat sedang sakit. Jadi, jika Ibunya sakit, tidak perlu repot-repot berobat. Karena ada Hyomin yang menjadi Dokter. Sejak umur delapan tahun sampai kelas tiga Sekolah Menengah Atas, cita-cita Hyomin tidak pernah berubah. Menjadi Dokter adalah mimpi terbesarnya, dan sekarang Hyomin telah mengapai cita-citanya tersebut.

"Terima kasih, karena telah menyelamat kan anak saya, Dokter," wanita paruh baya itu menyentuh bahu Hyomin sambil menundukan kepalanya. Ia tak tahu bagaimana caranya berterima kasih pada Hyomin karena telah menyelamatkan nyawa anaknya dari kecelakaan.

Operasi yang memakan waktu selama empat jam membuat sang wanita paruh baya tak henti-hentinya memanjatkan doa. Selama empat jam berlangsung, dengan usaha dan tenaga yang Hyomin keluarkan seluruh tenaga sudah terbayarkan. Dan Hyomin puas dengan hasilnya. Meskipun seseorang yang saat ini dalam keadaan tidak sadarkan diri bukanlah keluarganya, tapi Hyomin benar-benar senang karena ia masih bisa diselamatkan.

Wajah cantik Hyomin dipenuhi keringat yang keluar dari pori-pori kulitnya. Senyum terukir di wajah Hyomin saat melihat betapa bahagianya sang wanita paruh baya itu tak henti-hentinya mengeluarkan ucapan terima kasih. Hyomin tak selalu berhasil, pernah beberapa kali Hyomin gagal melakukan operasinya dan ia melihat betapa sedihnya keluarga yang ditinggalkan.

"Kau harus berterima kasih pada Tuhan, bukan padaku. Karena Tuhan yang menganugerahkanku untuk menyembuhkan anakmu," jawab Hyomin sambil medorong tubuh wanita paruh baya itu sehingga menjauh dari tubuhnya.

Seperti itulah Hyomin, setiap ada pasien yang mengucapkan terima kasih padanya, Hyomin akan mengucapkan kalimat 'berterima kasihlah pada Tuhan.' Karena bagi Hyomin, ia hanyalah sebuah prantara yang dititipkan oleh Tuhan untuk menyelamatkan orang-orang yang sedang krisis. Memang pada dasarnya, Tuhanlah yang memberikan waktu untuk manusia hidup. Jika Tuhan sudah berkehendak, tidak ada yang bisa melawan kehendaknya.

Wanita itu mengangukan kepalanya, ia menghapus air mata yang membasahi pipinya dan mengucapkan terima kasih sekali lagi pada Hyomin. Hyomin pergi meninggalkan wanita itu, ia melepas masker dan jaket Dokternya. Kakinya melangkah masuk ke dalam ruang pribadinya, tubuhnya terasa sangat lelah karena telah menyelamatkan seaeorang. Untung saja masih ada air mineral yang tersisa di ruangan, jadi Hyomin tak perlu repot-repot pergi ke Kantin untuk membeli minuman.

Tok tok!

"Silahkan masuk," ucap Hyomin saat mendengar ketukan pintu dari luar sana. Seorang pria dengan senyum manis di wajahnya masuk ke dalam ruangannya, Hyomin tahu jika ia yang datang. Hyomin membalas senyumannya dan mempersilahkan pria itu duduk.

"Apa yang kau inginkan sehingga membuatmu datang ke sini, Kyungsoo?" tanya Hyomin saat melihat Kyungsoo duduk di hadapannya.

Pria itu selalu datang mengampiri Hyomin saat temannya itu berhasil menyelamatkan nyawa seseorang. Sebagai teman seperjuangannya, Kyungsoo merasa banga memiliki teman seperti Hyomin. Ia adalah wanita yang kuat dan tegar, serta Hyomin tidak pernah sombong pada orang-orang di sekelilingnya. Beberapa bulan yang lalu, ada seorang anak kecil yang datang ke Rumah Sakit meminta untuk menyembuhkan Ayahnya, tapi sang anak kecil itu tak mempunyai uang untuk pengobatan Ayahnya. Hati kecil Hyomin terketuk untuk menolong sang Ayah dari anak kecil yang nekat masuk ke dalam Rumah Sakit. Tak penting bagaimana anak itu bisa masuk dan bertemu beberapa Dokter termasuk Kyungsoo, yang jelas Hyomin senang saat anak itu mengetahui bahwa Ayahnya baik-baik saja.

Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang