AL: 06

6.2K 654 27
                                    

Jadi kaku kalau nulis ff.

*****

Kaki Hyomin melangkah masuk ke dalam ruangannya. Seperti biasa, di sini --di dalam ruangannya selalu sepi. Tak ada siapa-siapa selain dirinya dengan barang-barang yang memenuhi ruangan. Hari ini jadwalnya sudah selesai, Hyomin ingin bersantai di dalam ruangannya untuk beberapa menit. Mungkin beberapa jam, karena ia sudah menangani pasien yang mengalami luka bakar cukup parah hingga pasien tersebut kehilangan kemampuan untuk menglihat. Tak hanya itu, kulit sang pasien juga terbakar hinga hangus. Meskipun tak semuanya, tapi penampilannya cukup memprihatinkan.

Selain menangani pasien yang mengalami luka bakar, Hyomin juga menangani seseorang yang baru saja kecelakaan. Saksi mata mengatakan bahwa kecelakaan tersebut terjadi karena sang pengemudi dalam pengaruh alkohol --sedang mabuk. Sehingga motor yang dikendarainya menabrak pembatas jalan dan sang pengendara terpental sejauh lima belas meter. Dan akhirnya korban mengalami keretakan pada tulang kaki, serta tangan kanannua patah. Untung saja ia menggunakan helm, jadi pada bagian kepala semuanya aman.

Hyomin membereskan barang-barangnya dan memasukannya ke dalam tas. Sudah sepuluh menit ia berada di ruang pribadinya, dan ia cepat-cepat ingin pulang ke apartemennya. Ahn Taeyeon --Ibu Hyomin masih berada di apartemennya. Entah sampai kapan Taeyeon ingin menatap di apartemennya, yang jelas Hyomin sangat beruntung Ibunya berkunjung ka apartemennya.

Bukan karena ada yang menemani Hyomin saat tertidur, tapi karena setiap Hyomin pulang ke apartemen, Ibunya selalu menyiapkan makanan untuk Hyomin. Dan Hyomin tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makanan seperti biasanya. Hyomin tipe wanita yang feminim --sangat feminim. Bahkan setiap ia melangkah, selalu ada sepasang mata pria yang menatapnya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Penampilan Hyomin sangat feminim jika berada di area rumah sakit, terlebih wajahnya bagaikan seorang Dewi yang turun dari Surga. Tapi dibalik ke-feminiman Hyomin, terdapat satu kekurangan yaitu ; ia tak begitu pandai memasak. Dan juga Hyomin adalah wanita yang tangguh, buktinya saat ada pasien ia tak pernah menyerah untuk menyembuhkannya.

Bangkit dari kursinya, Hyomin berjalan menuju pintu keluar dari ruangannya. Tangannya memagang handle pintu dan membukanya. Hyomin sedikit terkejut saat melihat Kyungsoo berada di depan pintu sambil membawa sebungkus roti berada di tangannya.

"Kau ingin pulang?" tanya Kyungsoo dengan wajah polosnya. Hyomin hanya tersenyum manis sambil memandang Kyungsoo dengan wajah yang polos.

"Kelihatannya?" Hyomin balik bertanya dengan wajah yang meledek sambil menaikan satu alisnya.

Tangan Kyungsoo menyodorkan roti pada Hyomin. "Ini untukmu," ucap Kyungsoo sambil menyodorkan roti tersebut.

"Terima kasih."

Suasana hening, tak ada yang bicara diantara Hyomin dan Kyungsoo, keduanya hanya diam sambil beradu pandang.

"Ehem," deheman Kyungsoo memecahkan keheningan. "Kau mau ku antar?" tawar Kyungsoo tiba-tiba.

"Bukannya kau ada jadwal praktek?"

Kyungsoo mengangukan kepalanya. "Aku bisa mengantarmu lebih dulu."

"Kyungsoo, kau seorang Dokter, ada nyawa yang harus kau selamatkan. Aku bisa pulang sendiri, lagipula ini masih sore. Aku bisa menjaga diriku sendiri, Kyungsoo."

Sudut bibir Kyungsoo tertarik hingga membuat senyum yang tipis. "Aku selalu bangga padamu, Hyomin."

"Sudahlah jangan selalu memberiku sebuah rayuan. Kau tak pandai untuk mengeluarkan gombalan, Kyungsoo," canda Hyomin membuat Kyungsoo mengaruk-garukan kepalanya yang tak gatal.

Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang