AL: 22

4.7K 512 71
                                    

Sebelum baca part ini, i have question for y'all. Di sini ada yang udah nikah? Atau sudah beranak? Atau udah ada yang punya cucu?

******

Pantulan bayangan di cermin memperlihatkan wajah Hyomin dengan gaun putih panjang dengan lengannya yang dibiarkan terbuka bebas, matanya terasa berat karena bulu mata palsu dipadukan dan maskara, serta make up tebal yang benar-benar menutupi wajah polosnya. Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Hyomin menggunakan make up setebal ini dan rasanya ingin menghapusnya segara agar wajahnya kembali polos. Lalu gaun yang dipakainya terlalu terbuka, ia tidak suka bahunya dibiarkan bebas begitu saja. Tapi Hyomin hanya bisa pasrah, ini semua adalah pilihan Sehun, mau tidak mau ia harus menuruti pria yang beberapa menit lagi akan menjadi suaminya. Dan langkah pertama menjadi istri yang baik adalah menuruti kata-kata suaminya.

Di dalam lubuk hatinya Hyomin masih merasa gelisah, pikirannya selalu membanyangkan hal yang tidak-tidak, dan itu membuatnya tidak bisa tidur kemarin. Ia masih takut untuk melangkah kejenjang yang lebih serius, Hyomin juga masih takut untuk menjadi seorang Ibu. Belum lagi masa ia sedang hamil, ia takut menyusahkan Sehun saat sedang hamil, apalagi saat melahirkan nanti. Dan yang paling Hyomin takutkan adalah; Sehun tetap menjadi seperti sekarang. Tidak ada yang berubah dari dalam dirinya dan selalu bertindak kasar apalagi sampai membunuh seseorang.

Kemarin malam, Hyomin mengatakan pada Sehun jika ia takut dan trauma terhadap suara tembakan. Selama Hyomin tinggal di sini, Sehun meminta seluruh penjaga untuk tidak menunjukan pistol di hadapan wajah Hyomin, tapi Sehun berjanji akan mengeluarkan Hyomin dari rasa traumanya. Hyomin hanya bisa berharap semua janji-janji yang Sehun ucapkan tidak hanya sekedar omong kosong. Karana Hyomin membenci seseorang yang ingkar pada janjinya.

Pintu terbuka memperlihatkan Sehun yang masuk ke dalam ruang make up. Semua penata rias sudah keluar dari ruangan ini karena tugas mereka sudah selesai. Sehun melangkah mendekati Hyomin yang masih memandang dirinya di depan cermin. Acara akan dimulai beberapa menit lagi dan Hyomin benar-benar gugup. Ia belum siap bertemu dengan para tamu yang sudah diundang oleh Sehun, Hyomin juga belum siap bertemu dengan beberapa temannya. Pasti akan cangung ketika bertemu dengan semua temannya.

Sehun menyentuh bahu Hyomin yang tidak terbalut apapun, jantung Hyomin berpacu begitu cepat, aliran darahnya mengalir begitu kencang. Rasanya begitu gugup dekat dengan Sehun, Hyomin berusaha mengontrol dirinya sendiri agar tidak terlihat gugup di depan mata Sehun. Sehun semakin nakal dengan tangannya, ia melingkarkan tangannya di area bahu Hyomin, bibirnya yang berwarna merah muda menyentuh leher Hyomin hingga membuat wanita itu menggeliat.

"Sehun... hentikan," ucap Hyomin lirih.

"Kau begitu cantik hari ini dan sanggat menggoda," balas Sehun dengan kepalanya yang masih berada di ceruk leher Hyomin dan sesekali menempelkan bibirnya.

"Sehun... nanti ada yang lihat," Hyomin masih memberontak tapi Sehun tetap tidak mau melepas pelukannya. Atau minimal menjauhkan bibirnya yang basah itu dari lehernya.

"ASTAGA!!"

Reflek Sehun melepas pelukannya, kedua melihat ke arah pintu yang sudah menampilkan Nyonya Oh dengan eskpresi yang terkejut. Hyomin semakin malu, ia menundukan kepalanya dan menlipat bibirnya. Sumpah demi Tuhan, Hyomin benar-benar malu!! Sehun benar-benar kurang ajar!! Seharusnya Hyomin memberontak lebih keras lagi agar tadi Sehun bisa melepaskan pelukannya.

Sehun tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah di dalam hatinya. Ia masih ingin lama merasakan tubuh Hyomin yang terlihat sangat menggoda di hadapannya. Ibunya benar-benar menggangu!

"Bu, jangan mengangu kegiatan kami!!" ucap Sehun kesal

"Apa tidak bisa tahan dulu, Oh Sehun?!" suara bentakan Nyonya Oh menggema di ruang make up, sedangkan Sehun hanya memutar kedua bola matanya malas.

Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang