AL: 31

3.9K 405 13
                                    

"Hyomin kemarilah! Belai rambutku!"
"Hyomin jangan abaikan aku!"
"Hyomin jangan tidur dulu!"
"Hyomin cepat bangun!"
"Hyomin, aku sayang padamu."

Setelah satu bulan lamanya menjauh dari Sehun, Hyomin benar-benar merindukan rengekan Sehun yang seperti anak kecil. Semasa hidupnya Hyomin tidak pernah dekat dengan pria manapun, semasa hidupnya Hyomin selalu merasa aneh ketika melihat seseorang yang bermesraan bahkan di tenpat umum. Dan semasa hidupnya, Hyomin selalu mengangap teman-temannya yang sedih hanya karena seorang pria, bahkan ada yang sampai tidak masuk kuliah hanya karena putus dengan kekasihnya. Awalnya Hyomin mengira teman-temannya bersikap berlebihan, mereka bisa sedih secara berlebihan hingga menguras air mata begitu banyak hanya karena seorang pria.

Tapi setelah mengenal Sehun, Hyomin jadi paham kenapa semua teman-temannya begitu gundah saat putus dengan kekasihnya. Meskipun hanya kekasih, tapi saat ini Hyomin sangat paham jika seseorang sudah jatuh cinta dan memberikan hatinya lalu dirusak, rasanya akan sangat menyakitkan. Sekalipun meminta hati itu kembali, semuanya tidak akan utuh karena sudah dirusak. Hyomin tidak pernah mengerti apa definisi cinta yang sesungguhnya, karena selama hidupnya Hyomin tidak pernah merasakan cinta kecuali dari Ibunya. Hyomin tidak mengerti definisi cinta dari seorang Ayah, Hyomim tidak mengerti definisi cinta dari seorang Kakak, bahkan Hyomin tidak mengerti definisi cinta dari seorang kekasih.

Dulu Ibunya pernah berkata, cinta itu adalah perasaan. Rasa dimana ketika seseorang ingin memeliki. Ibunya juga pernah berkata, jika ada seseorang yang mulai mencintainya, ia rela melakukan apapun. Bahkan jika harus mati, seseorang itu tidak akan menyesal atas kematiannya. Karena ia telah berkorban untuk orang yang dicintainya.

Setelah kejadian Hyomin diculik, ia bisa menyimpulkan jika Sehun sudah mencintainya. Tidak mungkin Sehun akan rela mengalami pendarahan di kepalanya karena besi yang dipukul secara berulang-ulang, bahkan saat itu Hyomin masih mengingat senyuman Sehun sebelum ia tak sadarkan diri. Senyumnya begitu indah dan tulus, saat-saat wajahnya dilumuri oleh darah, wajah Sehun masih terlihat sangat tampan. Hyomin benar-benar tidak akan melupakan wajah yang sudah berjuang untuknya. Dan sekarang, wajah itu begitu damai, pucat pasi, matanya terpejam tanda ia kelelahan.

Dibelainya wajah Sehun lembut, di keningnya terdapat bekas jahitan begitu jelas terlihat. Lagi-lagi air mata tidak bisa dibendung dan kembali membasahi pipinya, Hyomin tak kuat menahan tangisnya melihat keadaan Sehun saat ini. Begitu kritis dan miris untuk dilihat. Hyomin membelai pipi, bibir, serta rambutnya. Ini adalah bagian yang selalu Sehun minta untuk dibelai. Hyomin rindu saat Sehun merengek meminta untuk dibelai rambutnya, setiap sebelum tidur Sehun akan merengek meminta untuk dibelai rambutnya.

"Sehun, cepat bangun! Aku tidak mau kau tinggalkan aku, Sehun," ucap Hyomin lirih. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya. "Aku benar-benar minta maaf atas kejadian itu, Sehun," sambungnya.

Ini belum satu hari tapi Hyomin benar-benar rindu Sehun. Setelah melakukan kesalahan yang sangat besar satu bulan yang lalu, Hyomin benar-benar menyesali itu. Seharusnya Hyomin merasakan jadi Sehun, nyawanya terancam dan ia juga terpaksa harus membunuh seseorang. Mungkin jika Hyomin berada di posisi Sehun saat itu, ia juga akan membunuh orang yang telah mengancam nyawanya seperti yang Sehun lakukan. Harusnya Hyomin mengerti keadaan Sehun, harusnya Hyomin mendengar penjelasan Sehun.

Suara pintu terbuka, wanita paruh baya dengan penampilan sederhana memasuki ruang inap Sehun. Hyomin lantas berdiri, menyambut wanita itu dan mempersilahkannya duduk. Itu adalah Nyonya Oh. Sejak tadi malam, Nyonya Oh sama sekali tidak bisa dihubungi, dan baru tadi pagi Nyonya Oh bisa dihubungi. Tidak terlihat ekspresi panik di wajah Nyonya Oh, wanita terlihat santai seperti biasanya.

"Sehun anak yang suka mencari masalah, hidupnya selalu dipenuhi oleh masalah-masalah yang dia buat. Saat ia masih duduk di Sekolah Dasar, Sehun selalu membuat masalah dengan guru-gurunya. Bukan tanpa alasan kenapa Sehun membuat masalah dengan gurunya. Ia kesepian. Sehun pernah mengatakan padaku, ia ingin seperti anak-anak lain, disayang dan dimanja. Sejak kecil, Sehun tidak pernah merasakan itu."

Nyonya Oh berbicara dengan suara lembutnya, tangannya membelai rambut Sehun dengan lembut. Ada sedikit senyum di bibirnya.

"Aku selalu mencoba membuat Sehun merasakan disayang dan dimanja seperti anak-anak lain, tapi Ayahnya tidak membiarkanku memanjakan Sehun seperti anak-anak lainnya. Ia ingin Sehun seperti Ayahnya yang kasar dan kejam. Aku tidak bisa melarang Ayahnya melakukan perlakuan bejatnya pada anakku."

Nada bisa Nyonya Oh tiba-tiba berubah, yang awalnya lembut kini terdengar kesal. Tangannya masih membelai rambut Sehun dengan lembut.

"Tapi, aku selalu bangga pada anak yang nakal ini. Di saat semua orang menjauhinya karena takut pada Ayahnya, di saat semua orang bahagia dengan masa kecilnya yang menyenangkan, di saat semua orang bisa tumbuh dengan cinta dan kasih sayang. Sehun tidak seperti itu. Masa kecilnya tidak bahagia, bahkan ia merena. Tidak pernah merasakan cinta dan kasih sayang pada masa kecilnya. Tapi Sehun bisa menjadi anak yang baik, meskipun ia mengikuti Ayahnya menjadi seorang mafia, Sehun berbeda. Aku tidak menyangka jika ia membangun sebuah panti asuhan dan mengadopsi seekor anjing yang malang."

"...."

"Hyomin, tolong jaga Sehun. Semasa hidupnya, ia dipenuhi dengan kegelapan dan tidak pernah merasakan cinta, apalagi bahagia. Tolong buat ia merasa dicintai, tolong buat ia bahagia, jangan pernah tinggalkan Sehun. Hanya kau Hyomin, kau orang yang tepat untuk hadir di kehidupan Sehun. Sekali lagi, tolong jangan tinggalkan dia."

Tangisan Hyomin semakin menjadi saat mendengar cerita tentang Sehun dari Ibunya. Ia benar-benar menyesal meninggalkan Sehun saat itu.

Hyomin hanya bisa berandai jika Sehun bisa membuka matanya secepat mungkin.

Hyomin hanya bisa berandai jika Sehun bisa membuka matanya secepat mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang