AL: 16

4.9K 560 42
                                    

Sehun menghela nafasnya panjang, pungungnya bersandar pada kursi yang sedan ia duduki. Ia melongarkan dasinya sambil membereskan rambutnya yang sudah berantakan akibat ulahnya sendiri. Jam di dinding menunjukan pukul 17.00 sudah waktunya Sehun untuk meninggalkan ruang kerjanya. Tapi entah kenapa ada seuatu yang membuatnya tidak bisa beranjak dari tempat duduknya sekarang. Seolah ada magnet yang menempel di bangkunya dan dirinya adalah sebuah beso sehingga ia tak bisa bangkit dari tempat duduknya sekarang.

Di dalam tasnya ada sebuah kotak bekal kecil berwarna biru dan bergambar Pororo. Ini begitu memalukan --sangat memalukan. Bagaimana tidak? Seorang yang berwiba dan dikenal seperti Sehun ada sebuah tempat makan kecil bergambar Pororo di dalam tasnya. Sehun bersumpah akan mencekik orang yang memasukan tempat makan itu ke dalam tasnya. Untung saja sedaritadi tidak ada yang melihat kotak makan itu, kalau saja ada yang melihat, harga diri dan martabat Sehun akan turun hanya karena kotak makan sialan itu.

Lagipula, kenapa harus Pororo? Sehun benci Pororo! Ia lebih menyukai Tayo dibandingkan Pororo. Karena bagi Sehun, Tayo adalah bus yang unik. Dia bisa melompat-lompat serta berbicara. Ingin sekali Sehun membeli mobil seperti Tayo, yang bisa berbicara dan bisa mengendarai dirinya sendiri. Jadi setiap pulang dari Kantor, Sehun tidak perlu menunggu Chanyeol yang kadang terlambat menjemput Sehun. Sudah sering sekali Sehun mengur Chanyeol, bahkan sesekali Sehun memberikan pelajaran bagi Chanyeol dengan cara menembak kaki atau tangannya. Terkadang Sehun memberikan pelajaran Chanyeol dengan melemparnya menggunakan sepatu pantofel-nya tepat di kepala Chanyeol. Tapi pria bertelinga lebar iti tetap saja keras kepala, ia sering lalay dengan tugasnya.

Sehun membuka kotak makanan yang ditaruh di sampingnya. Ada sebuah paper note warna kuning dengan pesan singkat tertulis di atasnya.

Dimakan ya, Oh Sehun.

Tertanda, Ahn Hyomin.

Sehun hanya mengernyit melihatnya, kenapa wanita itu memberikannya makan? Sebelumnya Sehun tak pernah diberikan makan oleh wanita itu, bahkan Sehun tidak pernah melihatnya berkerja di dapur. Selama Sehun mengenal Hyomin, wanita itu hanya diam berada di kamarnya, atau dia pergi ke taman belakang, sesekali Sehun menemukannya di perpustkaan. Selama ini, Hyomin hanya duduk di depan laptopnya atau membaca buku yang entah buku apa itu. Melihatnya saja Sehun sudah jijik, apalagi membaca isi buku tersebut. Sehun tidak suka membaca buku, terlebih buku novel yang berisikan tentang percintaan, Sehun bersumph tidak akan pernah membaca buku seperti itu.

Perlahan-lahan Sehun membuka kotak makan tersebut, di dalamnya sudah ada Bibimbap yang terlihat meragukan di mata Sehun. Entahlah ada sesuatu yang aneh di dalam Bibimbap tersebut, Sehun terlalu ragu untuk memakannya. Tapi keraguan itu tidak mengurungkan niat Sehun untuk memakan Bibimbap tersebut. Sehun mulai menyuapkan Bibimbap ke dalam mulutnya. Mata terpejam, ia mendiamkan Bibimbap di dalam mulutnya, perlahan Sehun mulai mengigit Bibimbap tersebut.

Tak lama kemudian Sehun memuntahkan Bibimbap tersebut keluar mulutnya, ia mengambil air putih yang berada di sampingnya lalu meminumnya. Nafas Sehun terengah-engah, ia bersumpah akan memaki Hyomin ketika sampai di mansionnya nanti. Ini adalah makanan paling tidak enak yang pernah Sehun makan. Bahkan Sehun tidak akan pernah memakan Bibimbap buatan Hyomin lagi.

"MAKANAN MACAM APA INI?!" maki Sehun sambil membuang semua Bibimbap yang masih tersisa.

Jika Sehun berada di dalam gua dan hanya Bibimbap Hyomin yang bisa dimakan, Sehun pasti sudah memakan serang-seranga yang ada di sekitarnya dibandingkan Bibimbap buatan Hyomin.

Setelah lidahnya steril dari Bibimbap Hyomin, Sehun kembali menyandarkan pungungnya di kursi yang sedang diduduki. Suara ketukan pintu terdengar di telinga Sehun, padahal ini sudah waktunya pulang masih saja ada orang yang menganggu Sehun.

Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang