Beberapa hari yang lalu, Hyomin bertemu dengan Ibunya. Ia bertanya pada Ibunya bagaimana cara menghadapi seorang laki-laki yang kasar. Mengingat jika Ayahnya sendiri termasuk orang yang kasar dan suka membentak. Ibunya bilang, pria yang kasar bisa luluh dengan kelembutan dan kasih sayang seorang wanita. Dan Ibunya juga mengatakan itu tergantung hati pria tersebut, karena Ayahnya adalah seorang psikopat dan sedikit mengalami ganguan kejiwaan. Jadi hatinya yang keras tidak bisa luluh karena kelembutan dari seorang Ibunya.
Ada sedikit kesamaan antara Ayahnya dan juga Sehun: sama-sama kasar dan suka membentak. Tapi diantara kesamaan tersebut, banyak perbedaan anatara Sehun dan Ayahnya. Meskipun suka membentak, Sehun peduli dengan anak kecil, bahkan ia rela membangun panti asuhan untuk anak-anak yang terlantar. Bahkan Sehun rela meninggalkan foto prewedding saat ada salah satu anak di panti asuhannya sakit. Sehun juga terlihat lembut di depan anak-anak, dan Hyomin menyukai laki-laki yang berinteraksi dengan anak-anak.
Meskipun rencananya untuk meluluhkan hati Sehun gagal karena kecerobohan Hyomin yang memasukan gula dan kunyit ke dalam Bibimbap milik Sehun. Tapi kecerobohan itu tidak akan terulang lagi, semalaman Hyomin belajar masak dengan para pelayan yang berkerja di dapur. Meskipun hasil masakannya masih sama seperti sebelum-sebelumnya, tapi bukan Hyomin jika tahu apa kata 'menyerah'. Menjadi seorang Dokter saja Hyomin tidak menyerah, apalagi belajar memasak. Karena memasak akan menjadi tugas Hyomin ketika ia menikah. Meskipun sejujurnya di dalam hatinya masih ada setitik rasa benci pada Sehun, tapi Hyomin tidak akan pernah lupa dengan tugasnya.
Seperti saat ini, dengan saran dari Ibunya untuk menghadapi laki-laki yang kasar dan cara memasak yang baik. Hyomin mengikuti cara-cara yang diberitahu oleh Ibunya. Setelah bermenit-menit di dapur, Hyomin akhirnya berhasil menciptakan sebuah Bibimbap yang lebih baik dibandingkan kemarin. Hyomin tersenyum banga melihat hasil masakannya, semoga kali ini Sehun menyukai masakannya. Meskipun kemarin ia hampir meracuni Sehun.
Hyomin membereskan meja makan dan menyiapkan sarapan untuk Sehun. Ia juga menyiapkan bekal yang berisikan Bibimbap ke dalam kotak makan milik Sehun. Suara langkah kaki terdengar di gendang telinga Hyomin, ia merapihkan bajunya yang sedikit berantakan karena aktivitasnya di dapur. Di ambang pintu, sudah ada Sehun dengan kemeja hitam andalannya, tanpa menggunakan dasi dan juga belum memasang jas. Dengan hati-hati Hyomin melangkah ke hadapan Sehun dengan sudut bibir yang tertarik.
"Sehun... kau datang. Mana dasimu? Biar aku yang pasang untukmu," ucap Hyomin dengan suaranya yang lembut.
Tidak ada respon dari Sehun, ia hanya diam memandang Hyomin dengan tatapan yang datar. Sedangkan Hyomin masih menjaga senyum agar tidak luntur dari wajahnya.
"Sebaiknya kau tidak usah berkerja terlebih dahulu dan ikut aku," balas Sehun dengan suara khasnya yang dingin.
Alis Hyomin saling bertautan. "Kemana?" tanyanya bingung.
"Pendeta."
"Untuk apa?"
"Untuk mengeluarkan iblis dalam tubuhmu. Sepertinya kau dirasuki oleh sosok-sosok yang ingin membunuhku," Sehun kembali bersuara dengan nada yang tidak senang.
Seketika wajah ramah Hyomin berubah menjadi sebuah ekspresi yang marah. Ia mencubit lengan Sehun begitu kuat.
"Hei! Apa-apaan ini?!" bentak Sehun sambil mengelus-ngelus lengannya yang baru saja dicubit oleh Hyomin.
"Aku serius, Sehun!! Mana dasimu?! Aku akan memakaikannya untukmu!" Hyomin berbicara dengan nada yang mulai meninggi.
"Tidak! Aku yakin kau bukan Hyomin!" Sehun semakin membentak dan memundurkan tubuhnya satu langkah dari Hyomin. "Keluarlah kau iblis!" ucap Sehun geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artificial Love
FanfictionHyomin tidak sengaja melihat sebuah pembunuhan di Rumah Sakit ketika ia baru saja selesai dari tugasnya. Pembunuhan di hadapannya itu benar-benar membawa sebuah trauma lama yang kini terbuka kembali. Sebuah fakta mengejutkan kalau Hyomin harus dijod...