Sama-sama
(Kali aja gitu ada yang bilang makasih udah tiga kali up)******
Seharusnya, jika ada seseorang yang ditunangkan mereka akan terlihat bahagia, bahkan sangat bahagia. Karena akan menempuh hidup yang baru, membuka lembaran baru dalam hidupnya, menulis kisah yang baru dalam hidupnya, dan akan ada kebahagiaan baru di hidupnya. Tapi berberbeda dengan Hyomin, wajahnya sama sekali tak terlihat bahagia, ia malah terlihat sendu bahkan matanya sudah berkaca-kaca. Wajahnya cantik dengan sapuan make up yang sedikit tebal, serta gaun putih yang indah dengan hiasan bunga berada di bahu kirinya. Seharusnya setiap wanita yang memakai baju seperti ini, ia terlihat bahagia dan gembira.
Sekali lagi, hanya 'seharusnya'. Tapi kenyataannya, Hyomin sama sekali tak mensyukuri memakai baju yang ia kenakan saat ini. Ia ingin melepasnya dan melemparkan baju itu ke dalam kobaran api agar benar-benar menghilang. Lalu, ia ingin menghapus make up yang membuat wajahnya terlihat cantik dan angun. Jika bisa mengulang waktu, Hyomin akan kembali ke prolog dan tidak akan melihat kejadian pembunuhan di depan matanya sehingga membuat hidupnya di setiap chapternya menderita.
Dan tempo hari lalu, Hyomin kehilangan harga dirinya dan ia merasa menjadi wanita paling kotor di dunia. Pria yang beberapa jam lagi akan menjadi tunangannya memperlakukannya seperti seorang jalang. Mengingat kejadian itu, Hyomin benar-benar ingin menangis, dirinya telah dilecehkan dan ia benar-benar merasa kotor --bahkan sangat kotor. Ia merasa malu pada dirinya sendiri setelah mengalami kejadian itu, meskipun Sehun adalah calon suaminya, ia tak bisa semena-mena melakukan Hyomin seolah sudah menjadi istri sahnya. Meskipun sudah menjadi istri sah, Hyomin pun tak sudi memberikan dirinya pada Sehun! Jika Sehun tak memaksanya, mungkin Hyomin tidak akan memberikan dirinya.
Tapi semua kejadian yang terjadi itu adalah skenario Tuhan. Tuhan menciptakan skenario kehidupan seseorang dan semua itu pasti ada tujuannya. Selama ini, Hyomin mencari tahu apa tujuan dari skenario yang Tuhan ciptakan untuknya. Bertemu dengan seseorang yang sedang membunuh, lalu dijodohkan dengan seseorang itu, bahkan dalam dekat seorang psikopat itu akan menjadi suaminya.
Hyomin mendesah, ia pasrah dengan takdir yang memaksanya melawan ketakutan terbesarnya --hidup dengan seorang psikopat. Ia menjadi teringat dengan Ayahnya, sudah lama sekali Hyomin tak bertemu dengan Ayahnya. Jujur, jika Hyomin mengatakan tak rindu dengan Ayahnya maka Hyomin berbohong. Hyomin merindukan Ayahnya, meskipun sedikit, karena ia benar-benar takut bertemu dengan Ayahnya.
Matanya bertemu dengan bayangan dirinya pada pantulan cermin, entahlah ini Hyomin atau bukan, yang jelas waniat di hadapannya begitu cantik dengan baju dan make up senada. Tapi wajahnya terlihat sendu dengan mata yang berkaca-kaca. Nafas Hyomin berhembus pelan, dulu prinsip hidup Hyomin adalah; jalani hidup sesuai yang kita mau. Anggap hari ini adalah hari terakhir kita.
Tapi saat ini --lebih tepatnya saat bertemu dengan Sehun. Prinsip hidupnya menjadi; jalani saja hidup sesuai arus.Terdengar pasrah, tapi Hyomin memang pasrah dengan semua ini. Ia takut karirnya sebagai Dokter akan berantakan karena pikiran-pikirannya. Pikirannya kini sudah berantakan dan dia itu membuatnya stres.
Suara ketukan pintu terdengar di telinga Hyomin, Hyomin masih menatap dirinya sendiri di depan cermin, kakinya terlalu malas untuk melangkah dan membuka pintu ruang make up. Beberapa menit yang lalu Hyomin meminta seluruh penata rias untuk keluar dari sini, Hyomin benar-benar ingin sendirian di ruang ini. Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya masuk ke dalam ruang pribadinya. Taeyeon --Ibu Hyomin, dengan langkah perlahan, Taeyeon menghampiri Hyomin yang sedang memandang dirinya di depan cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artificial Love
FanficHyomin tidak sengaja melihat sebuah pembunuhan di Rumah Sakit ketika ia baru saja selesai dari tugasnya. Pembunuhan di hadapannya itu benar-benar membawa sebuah trauma lama yang kini terbuka kembali. Sebuah fakta mengejutkan kalau Hyomin harus dijod...