Ada gak nih? Kok pada komen kosong? Iklan ramayana ya?
****
Hyomin melepas ikat rambutnya, ia menghela nafasnya dan menyandarkan pungungnya di kursi ruang pribadinya. Tugas hari ini sudah selesai, Hyomin lega setelah satu hari berada di rumah sakit dan satu hari ini Hyomin merasa sangat tidak fokus untuk bekerja. Sangat beresiko ketika seorang Dokter tidak fokus dalam perkerjaannya, beberapa orang menyarankan Hyomin untuk pulang terlebih dahulu. Tapi Hyomin tetap keras kepala, ia masih ingin melanjutkan tugasnya, jangan hanya karena satu masalah kinerjanya menjadi menurun.
Beberapa sudah memberikan komentar pada Hyomin karena kinerjanya menurun. Masalah-masalah yang membebani kepalanya sungguh membuat Hyomin merasa terbebani. Semakin hari, masalah yang Hyomin hadapi semakin besar dan Hyomin semakin merasa bahwa beban yang ada di pundaknya ini bukannya berkurang, malah bertambah. Benar kata orang, semakin bertambahnya usia masalah akan semakin besar. Jika tahu seperti ini, Hyomin sangat menyesal saat kecil ia ingin cepat-cepat menjadi dewasa. Setelah dewasa Hyomin ingin kembali lagi ke masa kecilnya dulu. Masa yang menyenangkan, masa dimana Hyomin hanya tahu bermain, dan masa dimana Hyomin bisa menangis hanya karena jatuh dari sepeda.
Kepalanya terasa sangat pusing. Ia ingin cepat-cepat pulang ke mansion tempat tinggalnya sekarang. Bahkan saat pulang nanti, Hyomin hanya ingin menengelamkan wajah di bantal dan tidak ingin berinteraksi pada siapapun, termasuk Sehun. Hyomin berharp saat pulang nanti, Sehun tidak mendusal-dusalkan kepalanya di lehernya lagi. Atau minimal ia tidak merengek minta Hyomin memainkan rambutnya. Semoga Sehun mengerti keadaan Hyomin saat ini.
Hyomin menatap sekeliling ruangannya, rasanya begitu sepi tanpa ada seseorang yang berkunjung ke sini. Dulu, saat Hyomin resmi menjadi seorang Dokter, Kyungsoo adalah orang pertama yang memberikannya selamat. Dengan wajahnya yang malu-malu, Kyungsoo memeluk tubuh Hyomin erat-erat --bahkan sangat erat. Hyomin tidak akan pernah melupakan pelukan tererat Kyungsoo saat itu. Di meja Hyomin tidak terlalu banyak barang-barang, tapi dari sekian banyak barang yang ada di meja Hyomin. Ada satu barang yang menarik perhatiannya.
Itu adalah bingkai foto, dan di dalamnya sudah ada fotonya dengan Kyungsoo yang sama-sama menunggukan jaket Dokter. Kyungsoo terlihat begitu tampan dengan jaket yang melekat pada tubuhnya. Hyomin merindukan Kyungsoo menggunakan jaket itu, ia terlihat tampan dengan wajah yang seperti anak kecil dan postur tubuh tidak terlalu jauh darinya. Setetes air mata keluar dan kembali membasahi pipi Hyomin, ruangan ini sangat sepi tanpa ada lelucon yang keluar dari mulut Kyungsoo. Hyomin benar-benar merindukan Kyungsoo, padahal ini baru satu hari Kyungsoo pergi dari hidupnya. Tidak bisa dibayangkan jika Kyungsoo benar-benar pergi dan Hyomin tidak bisa melihatnya lagi.
Hyomin menghela nafasnya panjang, tidak seharusnya ia menangisi Kyungsoo secara berlarut-larut seperti ini. Belum tentu Kyungsoo juga menangisinya secara berlarut-larut seperti ini. Pasti Kyungsoo sudah menemukan orang-orang baru, dan bertemu dengan teman-teman baru. Bahkan Hyomin yakin, Kyungsoo telah menemukan sahabat baru, sahabat yang tidak akan pernah menyakitinya lagi dan pasti Kyungsoo sudah berbahagia di tempat barunya.
Suara ponsel berdering, Hyomin melirik ponsel yang berada di atas meja. Dipandangnya layar ponsel tersebut dan menampilkan nama Sehun di sana. Hyomin sempat lupa jika Sehun bilang ia akan menjemputnya. Padahal Hyomin bisa pulang sendiri, tapi Sehun bersikeras untuk menjemput Hyomin. Karena Sehun ingin menjadi suami yang berguna bagi Hyomin.
Sehun: keluarlah, aku sudah berada di depan. Cepat ya, aku rindu.
Hyomin tersenyum, suaminya itu selalu melebih-lebih kan. Dan hanya Sehun yang bisa membuat mood-nya naik, semoga saat Hyomin berada di dekat Sehun, suaminya benar-benar bisa menaikan mood-nya. Hyomin mengambil tasnya lalu melangkah keluar dari ruang pribadinya. Suasana di luar rumah sakit terlihat ramai, banyak orang yang berlalu-lalang dengan keluarga tercintanya. Dulu saat Hyomin masih koas, ia pernah mengatakan pada Kyungsoo jika Hyomin iri melihat orang-orang yang sedang berbahagia denga keluarganya. Keluarga yang lengkap yang berisikan Ayah, Ibu, Kakak, dan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artificial Love
FanfictionHyomin tidak sengaja melihat sebuah pembunuhan di Rumah Sakit ketika ia baru saja selesai dari tugasnya. Pembunuhan di hadapannya itu benar-benar membawa sebuah trauma lama yang kini terbuka kembali. Sebuah fakta mengejutkan kalau Hyomin harus dijod...