4. Comfortable Feeling

1.1K 48 1
                                    

"Rasa nyaman tak perlu diukur dari seberapa banyak yang perhatian kepadamu, tapi cukup satu ketulusan"

***

Rangga....! Rangga....! Rangga....!

Suara teriakan remaja putri dan putra dari kelas 10 sampai kelas 12 yang sedang menonton pertandingan persahabatan antara tim basket SMA Taruna dan SMA tetangga. Rangga adalah kapten tim basket, ia hanya ingin satu kata dalam setiap pertandingan yaitu "Menang". Sebagai kapten, dia memang tegas dan membenci kata terlambat. Disiplin adalah yang utama dalam hidupnya, bahkan dalam segala hal. Selain itu, dia juga terkenal dingin dengan yang namanya wanita. Telah banyak cewek di sekolahnya yang harus patah hati duluan sebelum melakukan pendekatan, aneh tapi nyata. Sorakan dari penggemarnya dia anggap sebagai penyemangat saja, bukan karena permainannya yang bagus. Karena hari ini untuk pertama kalinya dia kecewa dengan hasil yang diperoleh timnya. Kalah adalah hal yang telah ia tinta merah dalam karirnya sebagai pemain basket di tim inti SMA Taruna.

Setelah permainan selesai, dia langsung meninggalkan lapangan tanpa menyapa rekan setimnya terlebih dahulu. Semuanya sudah mengerti sifat dan wataknya, sehingga mereka pun tidak keberatan. Rangga kemudian masuk ke kelasnya setelah menggantikan pakaian seragam, sepertinya hati Rangga sedang tidak bersahabat. Sikapnya dingin membuat seluruh teman-teman sekelasnya merasa takut untuk menyapa ketika melihat raut wajah Rangga yang kusut, seperti pakaian yang belum disetrika. Tapi hanya ada satu cewek di sekolahnya yang berani kepadanya, dalam keadaan moodnya baik ataupun tidak, Floris. Sebagai sahabat yang telah mengenal Rangga sejak kecil, tentu ia tidak merasa takut sedikitpun. Bahkan ia tidak akan membiarkan sahabatnya terus kesal karena kekalahan timnya. Hanya Floris yang mampu membuat Rangga kembali tersenyum ketika hatinya bermasalah. Hadirnya seolah membawa aura positif yang menenangkan bagi Rangga.

"Kenapa tuh muka? Kusut amat," cibir Floris sambil meletakan lengannya di bahu Rangga.

"Gak kenapa-napa Flo, habis kalah main. Bete gue," jawab Rangga datar.

"Oalah, Rangga Mahesa. Cemen banget sih lo, baru kalah sekali aja. Muka ampe kusut kayak baju numpuk," ejek Floris lagi.

"Ini bukan soal kalah juga Flo, tapi harga diri. Cowok akan melakukan apa aja buat jaga harga dirinya, hari ini hal yang tidak akan terulang lagi dalam sejarah basket SMA Taruna," tegasnya, matanya menatap teduh wajah Floris.

Floris spontan menepuk tangan, dia merasa bangga memiliki sahabat se-optimis Rangga. Senyum indah pun terpampang di wajah cantiknya.

"Ini baru sahabat gue. Jadi sekarang, mendingan tu bibir senyum ya," Floris mencubit pipi Rangga.

"Makasih ya selalu bikin hari-hari gue good mood. Bagaimana ya, gue jalanin hari-hari gue tanpa lo. Mungkin kayak sayur tanpa garam," ujar Rangga, berhasil membuat wajah Floris memerah merona merasa tersanjung.

"Apaan sih lo Ga? Gue gak kan kemana-kemana. Gue selalu tinggal di samping rumah lo, selalu gangguin lo malam-malam, selalu ngejekin lo, selalu minum milkshake coklat lo tanpa pamit. Dan selalu bikin lo good mood terus, sueerrr," jawab Floris mengangkat tanggannya membentuk hurup V.

Rangga dan Winis seperti dua anak manusia yang saling melengkapi, jika dalam film korea ada pasangan song couple. Nah, di sekolah ini ada mereka, Rangga dan Floris. Berbeda hobi, sifat dan karakter. Tapi mereka bisa menjadi sahabat yang saling melengkapi, juga saling mendukung. Yakin tidak akan ada cinta? Mungkin ada. Tapi saat ini mereka hanya menikmati hubungan persahabatan yang baik juga tetangga yang menyenangkan.

Rangga terkekeh mendengar ucapan Floris, terlihat lucu ketika Rangga memperhatikan bibir kecilnya berucap bawel. Dia hanya menatap Floris dengan senyum tipis. Tanpa mengubah pandangannya sedikitpun.

Cool Bad Boy & Beautiful KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang