"Terkadang orang tak mampu menyampaikan rasa dihatinya secara langsung, namun dia punya cara sendiri menunjukkannya"
* * *
Setelah istirahat tiba, Rangga langsung menghampiri Stella di kelasnya. Stella baru saja membereskan buku-buku matematikanya, kedatangan Rangga pun mengejutkannya, terlihat dari tatapannya saat ia menatap Rangga.
"Rangga...! Tumben ke kelas gue?" tanya Stella menyambut pujaan hatinya dengan senyuman.
"Ada sesuatu yang ingin gue tanyain sama lo, ada waktu kan?" tanya Rangga.
"Oke Ga, gue selalu ada waktu kok. Kebetulan lo disini, gue ingin kasih tau satu hal sama lo tentang hubungan kita," ujar Stella.
"Maksud lo?" tanya Rangga penasaran.
"Gini Ga, mulai hari ini dan seterusnya gue udah gak di anterin bodigat papa lagi, jadi gue bisa bareng lo dan bisa main sama teman-teman gue tanpa adanya mereka," jelas Stella.
"Ow gitu, boleh tau alasannya?"
"Gue harap lo gak cemburu ya Ga," ucap Stella dengan raut wajah takut, seraya menggigit bibir bawanya. Dia khawatir jika kejujurannya akan membuat Rangga marah.
"Cemburu? Emang ada apa sih sampai gue cemburu?" Rangga masih penasaran dengan perkataan Stella.
"Karena yang membantu gue bisa bebas dari bodigat papa adalah...." Stella menghentikan ucapannya.
"Siapa Stel? Kok jadi gugup gitu," ujar Rangga menatap Stella.
"Joe." jawabnya.
"Gue gak salah denger kan?" tanya Rangga terkejut.
"Iya Joe, dia yang membantu gue dan dia ingin kita bisa kayak dulu lagi," jelasnya.
"Bentar, bentar. Joe bantuin kita? Ada yang gak beres pasti," terka Rangga.
"Maksud lo Ga?"
"Dia ngelakuin ini pasti ada sesuatu yang dia inginkan dari lo Stel, gak mungkin dia mau bantuin lo sama gue kalo gak ada maksudnya, jujur sama gua Stel. Kesepakatan apa yang kalian buat?" tanya Rangga seraya menatap Stella lebih dalam. Dia mengenal Joshua, sejauh ini dia tidak pernah melihat sisi baik dari sosok Joshua Bramesta itu.
"Gak ada apa-apa kok Ga, Joe bantuin gue karena memang dia ingin bantuin Gue," tangkis Stella, ia tidak ingin berkata yang sebenarnya. Dia tidak ingin membuat Rangga berpikiran yang lain.
"Oke gue percaya lo Stel, tapi kok bisa papa lo percaya sama Joe. Setahu gue, lo sama Joe bukan kerabat maupun sahabat," Rangga masih ragu dengan jawaban Stella.
"Jadi gini Ga, papa sama papanya Joe itu rekan bisnis. Beberapa hari yang lalu kami bertemu dengan keluarga Joe, bicara panjang lebar. Dan akhirnya papa ingin Joe jagain gue di sekolah, sementara gue dan Joe memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa terbebas dari bodigat-bodigat papa itu," jelasnya.
"Semoga saja anak itu gak punya rencana lain dari kebaikannya," ujar Rangga.
"Lo tenang aja Ga, gue akan baik-baik aja. Lo tau gak, gue kangen masa-masa ini sama lo. Udah lama banget lo gak samperin gue di kelas, sekalipun datang hanya sekedar ngucapin kangen," bibir Stella tersenyum stelah mengutarakan kerinduannya kepada Rangga.
"Gue juga kangen hari-hari bareng lo, semoga perasaan lo gak pernah berubah sama gue," ucap Rangga seraya mengelus pelan pipi Stella yang merona.
"Sampai kapanpun, perasaan gue tetap sama, penghuninya cuma satu, dia adalah Rangga mahesa." ujar Stella kemudian tertawa penuh kebahagiaan.
Rangga pun ikut menikmati kebahagiaan Stella dan tertawa bersama. Ia merasa sangat bahagia ketika melihat wajah Stella tak lagi muram seperti biasanya, melainkan penuh dengan keceriaan. Rangga memang benci sama Joshua, tapi untuk kali ini dia berterima kasih telah mengembalikan tawa dari wajah Stella yang selama ini hilang.
"Stel, gue seneng banget lo kembali tertawa kayak dulu. Tetap cantik dan selalu bikin gue tenang saat natap lo,"
Stella yang mulai terbang mendengar kalimat Rangga itu, kini hanya bisa tersenyum lebar bertabur kebahagiaan yang tiada tara.
"Ga, gue boleh minta sesuatu sama lo?"
"Apa Stel?"
"Gue ingin ada lo di hari-hari gue Ga, nemenin gue bahagia maupun gue sedih, karena cuma lo bahagia gue saat ini, besok dan nanti, tetaplah menjadi kebahagian terindah dalam hidup gue," pinta Stella dengan nada haru.
"Gue janji sama lo, gue gak bakal ngebiarin air mata jatuh di pipi lo lagi, gue sayang sama lo," ucap Rangga melemparkan senyum hangat, seketika membuat hati Stella tenang.
"Gue juga, thanks ya Ga."
Rangga mengangguk seraya mengelus pipi Stella yang masih merona. Sekarang mereka pun bisa merasakan kebahagiaan yang pernah hilang, Rangga pun berterima kasih kepada Joshua yang bersedia membantu hubungan mereka kembali membaik, sekalipun Rangga tidak pernah menyampaikan hal itu. Tapi tetap saja permusuhan Rangga dan Joshua tidak pernah berhenti, mereka tetaplah rival dalam segala hal.
Joshua yang dari tadi berada di balik jendela turut bahagia dengan apa mereka rasakan, meskipun Joshua membantu Stella karena ada alasan lain. Tapi sekarang, dia lega karena bisa melihat temannya bahagia, setidaknya itulah yang pantas dirasakan Stella, bukan terkurung dalam aturan papanya yang berlebihan.
"Ternyata ternyata hidup itu sederhana, selalu ada cinta didalamnya maka kebahagiaan akan selalu tercipta," gumam Joshua dan meninggalkan kelas Stella.
* * *
TBC...
Jangan bilang kalo kalian gak baper ya di part ini. Ada yang ingin punya pasangan kayak Rangga? Jangan lupa komentarnya ya. Sampai ketemu di part berikutnya. Dengan keseruan yang lebih dari ini.
Penasaran kan, lagu yang bakal Joshua nyanyikan buat Floris di ulang tahun Aletta. Tetap stay di cerita ini ya, dan jangan lupa berikan vote jika suka cerita ini. see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Bad Boy & Beautiful Ketos
Teen FictionHigh School Series #2 ~ ~ ~ ~ Siapa yang tidak mengenal ketua osis cantik, tegas dan populer di SMA Taruna, namanya Floris Diandra. Hidupnya selalu terusik dengan kehadiran cowok bad boy sekaligus playboy bernama Joshua Bramesta. Dalam kamus hidupny...