10. Open Your Heart, Please !

770 26 1
                                    

"Wanita itu unik, tak perlu terus-terusan mengejarnya, tapi cobalah sekali-kali kamu diam, mungkin dia akan merindukanmu"

* * *

Bel istirahat berbunyi, pelajaran pun selesai, namun tugas menumpuk seperti cucian kotor. Tugas -tugas itu harus diselesaikan hari ini, kemudian dikumpulkan setelah bel pulang sekolah. Floris kemudian bergegas menghampiri Rangga yang baru saja memasukan buku-bukunya ke tas, sejak tadi wajah Rangga masih membeku seperti es. Ada hal yang dia sembunyikan sejak kedatangannya tadi pagi.

"Ga, bantuin gue dong, mumet banget sama materi ini," ujar Floris menyandarkan lengannya di bahu Rangga.

"Gue juga kali, kan lo tau gue paling benci sama pelajaran matematika sejak SD," jelas Rangga.

"Terus? Gimana dong?" tanya Floris kebingungan. Dia sebenarnya bukan tidak bisa, hanya saja sedang mumet dan tidak bersemangat mengerjakan 10 soal matematika kali ini.

"Tenang-tenang, gak usah panik, gue udah dapat bantuan nih," ucap Aletta yang tiba-tiba menghampiri. Entah dari mana dia datang, seperti jelangkung saja, menghilang seketika.

"Dapat sumber dari mana lo? Tumben banget lo rajin, biasanya paling gak peduli sama tugas matematika," tanya Floris, ia melirik Aletta yang tersenyum nyengir tidak jelas. Ia masih penasaran.

"Ada deh, lo tenang aja. Istirahat kedua tugasnya selesai. Oke. Percaya sama gue, gini-gini gue pengen lulus dengan nilai bagus kali Flo," jawabnya dengan senyum yang tidak menyakinkan. Tapi mau tidak mau Floris maupun Rangga harus mempercayainya kali ini.

"Oke. Oke, kali ini gue ikut sama lo," ucap Rangga.

"Gue juga," Floris menambahkan. Tapi gue bakal cek lagi, untuk memastikan kebenarannya.

"Gitu doang. Yaudah gue ke kantin duluan ya. Seseorang lagi nunguin gue," ujar Aletta seraya beranjak meninggakan Rangga dan Floris yang masih bingung, dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi dengan Aletta hari ini, berubah hingga 180 derajat dari biasanya. Rangga dan Floris keluar dari kelasnya dan duduk di taman sekolah, tidak jauh dari kelas mereka.

"Ga, emang Aletta punya pacar?" tanya Floris.

"Mana gue tau, kan lo sahabat dekatnya, kenapa emang kalo dia punya pacar? Takut kesaing lo?" ejek Rangga.

"Apaan sih lo, gue cuma penasaran aja, gue gak mau dia disakiti lagi sama cowok," jelas Floris beralibi, ia berusaha menyelematkan diri karena dia sendiri sampai detik ini belum punya pacar.

"Owh, kirain takut gak punya temen yang berstatus JOMLO AKUT." Rangga menekan kata JOMLO AKUT.

"JOMLO AKUT? Denger ya sahabatku Rangga Mahesa yang baik, ganteng, ngangenin. Gue jomlo bukan karena gue gak laku, tapi gue lagi milih hati yang tepat untuk gue sayangi. Karena hampir semua cowok itu sama, kalo gak cupu ya pastinya brengsek, jadi gue mesti hati-hati," jelas Floris mencoba meyakinkan Rangga.

"Gue brengsek dong, soalnya gue gak cupu," ledek Rangga.

"Iya lo brengsek, karena lo gak pernah peka sama perasaan orang lain," ucap Floris.

"HAHAHA, karena gue anggap perasaan mereka semua itu cuma rasa kagum aja, bukan rasa sayang. Karena itu gue gak pernah peduliin. Lagi pula gue udah punya Stella kan, kayaknya dia masih sayang banget sama gue, itu sih kata Lavina. Gue gak tau bener apa gak," ujar Rangga menatap Floris. Hati Floris sedikit remuk sih mendengar hal itu, sisi lain dia bahagia karena sahabatnya selalu menemukan kebahagiannya sendiri.

"Lo seharusnya temuin dia, minta kejelasan, minta kejujuran dan kepastian. Jika dia udah gak mau jadi pacar lo, mending lo gak usah susah payah ngejar-ngejar dia, karena hidup lo bukan hanya tentang dia. Tapi ada gue, hobi lo, dan juga impian lo Ga. Gue care sama lo," Floris melemparkan senyum hangat dihadapan Rangga.

"Thanks ya Flo, dari dulu lo gak pernah berubah. Gue suka senyum manis lo," Rangga menatap Floris tanpa sedikitpun berkedip.

"Lo liatin gue jangan lama-lama, gue takut jatuh cinta sama lo entar," ledek Floris seraya mengalihkan pandangannya ke lapangan basket melihat siswa-siswa sedang bermain basket.

"Lo aneh ya, jatuh cinta aja takut," cibir Rangga.

"Bukan jatuh cintanya yang gue takutin, tapi gue takut cinta gue gak kebalas, HAHAHA," jawab Floris disertai tawa kecil.

"Flo, dengerin gue ya. Gak bakal ada cowok yang berani nolak cinta cewek sepopuler lo, siapa sih yang gak kenal ketua osis cantik. Makanya lo jangan galak-galak sama anggota lo, entar cowok-cowok pada takut deketin lo. Banyak banget yang pada ngantri tuh nunggu lo buka hati buat mereka, asal lo jangan pernah pacaran sama Joshua, TITIK!!!" tegas Rangga. Dia tidak pernah rela sahabatnya harus dekat dengan cowok playboy itu. Apapun alasannya, Rangga tidak pernah ingin hal itu terjadi.

"Tenang aja, hati gue udah ketutup buat cowok-cowok brengsek. Udah ah, ke kantin yuk, gue laper Ga, traktir ya," ucapnya dengan wajah memelas, dia memang selalu bersikap manja dengan Rangga. Bukan hal yang aneh, tapi sudah menjadi kebiasaannya, hal itulah yang membuat Rangga nyaman.

"Kebiasaan lo, ayok! Lo boleh makan apa aja, gue bayarin, asal lo janji akan selalu bahagia setiap saat."

"Gue janji," ucap Floris, seraya melingkari lengannya di bahu Rangga. Mereka pun menuju kantin.

Terkadang bersahabat, lambat laun juga bisa membuatnya jatuh cinta. Tapi bagi Rangga dan Floris, persahabatan mereka bukan hanya sekedar teman curhat, tapi seperti saudara kandung yang selalu ada dalam suka maupun duka. Sikap manja dan bawel yang ada pada Floris, justru membuat Rangga merasa nyaman.

* * *

Joshua dan Nathan ternyata sudah berada tidak jauh dari keberadaan Rangga dan Floris tadi, diam-diam dia memperhatikan mereka sejak berada di taman itu. Tapi Joshua hanya bisa menatap dari jauh, karena memang hanya itu yang dia bisa lakukan jika Floris sedang bersama Rangga. Dia tidak ingin berurusan dengan Rangga hanya karena Floris.

"Joe, lo masih nekat perjuangin dia?" tanya Nathan.

"Kenapa enggak, ini baru di mulai kok Nat," jawab Joshua.

"Lo yakin bisa taklukin dia, Rangga selalu bersamanya, bahkan sangat dekat, lo gak takut kesaing?" tanya Nathan lagi.

"Gak, kenapa harus takut, mereka cuma sahabatan, dan lagi pula Rangga masih pacar Stella, jadi gak mungkin dia jadi saingan gue," jawab Joshua santai. Dia tidak pernah berpikir sesulit itu dalam segala hal yang dia lakukan. Dia hanya tahu, berjuang adalah cara mencintai seseorang.

"Gue sih pengen ngasih saran aja buat lo, kalo lo mau sih," ujar Nathan.

"Apaan?"

"Lo gak perlu terus-terusan ngejar dia, coba deh sekali-kali lo diam dan cuekin dia, mungkin aja dia bakal kangen lo, cewek itu kayak gitu. Saat dikejar malah ngejauh, tapi giliran didiemin malah kangen, percaya sama gue," jelas Nathan.

"Belajar dari mana lo bisa sebijak itu ngomong sama gue? Kayaknya saran lo bagus juga, gue coba ya," kata Joshua tersenyum tipis. Dia selalu optimis, suatu saat nanti dia bisa membuat hati Floris terbuka untuknya.

Dia berharap, hati Floris terbuka sekalipun hanya sekali saja. Karena baginya, membuat Floris percaya itu yang sulit daripada membuatnya bahagia setiap hari. Dia hanya menunggu satu kesempatan dalam hidupnya, entah kapan hal itu terjadi. Dia selalu berusaha memperjuangkan cinta yang memang harus diperjuangkan, dia percaya hatinya tidak pernah salah menempatkan hati di tempat yang seharusnya dan hati Floris adalah tempat terbaik untuk dia titipkan cintanya yang tulus. Cinta yang pertama kali dia alami seumur hidup, karena itu dia tidak ingin membuat hatinya terluka jika tidak mampu membuat Floris yakin dengan ketulusannya.

* * *

TBC....

Hai gaes... Thanks uda mau baca ceritanya. Selalu dukung dan komentar ya ceritanya.

Semoga suka dengan part ini... Setiap akhir part, aku bakal selalu ngasih quote buat kalian semua. Semoga bisa membuat kalian selalu menunggu part-part berikutnya. See you.

Quote of the day: "Jika lo suka sama seseorang, jangan pernah menyerah. Perjuangin terus jika lo yakin dia pantas diperjuangin. Karena kita gak pernah tahu apa yang terjadi di depan nanti"

Cool Bad Boy & Beautiful KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang