5. Still Hate You

1K 38 9
                                    

"Bagi seorang wanita, hati yang pernah membenci, selamanya tak akan mudah menerima"

***

Hari ini hari yang menyebalkan untuk Floris. Bagaimana tidak, setelah bel istirahat dia harus menyelesaikan tugas tambahan pelajaran biologi dan harus dikumpulkan sebelum bel masuk. Dia melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, tidak terlalu jauh dari kelasnya. Sebelum dia sampai ke perpustakaan, ada masalah lain yang menghampirinya. Siapa lagi kalo bukan bad boy yang paling menyebalkan di matanya, Joshua. Di matanya Joshua adalah satu-satunya cowok paling sombong dan paling tidak berkemanusiaan terhadap wanita, salah satu hal yang membuat Floris membencinya karena Joshua sudah berani membuat hati sahabatnya patah, Aletta Jocelin, sahabatnya dari SD. Floris memang tidak tahu persis siapa yang salah, tapi sikap cowok yang menyakiti perasaan wanita tetaplah sesuatu yang tidak berkeprikemanusiaan. Kini Joshua sudah ada dihadapan Floris, dia sengaja mencegat langkah wanita cantik itu yang tengah terburu-buru ingin menyelesaikan tugasnya.

"Gue mau bicara sebentar, dan lo harus dengerin gue !" titah Joshua dengan menaikkan alisnya.

"Emangnya lo siapa merintah gue, eyang gue aja gak pernah kayak gitu, saraf lo!" ketus Floris dengan wajah sinis.

"Sebentar, penting, gak bakalan habisin waktu gak penting lo kok," ucap Joshua memaksa.

"Udah buruan, gue gak punya banyak waktu sama cowok kayak lo, tugas gue numpuk," Floris masih saja bersikap sinis, dia tidak pernah takut sedikitpun dengan Joshua, sekalipun cowok itu terkenal dan banyak wanita mengejar-ngejarnya. Buat Floris itu bukan hal yang penting.

"Oke, gue cuma mau bilang kalo gue suka sama lo. Dan lo gak boleh nolak gue!" perintah Joshua seraya tersenyum sinis. ia memang menyukai Floris sejak dulu, semenjak pertama kali masuk SMA. Kepopuleritasnya ternyata tidak mempengaruhi apapun di mata ketua osis cantik ini.

"What? Lo kayaknya perlu ke psikiater deh, karena omongan lo udah ngawur level maksimal. Atau lo nganggap gue sama kayak cewek-cewek lainnya yang lo bisa pacarin terus lo campakin gitu aja. Gue beda, ngerti!" tegas Floris dengan lantang, dia sedikit terkejut dengan ucapan Joshua baru saja.

Tapi dia tidak pernah percaya dengan apapun yang bod boy itu ucapkan kepadanya, trek record buruk yang Floris tahu tentang joshua membuatnya semakin membencinya.

"Lo nyebelin ya, perlu gue teriak biar semua orang di sekolah ini tau kalo lo pacar gue sekarang," ucap Joshua mengantam. Dia tidak peduli dengan perkataan Floris, entah itu bahasa menolak atau sedang tidak yakin. Tapi dia menganggap jawabanya Floris iya.

"Jaga mulut lo ya, Seganteng apapun lo, sepopuler gimanapun lo di sekolah ini. Sorry, hati gue tahu kemana harus pulang, lagi pula gue sudah suka sama cowok lain. Pastinya lebih oke dari lo, minggir gue buru-buru. Waktu gue terbuang cuma-cuma ngeladenin lo," ujar Floris menampangkan wajah kesal.Dia berharap setelah hari ini, dia tidak akan pernah mengganggunya lagi, karena dia sudah memberitahu Joshua jika dia sudah menyukai cowok lain.

Dia benar-benar tidak ingin berurusan dengan cowok bernama Joshua, karena tiap kali dia ketemu cowok itu, sifat bencinya langsung muncul secara mendadak. Entah setan apa yang merasukinya, sifat Playboy seorang Joshua membuat hatinya benar-benar membenci Joshua.

Dia hanya tidak suka dengan laki-laki yang suka menyakiti perasaan wanita, seperti ayah kandungnya yang pergi meninggalkan dia dan ibunya tanpa perasaan. Syukur saja dia punya bakat melukis, sehingga bisa membantu kehidupannya selama ini. Dia memang punya impian menjadi seorang pelukis hebat dan terkenal, dan dia berharap suatu saat nanti dia bisa melakukan pameran sendiri. Hanya itu obsesinya selama ini, cinta ada diurutan kesekian baginya. Membahagiakan ibunya adalah hal terpenting dalam hidupnya.

"Gue tahu lo belum suka sama gue, tapi aku janji tidak akan lama lagi lo bakal jadi pacar gue. Satu lagi, lo jangan benci terus sama gue, nanti lo bisa suka. Ingat itu," ujar Joshua, perkataannya serentak membuat langkah Floris terhenti lagi, dia membalik badannya dan kemudian menghampiri Joshua, dia tersenyum memaksa, ucapan Joshua membuatnya terkekeh, dia pun menatap dengan sinis.

"Denger ya tuan Playboy. Lo mau jungkir balik, lo mau nyanyiin gue seribu lagu atau lo mau puisiin gue setiap hari. Gue gak bakalan pernah jatuh cinta sama lo, jadi jangan ngarep sama gue, ingat itu," tegas Floris. Namun Joshua lagi-lagi tidak memperdulikan apapun yang wanita itu katakan. Karena dia yakin, siapapun tidak boleh menolak kalimat cinta yang keluar dari bibirnya.

Joshua bukannya marah, dia malah tersenyum melihat Floris bersikap seperti itu kepadanya. Ia menyukai tantangan, apalagi itu berhubungan dengan harga diri, dia akan terus memperjuangkan perasaannya.

Floris terus saja melangkahkan kakinya tanpa menoleh lagi, dia semakin menjauh dan menghilang setelah masuk ke ruang perpustakaan. Sementara Joshua belum merubah pandangannya sejak tadi, hingga dia sadar bahwa sosok yang di lihat telah tiada di pandangannya.

"Lihat aja nanti Flo, lo bakal jatuh cinta sama gue. Cepat atau lambat, hati lo bakal jadi milik gue," ucap Joshua pelan dengan penuh percaya diri. Ia pun kembali ke kelasnya.

Floris boleh menolaknya saat ini, tapi Joshua bukan orang yang akan menyerah begitu saja memperjuangkan hatinya. Dia yakin, Floris bakal bisa jadi pacarnya pada saatnya tiba. Tapi dia masih penasaran dengan laki-laki yang disebutkan Floris tadi, dia ingin mencari tahu siapa laki-laki lain yang Floris sukai di sekolah ini.

* * *

TBC...

Gimana? Makin suka gak sama karakter ketua osis ini, sekali bilang gak, jawabannya tetap gak. Tapi namanya juga hati, bisa berubah kapan saja. Penggemar Floris gimana?

Jangan lupa kasih komentarnya ya. see you di next part. thanks

Cool Bad Boy & Beautiful KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang