16. Frozen Heart

675 21 2
                                    

Karena beku bukan berarti membenci, tapi itu adalah cara menyelamatkan hati dari luka

* * *

Floris memarkir motor di tempat biasanya, kemudian dia melepas helmnya dan dikancingkan di kepala motornya. Secara kebetulan juga Joshua tiba dengan mobilnya, setelah keluar mobil tanpa sengaja pandangannya langsung terarah ke ketua osis cantik yang baru saja mau beranjak ke kelasnya. Tidak menunggu lama, Joshua langsung menghampirinya. Ini adalah kesempatan berharga baginya, karena Rangga sedang tidak bersama Floris.

Joshua mencoba memanggilnya, berharap Floris akan menghentikan langkahnya, namun ia tetap saja berjalan tanpa memperdulikan panggilan tersebut. Joshua pun tidak ingin menyerah, dia mempercepat langkahnya dan menghentikan langkah Floris, ketika dia telah berada tepat di hadapan wanita itu.

"Selamat pagi, gue tahu lo gak suka dengan kehadiran gue," ucap Joshua.

"Syukurlah lo nyadar," kata Floris jutek.

"Gue gak peduli," Joshua melempar senyum. Manis. Tapi Floris sudah terlanjur kesal, jadi senyum manis itu pun berubah pahit di matanya.

"Lo gak usah sering-sering chat gue, gue keganggu," titah Floris.

"Tapi setiap malam boleh dong gue ingetin lo selamat tidur, kali aja lo butuh kalimat itu sebelum lo tidur," pinta Joshua.

"Gak, sama sekali nggak butuh, kayaknya kelas lo gak lewat sini, jadi bisa minggir sedikit, gue mau lewat," ujar Floris masih dengan tampang sinisnya. Tapi sinis-sinis begitu, dia tetap terlihat cantik setiap hari.

"Gue masih pengen ngomong sama lo, jadi tunggu gue selesai baru lo boleh cabut," Joshua masih kukuh dengan keinginannya, tanpa peduli Floris tengah membencinya.

"Lo nyadar gak sih, hal yang paling buat gue kesel, kenapa cowok kayak lo tiba-tiba ada di hidup gue, dan buat gue ribet, gue pengen lo ngilang dari hidup gue selamanya," tegas Floris semakin emosi. Sikap Joshua memang selalu membuat moodnya berantakan.

"Suatu saat nanti gue ngilang, gak sekarang, karena gue masih yakin hati gue suka orang yang benar, dan itu lo," ucap Joshua.

"Gue males debat sama lo ya, bye," Floris beranjak. Moodnya pagi ini memang benar-benar berantakan karena si playboy itu.

"Flo...! Kelas lo sebelah sana, bukan kesitu," Joshua menunjuk arah yang berlawanan dengan langkah Floris. Sepertinya Floris sedang tidak fokus sehingga dia lupa jika ia sudah naik kelas dua belas.

Mendengar ucapan itu, Floris menghentikan langkahnya dan menyadari bahwa dia salah arah. Wajahnya memerah menahan malu, kemudian memutar arah menuju arah yang ditunjuk Joshua tadi.

"Dasar aneh, baper sih baper tapi gak sampai lupa kelas juga kali. Lo makin manis aja ya kalo lagi bingung," ucap Joshua pelan seraya melihat Floris yang semakin menjauh.

Sementara Floris sendiri, tidak henti-hentinya mengegerutu karena kesalahannya tadi. Dia sangat malu karena dihadapan Joshua terlihat seperti orang salah tingkah.

"Floris, kamu bego banget sih, bisa-bisanya lo bisa salting di depan cowok menyebalkan itu. Memalukan," Floris menggerutu mengumpat dirinya sendiri. Ia kemudian menoleh ke belakang, berharap Joshua sudah beranjak dari keberadaannya, namun pandangannya malah disajikan pertemuan antara fans dan idola. Beberapa siswi yang menjadi fans fanatik Joshua meminta foto bersama. Floris semakin geram melihat kejadian itu.

"Dasar cewek-cewek micin, cowok kayak gitu aja diidolain, menyebalkan," umpat Floris kemudian melangkahkan kakinya semakin cepat menuju kelasnya. Entah itu sebuah kebencian atau rasa cemburu. Kebencian Floris kepada Joshua memang tidak pernah beralasan, mungkin saja begitulah cara Floris untuk menghindar dari cowok palyboy seperti Joshua.

Sekalipun Joshua terang-terangan menyatakan bahwa dia sangat menyukai Floris, tapi wanita itu sendiri takut jika hatinya harus jatuh cinta kepada orang yang salah. Karena beku bukan berarti membenci, tapi itu adalah cara menyelamatkan hati dari luka untuk kedua kalinya.

* * *

Rangga baru saja sampai dikelasnya, kali ini Rangga melihat wajah Floris tidak bersemangat. Dia menghampiri dan membercandai Floris agar dia terlihat lebih ceria. Seorang yang berkepribadian sanguinis tentunya sangat jarang terlihat murung, sedih maupun tidak bersemangat, kecuali hatinya sedang tidak nyaman. Rangga sangat memahami sifat Floris tersebut, karena itu dia ingin membuat Floris tersenyum.

Rangga duduk disampingnya seperti biasanya, dia meletakan telunjuknya di kedua sisi bibir Floris. Setelah itu, Rangga menarik sudut bibir itu saling menjauhi dan terlihat seperti tersenyum. Floris kemudian seketika melirik Rangga yang ada disebelahnya, tindakan sederhana itu cukup membuat hatinya nyaman. Rangga memang selalu tahu cara untuk membuat sahabatnya tersenyum.

"Lo kenapa pagi-pagi manyun kayak tadi?" tanya Rangga.

"Gak apa-apa Ga, gue hanya badmood aja," jawab Floris.

"Sekarang gimana? Uda adem kan liatin wajah ganteng gue," kata Rangga. Floris pun terkekeh pelan.

"Lo kepedean banget sih jadi cowok, gue pikir cuma cewek yang muji-muji dirinya sendiri, cowok juga ternyata," ucap Floris kemudian melebarkan senyumnya. Terlihat manis dan cantik ketika gigi terlihat.

"Gue gak peduli gimana caranya, yang jelas gue cuma pengen buat lo goodmood terus," ucap Rangga.

"Makasih ya Ga, lo selalu bisa bikin hati gue nyaman," ujar Floris.

"Lo nyadar gak si Flo, kalo lo itu cantik?" tanya Rangga membuat Floris baper lagi.

"Pliss deh Ga, gue gak punya uang rece ya buat bayar pujian lo itu," ejek Floris.

"Gak usah dibayar pake duit, pake senyum lo aja."

"Gombal." Floris meninju pelan lengan Rangga.

"Flo, jangan pernah nunjukin kesedihan lo dihadapan gue, karena hati gue udah janji bakal bikin lo bahagia setiap hari. Gue sayang sama lo, kayak saudara gue sendiri," ujar Rangga memegang tangan Floris.

"Makasih Ga, makasih udah baik banget sama gue dan keluarga gue," jawab Floris sendu.
Aletta tiba-tiba muncul bak jelangkung yang lagi nyasar. Seperti biasanya Princes Gosip selalu bawa berita-berita yang tidak penting ke kelasnya. Ucapan Aletta tiba-tiba terhenti ketika matanya melihat tangan Rangga memegang tangan Floris, dia mulai curiga dengan apa yang sedang dia lihat.

"Kalian?" tanya Aletta terkejut seraya menutup mulut dengan telapak tangannya.

"Gak usah lebay, biasa aja kali liatnya," ucap Rangga.

"Jangan bilang kalian baru jadian," ucap Aletta mengegeleng-geleng kepalanya.

"Gak kok Ta, gue sama Rangga udah kayak saudara, jadi jangan heran liat kami kayak gini. Tadi gue bad mood, jadi Rangga coba tenangin gue, jadi jangan sampai sebarin gosip yang aneh-aneh ya di sekolah ini," Jelas Floris.

"Beres, lo tenang aja. Lagi pula gue setuju banget kalo kalian jadian," ucap Aletta terkekeh.

"Kita lebih nyaman sahabatan Ta. Jadi gue sama Floris gak mau hubungan persahabatan itu berantakan karena perasaan cinta, selama bersahabatan merasa nyaman, kenapa harus pacaran, iya kan Flo?" Rangga menatap Floris. Floris pun mengangguk mengiyakan perkatakan Rangga.

"Keren, kata-kata yang keren. Tapi jika suatu saat perasaan kalian berubah jadi cinta, jangan lupa bilang gue. Biar gue gak kaget. Oke," ledek Aletta. Rangga pun bangkit dan membiarkan Aletta duduk di bangkunya. Sementara Rangga kembali ke bangkunya.

Bersahabat memang mempunyai kenyamanan sendiri, hingga saat ini Rangga masih merasa nyaman dengan hubungan yang dijalani dengan Floris. Dia bisa menjaga Floris dan membuatnya bahagia adalah sebuah kebahagiaan berharga baginya, sekalipun hanya sebagai sahabat. Karena bagi Rangga, cinta adalah persahabatan.

* * *

TBC...

Kebayang gak sih gimana rasanya punya pacar kayak Rangga?

Peka, perhatian, baik, peduli sama sahabat. Pantes aja hati Floris jatuh cinta sama cowok seperti Rangga.

Jangan lupa vote dan komentarnya ya. Ikuti terus ceritanya sampai tamat.

Cool Bad Boy & Beautiful KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang