"Sekuat apapun tembok yang menghalangi sebuah hubungan, semua itu akan runtuh karena cinta yang tulus"
* * *
Seluruh siswa telah berlarian dari kelas masing-masing setelah mendengar bunyi bel tiga kali, bertanda sekolah telah usai. Kali ini Rangga sendirian, karena kebetulan ketiga sahabatnya telah lebih dulu meninggalkan sekolah. Rangga baru keluar dari ruangan kepala sekolah, beberapa bulan lagi akan ada pertandingan basket se-kota Jakarta.
Sebagai kapten basket SMA Taruna, dia diminta untuk mempersiapkan timnya menghadapi pertandingan tersebut. Lima tahun terakhir, SMA Taruna selalu kalah di final. Oleh karena itu, kepala sekolah berharap untuk bisa meraih juara di tahun ini.
Rangga melangkahkan kaki seraya melihat sekelilingnya, sesampai di parkiran. Ia bertemu dengan Stella dan Lavina. Kemudian Rangga langsung menghentikan langkah Stella yang mencoba acuh terhadapnya."Stel, lo apaan sih nyuekin gue kayak orang asing gitu?" tanya Rangga menatap Stella tajam.
"Lo mending jauh-jauh dari gue Ga, lo gak liat bodigat papa sudah menunggu gue, bahkan kemanapun gue pergi mereka selalu ada, gue gak mau lo kenapa-kenapa," jelas Stella.
"Gue gak peduli sama bodigat papa lo, gue cuma pengen kita kayak dulu, yang selalu bareng kemanapun kita pergi, hanya itu," ujar Rangga memegang bahu Stella.
"Tapi gue gak bisa Ga, keadaan ini berat buat gue, lo harus ngertiin gue, karena semakin lo deketin gue, semakin nyiksain perasaan gue Ga. Lo gak tau, tiap hari gue harus nahan kangen gue ke lo, berat Ga, Pliss!" pinta Stella kemudian dia mencoba melepas tangan Rangga di bahunya.
Sementara Lavina yang sejak tadi terdiam, kemudian angkat bicara demi kebaikan keduanya. Lavina tahu seberapa keras papanya Stella.
"Ga, Stella benar. Jika lo sayang banget sama Stella, tolong jauhin dia, karena gue takut pak Wibowo bertindak lebih keras dengan hubungan kalian. Gue gak bela siapa-siapa, gue cuma pengen sahabat gue tenang dan lo juga aman, karena lo tahu, Stella akan menderita jika lihat lo sampai berurusan dengan bodigat papanya, gue yakin lo pasti ngerti penjelasan gue Ga," Jelas Lavina mencoba membuat Rangga mengerti keadaan yang sedang dihadapi oleh Stella.
Stella dan Lavina pun beranjak setelah menyampaikan penjelasan itu, namun tiba-tiba Rangga menahan tangan Stella menariknya ke pelukannya. Stella tidak bisa berkata apa-apa, bahkan ketakutan dan kegelisahan yang dia rasakan seketika hilang ketika berada didekapan Rangga. Cucuran air mata Stella tidak terbendung, dia memang sangat sedih merelakan Rangga pergi, sekalipun itu adalah keinginannya.
Lavina yang melihat hal itu tersenyum, dia tahu bahwa cinta keduanya memang sangat tulus. Tapi dia sadar, setulus apapun cinta mereka tidak akan mampu mengalahkan kekuasaan papanya Stella yang terang-terangan melarang hubungan mereka, tanpa alasan apapun.
"Lo beruntung Stel, ada cowok yang benar-benar tulus menyayangi lo, sekalipun dia tahu lo gak akan bersamanya," ucap batin Lavina, ia begitu terkesimak dengan pemandangan yang dia lihat.
Sementara Rangga begitu bahagia bisa berada sedekat itu dengan Stella, dia pun berharap waktu berhenti beberapa saat, agar dia bisa merasakan ketulusan cinta mantan kekasihnya itu.
"Sorry hati gue udah jatuh sama lo entah sejak kapan, yang gue tahu hingga detik ini gue masih sangat menyayangi lo, dan gue gak pernah bisa jauh dari lo," bisik Rangga tepat di telinga Stella.
"Gue kangen sama lo Ga, gue lemah, gue gak tahu harus gimana, seandainya gue disuruh pilih, gue lebih baik mati daripada harus jauh dari lo, gue gak kuat Ga hadapi ini semua," ucap Stella. Dia kemudian melepas pelukan Rangga dan mereka saling menatap, ia tersenyum melihat Rangga tersenyum kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Bad Boy & Beautiful Ketos
JugendliteraturHigh School Series #2 ~ ~ ~ ~ Siapa yang tidak mengenal ketua osis cantik, tegas dan populer di SMA Taruna, namanya Floris Diandra. Hidupnya selalu terusik dengan kehadiran cowok bad boy sekaligus playboy bernama Joshua Bramesta. Dalam kamus hidupny...