"Hal yang menjadi kelemahan wanita adalah ia mudah terbawa perasaan"
* * *
Rangga dan Floris duduk bersama di kursi panjang di taman sekolah, mata Floris memperhatikan Rangga dan buku gambarnya secara bergantian. Sementara Rangga masih memperhatikan Floris yang sedang melukis wajahnya pada sebuah buku gambar dengan pensil kesukaannya. Jangan ditanya, hasilnya sempurna persis aslinya. Entah bakat dari mana yang dimilikinya sampai bisa melukis sebagus itu, kata mamanya sih dari eyang buyutnya yang juga seorang pelukis terkenal pada zamannya. Sayangnya Floris tidak pernah bertemu dengan eyangnya.
"Yeahh, selesai deh. Coba lo liat Ga!" Floris memperlihatkan hasilnya kepada Rangga.
"Gilaaa, Keren, kok persis ya. Bakat lo level tinggi ternyata, lo harus jadi pelukis terkenal nanti ya. Kita buka galeri "Floris Art & Gallery" Gimana menurut lo?" puji Rangga.
"Lo ada-ada aja, semoga saja bisa. Maklum untuk punya galeri sendiri dan bisa pameran tunggal butuh biaya yang banyak. Dan sekarang gue sedang fokus biar bisa lulus SMA dan kerja, biar mama gak perlu banting tulang lagi buat gue," jawab Floris menatap Rangga. Tatapannya sangat indah dan tulus. Ia memang punya mimpi untuk jadi pelukis terkenal suatu saat nanti, tapi dia harus berjuang keras untuk meraih itu semua. Karena untuk berada pada sebuah tingkat terbaik, seseorang memang harus berjuang dengan hebat untuk mencapainya. Karena sukses tidak semudah membalik telapak tangan.
"Gue ngerti maksud lo, lo percaya kan sama gue. Gue bakal ada buat lo saat lo butuh, jadi jika suatu saat kita lulus dan lo butuh gue, tinggal bilang dan gue bakal siap bantuin apapun yg lo butuh," jawab Rangga tersenyum.
"Lo serius? Baik bangeeettt. Ehh, bentar, bentar, Gue mau nanya Kenapa lo baik sama gue?" tanya Floris heran.
"Yakin lo mau tau?" Rangga bertanya balik.
"Jangan bilang karena gue cantik," Floris terkekeh ketika mencoba memuji dirinya sendiri.
"Karena gue suka sama lo," ucap Rangga. Floris sangat terkejut seketika mendengar perkataan Rangga itu.
"Apa? Gue gak salah denger kan? Lo suka sama gue?" hati Floris mulai berbunga-bunga. Garis lengkung di wajahnya menghiasi wajah manisnya.
"Hahaha, Maksud gue suka sebagai sahabat, ngarep ya gue bakal suka lo beneran," ejek Rangga seraya mencubit ujung hidung Floris yang mancung. Floris menghela napas, hampir saja jantungnya copot gara-gara berdetak dengan kencang. Tapi ternyata Rangga hanya bercanda.
"Siapa juga yang ngarep, wooo, gue tau lo Ga. Cinta lo cuma buat Stella kan? Jadi gue gak bakal percaya sedikitpun kalo lo bicara soal cinta sama gue," tangkis Floris. Ia menatap Rangga dari sudut matanya.
"Sotoy lo, Stella cuma mantan gue, lagi pula tanpa dia sekarang gue tetap baik-baik, malah semakin bahagia. Kan ada lo yang bikin mood gue adem tiap hari, iya gak!" seru Rangga menatap Floris tersenyum. Tapi wajahnya terlihat menyedihkan, ketika orang yang sangat dia cintai harus berhenti menyukainya tanpa sebab.
"Lo gombal juga ya ternyata. Ingat ya! Jangan sakitin anak orang lagi," ucap Floris.
"Gak kok, gue tetap setia sama pasangan gue, tapi kenapa ya Stella mutusin cowok baik kayak gue?" tanya Rangga seraya menatap Floris.
"Lo jangan natap gue lama-lama, gue gak kuat. Emang mau tanggung jawab kalo gue pingsan," ledek Floris, tersenyum lagi, melebarkan senyumnya.
"Yaelah, lo jawab dong pertanyaan gue?"
"Lo tanya lagi sama cewek lo, biar semua jelas dan gak ngegantungin lo kayak gini. Mubazir sama ganteng lo," Floris tersenyum semakin lebar.
"Senyum lo jangan banyak-banyak, entar gue ketagihan terus gak bisa tenang gara-gara gak liat senyum lo lagi," ujar Rangga. Hubungan mereka memang sahabat, tapi sikap mereka seperti orang pacaran. Tiap hari bersama, kemana pun bersama.
Bahkan malam minggu pun bersama, bagaimana tidak begitu. Mamanya Floris sudah percaya sama Rangga untuk menjaga putri satu-satunya, kebetulan orang tua Rangga juga menyukai Floris. Sifat ceria dan periang yang Floris miliki mampu membuat orang tua Rangga jatuh hati dengan kepribadiannya. Bukan hanya itu, hampir tiap hari Floris di rumah Rangga dan kadang membantu mama Rangga masak.
"Udah ah, jangan gombalin gue mulu, gue baperan entar. Balik yuk, tapi gue laper," ucapnya manja seraya memegang perutnya. Senyumnya juga makin lebar hingga terlihat gigi ratanya.
"Yaelah, dasar manja. Buruan, gue traktir. Lo mau makan apa aja, ambil aja. Nanti lo ganti kalo lo udah terkenal ya," ejek Rangga seraya menarik lengan Floris mengajaknya ke kantin sekolah. Semua fans Rangga pasti iri melihat Floris diperlakukan istimewa sama Rangga, sekalipun bukan pacar tapi kedekatan mereka lebih dari sekedar pacar. Hal itulah yang membuat Rangga selalu nyaman ada dekatFloris yang selalu ceria.
* * *
Dari kejauhan, diam-diam Joshua memperhatikan mereka sejak tadi. Senda gurau mereka berhasil membuat cowok playboy seperti Joshua patah hati dalam sekejap, banyak yang menyukainya tapi entah kenapa hatinya hanya senang ketika melihat Floris. Wajar saja, wanita itu memang tidak kaya seperti cewek-cewek yang lainya, tapi dia punya kecantikan hati dan wajah yang seimbang. Sekalipun Floris jutek sekali dengannya, tapi ia tahu Floris memiliki hati yang tulus kepada siapapun. Itu salah satu hal yang membuat Joshua jatuh hati.
"Joe, liatin cewek tu jangan lama-lama. Nanti tambah sakit tu hati," ejek Nathan.
"Apaan sih lo Nat, doyan banget ya ledekin gue. Sesakit apapun hati gue, gue lebih bahagia kalo liat dia ketawa, manis, bikin hati gue adem," jawab Joshua tersenyum tipis.
"Hebat ya, cinta lo sama Floris kalah-kalah cinta romeo sama julietnya, yang rela mati buat orang yang dia cintai. Saran gue ya, lo mending tunjukin keseriusan lo sama dia. Karena jika lo cuma ngomong doang, mau sampai laut kering pun dia gak bakalan percaya sama lo," jelas Nathan memberi nasihat.
"Iya lo benar, mungkin sebaiknya kayak gitu. Gue tahu dia berbeda, gak mudah naklukin hatinya. Tapi jangan panggil gue Joshua Bramesta kalo gak bisa bikin dia ngejar-ngejar gue," ujarnya. Mata menyipit seraya bibirnya tersenyum sombong. Bukan Joshua namanya jika tidak meremehkan orang lain, dia hanya tahu bahwa apapun yang dia mau pasti akan didapatkan, apalagi itu soal wanita.
"Ingat Joe! Di sampingnya ada Rangga, cowok yang gak kalah populernya dari lo. Jadi lo memang berjuang keras, karena setiap hari Rangga selalu punya kesempatan bareng Floris, kapanpun dan dimanapun, good luck ya Joe. Gue cabut, mau godain adik kelas dulu," Nathan beranjak meninggalkan seraya mengOKE-kan perkataannya.
"Dasar playboy, anak kecil aja lo embat," umpatnya kepada Nathan. Ia hanya tersenyum melirik Nathan. Tiba-tiba dia berpikir tentang perkataan sahabatnya itu. Dia harus sabar dan tidak boleh menyerah jika dia mau Floris jatuh hati kepadanya.
Menaklukan hati wanita seperti Floris memang tidak segampang membuat lagu romantis, perlu perjuangan yang tidak sedikit. Floris berbeda dengan wanita lainnya, itu yang harus selalu ia ingat.
* * *
TBC...
Tambah menarik kan? Cinta membutuhkan pengorbanan, bukan cuma omongan aja, iya gak?
Tim Rangga siapa nih?
Tim Joshua, Mana?
Pilih cowok pintar atau cowok romantis?Bantu vote dan komennya ya gaes. Thank you. See you di next Part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Bad Boy & Beautiful Ketos
Teen FictionHigh School Series #2 ~ ~ ~ ~ Siapa yang tidak mengenal ketua osis cantik, tegas dan populer di SMA Taruna, namanya Floris Diandra. Hidupnya selalu terusik dengan kehadiran cowok bad boy sekaligus playboy bernama Joshua Bramesta. Dalam kamus hidupny...