18. Secret Plan

591 16 2
                                    


"Meyakinkan seseorang akan cinta itu tidak mudah, tapi percayalah bahwa hasil tidak akan mengkhianati kerja keras"

* * *

Setelah pertemuan tadi malam, Joshua maupun Stella akhirnya mulai punya alasan untuk bertemu. Terutama Joshua, dia kemudian memiliki ide untuk menjadikan hubungan mereka bisa bermanfaat bagi kepentingan dia maupun Stella. Saling menguntungkan intinya.

Joshua tahu bahwa Stella sangat mencintai Rangga, begitu juga Rangga sangat menyayangi Stella. Tapi hubungan mereka tidak pernah direstui oleh papanya Stella. Oleh karena itu, Joshua berpikir untuk bisa membantu Stella dan hubungannya dengan Rangga. Kenapa dia jadi terlihat baik kepada Rangga, padahal Rangga adalah musuhnya, apakah ada sesuatu dibalik itu semua?

Joshua menghampiri Stella di kelasnya setelah bel istirahat. Sepertinya dia ingin menyampaikan ide dan keinginannya kepada Stella. Ia kini telah berada di depan kelas Stella, dia mengedarkan pandangannya, terlihat Stella duduk murung di bangkunya. Segera ia menghampiri Stella, tanpa berpikir lama.

"Hai, Stel...!!!" sapa Joshua setibanya di depan Stella. Stella pun terkejut dengan kedatangan Joshua secara tiba-tiba, bisa dibilang ini adalah kali pertama Joshu menghampirinya. Seluruh mata memandang, karena di kelas Stella ada banyak juga fans dari Joshua. Stella hanya takut teman-teman sekelasnya berpikir macam-macam dengan kehadiran Joshua di kelasnya. Dia takut jika hubungan mereka soal perjodohan terdengar seantero sekolah. Bukan karena Joshua banyak fans, tapi ia tidak ingin menyakiti perasaan orang yang dia cintai, Rangga.

"Lo ngapain disini?" tanya Stella Khawatir. Matanya melirik ke kiri dan ke kanan.

"Gue kesini buat nemuin Lo, ada yang mau gue bahas sama Lo," jawab Joshua.

"Tapi kan bisa di luar kelas, kalo Lo masuk ke kelas gue, kemudian nemuin gue, gue yakin sebentar lagi sekolah bakalan heboh, dan gosip yang aneh-aneh bakal bersebaran seantero sekolah, gue gak mau berurusan sama fans-fans Lo," jelas Stella berbisik kepada Joshua. Ia tidak berani berbicara dengan nada keras, dia masih menjaga hal-hal yang tidak dia inginkan. Apalagi dia sadar, Joshua cowok paling populer di sekolah ini.

"Yaelah, Lo gak perlu mikir sejauh itu soal fans-fans gue. Lagi pula yang ingin gue bicarakan sama Lo itu penting buat hubungan Lo sama Rangga," ujar Joshua. Perkataannya sedikit membuat Stella heran. Karena Stella tahu bahwa Joshua dan Rangga adalah musuh abadi, jadi sejak kapan Joshua bersikap baik dengan Rangga. Stella penasaran, ia mencoba mendengar apa yang akan disampaikan Joshua kepadanya.

"Hubungan gue sama Rangga, gue belum paham maksud Lo, kita bisa bicara di luar sebentar," ajak Stella. Dia hanya ingin menghindari kepoan-kepoan para fans Joshua yang sejak tadi menjadi memperhtikan setiap gerak-gerik mereka.

"Oke." keduanya pun bangkit dan keluar kelas, sengaja mengambil jarak yang sedikit jauh dari kelasnya.

Sesampai mereka diluar, kemudian Joshua mencoba menjelaskan apa yang ia pikirkan untuk kebaikan Stella dan Rangga tersebut.

"Jadi gini Stella, tentang perjodohan kita. Gue tahu, ini bukan keinginan Lo juga gue, tapi kita bisa manfaatin itu untuk kepentingan kita masing-masing," jelas Joshua.

"Maksud Lo apaan Joe? Gue belum ngerti," ucap Stella mengerutkan dahi. Dia memang belum paham dengan maksud Joshua.

"Gue bakal ngomong sama om Wibowo, biar tiap hari ke sekolah gue yang antar jemput lo, dengan modus biar gue yang jagain lo, jadi lo gak perlu lagi berurusan sama bodigat-bodigat papa lo. Gue tahu, lo bosen banget kan kemana-mana harus dikawal?" Penjelasan Joshua cukup membuatnya paham, namun belum semuanya.

"Terus ?" tanya Stella.

"Bukan hanya ke sekolah, tapi gue bakal ijin sama om Wibowo untuk ngajak lo jalan-jalan, setelah itu lo bisa ketemu sama Rangga di luar, entah nonton, nge-game, dinner, atau apalah, terserah lo. Gue bakal bantuin lo sebagai alasan aja biar lo bisa bebas dari bodigat-bodigat lo, setuju?" jelas Joshua lagi. Sekarang Stella benar-benar mengerti maksud Joshua.

"Oke gue setuju, cuman gue heran kenapa lo mau bantuin gue sama Rangga, setau gue lo sama Rangga musuhan banget," ucap Stella penasaran.

"Setiap orang ada waktunya untuk bersikap baik, sekalipun dengan musuhnya sekalipun. Lagi pula, gue bantuin lo, karena juga butuh bantuan lo," terang Sangu. Dia tidak ingin menyakiti musuhnya, bagaimanapun permusuhannya dengan Rangga, ia tidak pernah membenci Rangga. Dia hanya cemburu itu saja.

"Oh ya, terus? Gue harus bantuin apa buat lo?"

"Gue suka banget sama Floris, hingga saat ini, gue susah banget naklukin hatinya dia, dia bilang karena gue playboy," jawab Joshua.

"Oh, jadi alasan sebenarnya adalah Floris, sahabatnya Rangga. Gampang, gue bisa atur pertemuan lo sama dia, dan lo janji sama gue, lo gak kan pernah nyakitin perasaan dia, dia cewek baik dan pantas dapetin cowok yang baik juga," jelas Stella.

"Oke, deal ya. Ini baru namanya kerja sama, have fun ya untuk hari-hari menyenangkan yang sebentar lagi kita buat. Lo juga janji, harus bisa coblangin gue sama Floris, gue percaya sama lo," ujar Joshua.

"Deal!" jawab Stella, Joshua dan Stella mengadu tinjunya bertanda setuju. Ia pun kembali ke kelasnya, karena ia tidak ingin para fans Joshua terus membuntuti percakapan mereka lebih jauh. Dia hanya tidak ingin berita perjodohan mereka tersimpan rapi, ia takut jika hal itu sampai di telinga Rangga.

Sekarang, Joshua hanya tinggal membuktikan jika dia serius dengan Floris. Setidaknya, di mata Stella dia bukanlah cowok berengsek seperti yang Floris pikirkan.

Joshua memang harus berjuang, entah bagaimanapun caranya, perjuangan untuk dapatin hati Floris adalah misi pertamanya. Dia percaya, kerja keras tidak akan mengkhianati hasil, Seperti para orang bijak berkata.

Sesampai dikelasnya, Lavina langsung menginterogasinya seperti penjahat kelas kakap di film action.

"Stel, sejak kapan lo deket sama Joe? Gue sahabat lo yang tiap hari bareng lo malah gak tau, hati-hati Joe itu playboy, ingat itu!!!" seru Lavina menegaskan bahwa dia tidak boleh terlalu dekat dengan manusia bernama Joshua itu.

"Ya ampun Lav, lo bisa gak positif dikit sama sahabat lo sendiri, gue gak ada hubungan apa-apa sama Joe, dia bicara sama gue soal hal penting," jelas Stella.

"Hal penting?" tanya Lavina semakin penasaran.

"Iya Lav, dia ingin bantuin gue sama Rangga biar bisa jalan bareng, dan bisa ketemu Rangga tanpa harus khawatir sama bodigat-bodigat papa, gitu Lav," jelas Stella lagi.

"Kok bisa? Emang dia siapa sampai bisa lakuin hal itu?" Lavina semakin bingung.

"Jadi gini Lav, papanya Joe sama papa gue sahabat baik, semalem gue sama Joe ketemu di acara makan malam sama keluarga. Secara otomatis, papa percaya jika dia orang baik," jelasnya lagi.

"Terus?"

"Karena kepercayaan itu, dia bakal bilang sama papa, untuk antar jemput gue ke sekolah, nonton, dan acara-acara lainnya, gitu Lav," Stella tidak ingin berkata jujur mengenai perjodohannya dengan Joshua. Karena menurut Stella, Lavina belum saatnya tahu tentang hal itu.

"Oh gitu, sekarang baru gue ngerti. Baik banget tuh anak," kata Lavina.

"Makanya, jangan liat orang dari luar, bisa saja sekarang dia udah insaf, dan jadi orang baik. Lagi pula, setahu aku bukan dia yang playboy, tapi cewek-cewek itu yang maksa buat jadi pacarnya Joe, iya kan?" Stella berusaha membela Joshua di depan Lavina. Tapi itu memanglah kenyataan, realita yang terjadi di sekolah ini.

"Iya juga sih, yaudah. Gue ke UKS dulu ya, ada urusan sama teman-teman PMR disana," Lavina bangkit dan beranjak. Tapi dia masih ingin tahu lebih dalam tentang alasan Joshua bersikap baik dengan Stella. Ia hanya belum bisa mempercayai semua yang dijelaskan sahabatnya tersebut.

* * *

TBC....
Ada yang masih penasaran?
Apakah rencana mereka akan berhasil dengan mulus, atau malah berantakan?

Ditunggu komentar kalian ya. See you. Thanks ya readers yang uda setia menunggu ceritanya.

Cool Bad Boy & Beautiful KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang