Memang tidak mudah menaklukan hati Floris, tapi Joshua juga bukan orang yang mudah menyerah
* * *
Bel pulang telah berdering lagi dengan khasnya, bunyi empat kali menandakan pelajaran hari ini telah usai. Rangga dan Floris bergegas keluar dari kelasnya dan kemudian berjalan menuju tempat parkir motor yang kebetulan berdampingan dengan parkir mobil. Sebenarnya Floris bisa saja datang ke sekolah bersama Rangga menggunakan mobil, tapi ia ingin mandiri dan tidak suka bergantung terhadap orang lain.
Semenjak ayahnya pergi meninggalkannya, dia berusaha untuk menjadi sosok yang tangguh dan mandiri untuk menjalani hidupnya, sekalipun Rangga sering kali menawarkan bantuan, dia tetap bersih keras untuk menolak selama dia masih mampu melaksanakannya sendiri.
Sepanjang perjalanan menuju parkir, mereka sering kali bersenda gurau seperti layaknya pacaran. Tapi mereka hanya menganggap hubungan mereka sebatas sahabat, sehingga terkadang Floris tidak malu-malu meledeki maupun mengejek Rangga dengan kata-kata humorisnya. Terkadang juga sebaliknya, Rangga sangat senang sekali membuat Floris baperan.
"Yaelah, muka lo jelek banget Flo," ejek Rangga.
"Jelek? Mata lo aja kali yang kelilipan, manis gini lo bilang jelek," Floris tertawa.
"Nih ngaca nih, tuh muka kurang piknik kali, jangan terlalu sibuk, nanti lo cepet tua," ejek Rangga lagi seraya mencubit kedua pipi Floris.
"Asem lo ya Ga, baby face kayak gue tuh awet mudah, selalu manis setiap saat," lagi-lagi ia memuji dirinya.
"Iya, iya, ngalah dah gue. Nanti sore lo sibuk apaan?" tanya Rangga.
"Gue ada pemotretan, terus gue langsung ke galeri, mau bawain lukisan gue, kali aja lakunya gede," jawab Floris.
"Pemotretan? Emang lo ngendorse juga?" tanya Rangga penasaran.
"Iya, buat tambahan doang, mumpung banyak waktu luang," jawab Floris. Mereka tiba di parkiran. Floris kemudian langsung memakai helmnya dan mulai menyalakan Scoopy pinknya.
"Salut deh sama lo, lama-lama gue bisa suka sama lo entar," ucap Rangga seketika membuat Floris kemudian menatapnya.
"Udah, gak usah baperin gue, nanti gue baper beneran terus mikirin lo terus gimana?" Floris balik membuat Rangga jadi salah tingkah. Senyumnya memang indah memperlihatkan gigi gingsulnya, sekejap Rangga terpesona.
"Lo lucu ya, beneran lo mau mikirin gue? Nanti ketagihan loh," ejek Rangga, dia masih belum masuk ke mobilnya, masih bersandar di pintunya.
"Tau ah, nyebelin banget sih lo," dia kemudian berniat melajukan motornya.
"Punya temen baperan kayak lo, asyik juga ya digombalin terus, kalo gue sampai jatuh cinta beneran sama lo gimana?" tanya Rangga sebelum Floris beranjak. Tiba-tiba dia menghentikan niatnya ketika mendengar perkataan Rangga yang baru saja terlontar.
"Gimana apanya Ga? Gue gak ngerti. Udah ya! Gue jalan dulu, bye, bye Rangga," Floris berlalu seraya melambaikan tangannya. Bibirnya tersenyum, hatinya seperti berbunga-bunga, hanya saja dia berusaha untuk berpura-pura di depan Rangga kalau apa yang baru saja dia denger hanyalah candaan belaka.
"Jika nanti lo beneran suka sama gue, gak apa-apa, toh juga lo bukan cowok brensek. Semoga saja bener," Floris terseyum sendiri seraya melihat Rangga dari kaca spion motornya.
* * *
Di tengah perjalanan, mobil sport putih bernomor polisi B 70 E menghadang laju motornya, dengan sigap Floris langsung menghentikan motornya secara mendadak. Dia membuka kaca helmnya, menyeledik siapa yang ada di dalam mobil tersebut. Joshua kemudian turun dari mobilnya dan kemudian menghampiri Floris yang terlihat sangat kesal.
"Lo? Lo pikir ini jalan eyang lo, gue juga bayar pajak kali, kalo tadi gue nabrak mobil lo, lo mau tanggung jawab gue kenapa-napa!" seru Floris dengan nada marah setelah melepas helmnya.
"Gak usah marah mulu sama gue, kalo lo kenapa-napa gue bawa lo ke rumah sakit, terus lo bakal dirawat di ruang VIP, gue bayarin semua biaya rumah sakit dan sekalian gue ganti motor lo yang rusak, Kurang?" sahut Joshua dengan sombongnya.
Dia memang selalu bersikap seperti itu, sifatnya yang kelewatan sombong membuat Floris benar-benar ilfil kepadanya. Tapi begitulah Joshua, dia selalu menganggap segala hal bisa diselesaikan dengan uang.
"Lo parah ya, lo pikir gue ikhlas nerima uang dari lo. Gue emang gak tajir ya, tapi gue punya harga diri dan gue gak songong kayak lo. Kenapa sih lo ganggu hidup gue mulu?" tanya Floris kesal, tatapannya masih dengan kemarahan yang besar, seolah ia ingin menojok wajah laki-laki yang ada di depannya saat ini juga.
"Karena gue suka sama lo, tapi terserah lo, mau cuekin gue sampai kapanpun, gue tetap ngejar lo, sampai lo bener-bener jadi pacar gue," tegas Joshua.
Dia masih dengan senyum yang mengejek. Dia memang tidak bisa bersikap lembut dengan Floris, mungkin saja dia seperti itu karena gengsi. Dia hanya ingin Floris menerima dia bukan karena sifat baik yang berpura-pura, ia akan menunjukan sifat aslinya ketika dia berhadapan dengan dengan Floris, mau sampai kapanpun Floris tidak peduli dengan perasaannya, selama itu juga dia bakal terus memperjuangkan wanita yang telah lama membuatnya jatuh cinta.
"Saraf lo ya? Gue udah bilang berkali-kali sama lo. Gue GAK SUKA sama lo, ngerti!!!" Floris menekan kalimat GAK SUKA tersebut, dia benar-benar benci dengan sikap Joshua yang sok kecakepan itu. "Gue mau, hari ini lo gak bikin mood gue rusak, kalo lo gak pengen kena tonjokan gue," tambahnya dan kemudian memakai helmnya lagi, dia berusaha menahan emosinya yang siap meledak.
"Oke, gue terima penolakan lo yang kesekian kalinya, lo harus tau ya, mau seratus kali pun lo nolak gue, gue gakkan berhenti suka sama lo," ujar Joshua.
"Terserah lo, bukan urusan gue. Gue cuma gak mau berurusan sama cowok songong kayak lo, mending lo minggirin mobil lo, karena gue juga punya hak make jalan ini," titah Floris seraya menyalakan motornya. Joshua pun kembali ke dalam mobilnya, dia menyalakan mobilnya dan memberikan jalan untuk Floris. Wanita itu pun berlalu dari tempat itu dengan kecepatan lebih cepat dari biasanya, sementara Joshua hanya melihatnya yang semakin menjauh dari pandangannya.
"Gue emang mudah banget macarin orang, tapi bukan berarti gue mudah jatuh cinta, dan lo orang pertama yang buat hati gue nyaman. Sekalipun lo kayak singa lagi PMS tiap kali ketemu gue, tapi gue tetap suka sama lo," ucap Joshua seraya melajukan mobil sportnya.
* * *
TBC...
Menurut kalian yang dilakukan Floris itu bener gak?
Ada dua laki-laki yang selalu jadi cerita dalam hidup Floris, sekalipun keduanya sangat berbeda jauh. Mungkin gak ya Floris jatuh ke Joshua, sementara diam-diam dia telah mulai baper sama Rangga.
See you di next part ya guys. Jangan lupa tulis komentar kalian disini. Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Bad Boy & Beautiful Ketos
Teen FictionHigh School Series #2 ~ ~ ~ ~ Siapa yang tidak mengenal ketua osis cantik, tegas dan populer di SMA Taruna, namanya Floris Diandra. Hidupnya selalu terusik dengan kehadiran cowok bad boy sekaligus playboy bernama Joshua Bramesta. Dalam kamus hidupny...