"Rasa suka bukan hadir karena sebuah perjuangan yang keras aja, tapi juga dari keikhlasan kamu menyukai orang itu"
* * *
Rangga dan Floris telah kembali dari kantin, bel masuk telah berbunyi sejak tadi. Guru mata pelajaran bahasa indonesia, bu Titin belum memasuki kelasnya. Tiba-tiba Aletta menghampiri mereka yang sedang duduk berbincang, ia membawakan buku latihan yang telah selesai dia kerjakan."Nih, tugasnya udah selesai, hebat kan gue?" Aletta memuji dirinya sendiri sambil menunjukan senyum lebarnya.
"Aduhh, makasih ya Aletta yang cantik, kamu baik deh," ucap Floris memuji Aletta, dia paling suka dipuji, sekalipun hanya pujian belaka.
"Dapat dari mana lo, yakin gak nih bener semua," ujar Rangga meragukan jawaban yang Aletta berikan.
"Yaelah Ga, sejak kapan princes Aletta ngasih jawaban yang asalan, inget deh tugas minggu lalu, jawaban kita seratur persen bener kan, lo contohin atau lo dapat hukuman?" jelas Aletta berusaha meyakinkan Rangga.
Rangga memang gak mudah percaya sama orang lain, sekalipun itu sahabatnya sendiri. Tapi untuk kali ini dia akan mengikuti jawaban itu karena memang tidak ada pilihan lain lagi.
"Oke... Oke... Kali ini gue ngikut lo, daripada bersihin toilet, ogah gue," seru Rangga seraya melipat lengannya di dada. Revan kemudian muncul seketika mengagetkan ketiganya.
"Gue ikut ya?" teriak Revan.
"Ah lo, dari SD nyontek mulu," ketus Rangga.
"Hahaha, kepaksa kali," Revan beralibi.
"Kepaksa atau emang gak bisa, makanya sekolah yang bener ya, bukan gombalin adik kelas mulu," ejek Rangga.
"Pliss deh Ga, gak harus buka kartu di depan Aletta juga kali," ucap Revan menatap Aletta seraya mengedipkan sebelah matanya.
"Apaan sih lo Van, kok gue dibawa-bawa, lo suka sama gue?" ketus Aletta. Cewek paling kepedean, paling lebay dan paling baper di sekolah, siapa lagi kalau bukan Aletta.
"Kepedean lo, gue gak mungkin suka sama cewek lebay kayak lo, mending gue jomlo seumur idup daripada suka sama lo," ucap Revan sinis, dia hanya berpura-pura menyembunyikan perasaannya saja. Sejak lama dia sudah menyukai Aletta, tapi persahabatan mereka yang membuatnya membungkam.
"Idihhh, lo nyolot banget ya, gue cuma becanda kali, gue juga gak bakal pernah suka sama cowok penebar pesona kayak lo, ogah gue," ketus Aletta, ia mulai kesal dengan sikap Revan. Setiap hari mereka seperti tom dan jerry, tidak pernah akur, bertengkar sudah menjadi hobi keduanya.
"Aduh, anak dua ini, kapan sih mau akur? Bosen gue liatin kalian berantem mulu, gak capek?" ucap Floris kemudian, ia berusaha menghentikan pertengkaran yang tidak ada ujungnya itu.
"Iya nih, heran gue, besok gue bawa kalian ke KUA ya, biar dinikahin sekalian," ejek Rangga. Serempak Aletta dan Revan menatap Rangga.
"Rangga...!!!" teriak keduanya, kemudian keduanya saling menatap seketika dan memalingkan wajah kemudian. Rangga hanya bisa diam melihat keduanya seraya menahan tawa dalam hatinya, Floris pun demikian terdiam sejenak melihat tingkah sahabatnya. Mereka terlihat lucu jika sedang bertengkar, tidak ada yang mengalah satu sama lainnya.
Rangga dan Floris memang sudah sangat sering melihat kedua sahabatnya bertengkar tanpa alasan yang jelas, jadi mereka tidak terlalu mengambil pusing dengan sikap mereka. Cinta memang terkadang aneh, begitu juga cara menunjukannya. Tidak bisa dipungkiri jika suatu saat kedua akan saling menyukai karena terlalu sering bertengkar, karena dari hal itu Revan bisa selalu berkomunikasi dengan Aletta meskipun caranya yang unik.
* * *
Bel pulang akhirnya berbunyi, Joshua dan Nathan memang selalu bersama sepulang sekolah meskipun mereka memakai kendaraan masing-masing. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika bola matanya disajikan oleh pemandangan Rangga dan Floris yang terlihat mesra dihadapannya. Bukan hal yang baru baginya melihat mereka seperti itu, persahabatan Rangga dan Floris memang sedekat itu, jadi sudah sangat wajar jika keduanya selalu bersama. Bahkan terkadang Rangga memeluk sahabatnya itu atau bahkan bergandengan tangan.
"Ehm...!" Nathan menderham.
"Napa lo, keselek?" tanya Joshua.
"Gak, lo gak jeles?" tanya Nathan balik.
"Dikit, gak banyak," jawab Joshua.
"Pemandangan yang indah," sahut Nathan mengeledeki sahabatnya yang sedikit cemburu dengan pemandangan yang dia lihat. Joshua seketika menatap Nathan dengan pandangan penuh tanya.
"Maksud lo?"
"Setiap hati pasti bakal sakit liat orang yang dicintai mesra-mesra sama orang lain, iya kan?" ujar Nathan, ia ingin melihat ekspresi sahabatnya itu.
"Gak usah sotoy, gue fine-fine aja, Oke," tegas Joshua menutupi cemburunya.
"Oh, gitu, Syukurlah," jawab Nathan singkat seraya tatapannya tidak lepas dari keduanya.
"Lo liat aja, gue gak pernah nyerah perjuangin cinta gue, suatu saat dia bakal tahu keseriusan gue," ucap Joshua dengan penuh percaya diri. Sifatnya memang selalu optimis, sekalipun dia tahu bahwa mendapatkan cinta Floris tidak semudah itu.
"Rasa suka bukan hadir karena perjuangan lo aja, tapi juga dari niat lo Joe. keyakinan lo, dan keikhlasan lo menyukainya. Sekarang gue tanya sama lo, selama ini lo ikhlas gak suka sama dia?" tanya Nathan.
"Gue gak ngerti Nat, yang gue tahu gue tulus, itu aja," jawab Joshua.
"Gini lo Joe, saat lo suka sama seseorang, lo sudah pegang satu jawaban yang pasti yaitu DITOLAK, jadi lo sudah siapin hati lo untuk hal itu. Nah sekarang lo berjuang untuk dapatin satu jawaban lainnya yaitu DITERIMA, karena lo harus berjuang dengan tulus, niat yang baik untuk bahagiain dia dan yang terpenting lo jangan pernah maksain hati yang gak mau. Gitu Joe, lo ngerti kan maksud gue?" jelas Nathan memberi pandangan untuk sahabatnya. Nathan sendiri memang tidak sehebat kata-katanya, karena dia hanya pintar berteori saja.
"Thanks ya Nat, gue sedikit ngerti tentang cara mencintai Floris, lo memang jagonya berteori ya, hahaha," ejek Joshua tersenyum tipis. Mereka pun beranjak dari parkir tempat mobil mereka berada.
Sekarang Joshua tahu cara mencintai Floris dengan baik, perkataan Nathan memang selalu membuatnya termotivasi dan memahaminya tentang cinta, sekalipun dia tahu Nathan sendiri tidak pernah bisa seperti teorinya.
"Flo, sampai detik ini gue masih menyukai lo dengan perasaan yang menyenangkan, sekalipun lo gak pernah ingin tahu seperti apa rasa sayang gue ke lo," ucap Joshua sebelum melajukan mobilnya keluar dari gerbang sekolah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TBC...
Tunggu kelanjutannya ya, Joshua gak nyerah-nyerah ya dapatin hati Floris yang udah kayak batu. Tapi bukan Joshua jika harus menyerah gitu aja.
Quote hari ini buat kalian:
"Saat lo suka sama seseorang, ingat bahwa lo harus menyukainya dengan penuh keikhlasan"
Jangan lupa komentar dan Vote ya, aku selalu update tiap hari kok. See you in next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Bad Boy & Beautiful Ketos
Teen FictionHigh School Series #2 ~ ~ ~ ~ Siapa yang tidak mengenal ketua osis cantik, tegas dan populer di SMA Taruna, namanya Floris Diandra. Hidupnya selalu terusik dengan kehadiran cowok bad boy sekaligus playboy bernama Joshua Bramesta. Dalam kamus hidupny...