"Rasa itu mengalir seperti air, tak perlu dipaksa tapi biarkan berjalan seperti seharusnya"
* * *
Joshua baru saja turun dari mobilnya, tidak lupa juga Stella yang memang sengaja meminta Joshua menjemputnya ikut turun dari mobil itu. Sedikit ada rasa cemburu di hati Rangga ketika melihat keduanya berbarengan menghampirinya dan Floris di sebuah meja yang telah Stella pesan sebelumnya.
Berbeda dengan Floris, ia bersikap biasa saja dengan kedatangan keduanya, tapi tidak lama kemudian, perasaan cemburu juga menghampirinya ketika Stella memeluk Rangga setibanya di meja itu. Ia rasanya ingin berlari ke hutan dan berteriak disana.
Wajar saja jika Floris begitu cemburu, ia memang sudah jelas menyukai Rangga sejak dulu hingga sekarang, sekalipun ia masih bersembunyi dibalik topeng persahabatan yang mereka buat.
"Tuhan, tabahkan hatiku melihat kenyataan ini," gumamnya pelan. "Seandainya gue yang posisi itu," tambahnya penuh harap.
Suara Joshua pun turut mengganggu lamunan pendeknya itu, ia pun terkejut seketika.
"Lo cantik kalo gak pake seragam," sapa Joshua. Seketika Rangga menatap Joshua, ia hanya heran Joshua bisa berbicara seakrab itu dengan Floris.
"Thanks ya Joe pujiannya," jawab Floris santai. Joshua maupun Stella pun duduk berdampingan masing-masing menghadap Rangga dan Floris. Rangga semakin penasaran dengan Floris yang pertama kalinya ia mendengar menyebut nama Joshua dengan panggilan "Joe". Joe itu adalah panggilan akrab bagi mereka sudah dekat dengan Joshua.
"Sama-sama Flo," jawab Joshua.
"Eh, thank you banget ya Flo udah mau datang. Ini adalah hari special gue dan Rangga," jelas Stella dengan senyum indah berhias di wajahnya. Ia memang selalu ceria ketika ada Rangga di hadapannya.
"Iya Stel, gue juga seneng dapat undangan dari lo," ucap Floris.
"By the way, anak-anak yang lain belum sampai?" tanya Stella.
"Siapa?" tanya Joshua. Tatapan Rangga semakin tajam ke arah Joshua, ia seolah menganggap kehadiran Joshua di acaranya seperti perusak. Ia memang tidak pernah menyukai Joshua. Permusuhan mereka belum juga padam, sekalipun Stella menjadi penenang bagi permusuhan mereka berdua.
"Nathan, Lavina, Revan dan Aletta. Gue sempat chat mereka tadi sebelum kesini, katanya lagi dijalan," jelas Stella.
"Wah bakalan ramai ya," ujar Joshua.
"Gue cuma pengen kalian akur semua, gak ada gunanya juga kita musuh-musuhan. Bentar lagi kita semua udah pisah, apa kalian bakal tetap kayak gini?" tanya Stella. Ia mulai menyadari bahwa Rangga tidak menyukai kehadiran Joshua bersama mereka. Stella merencanakan ini semua untuk membuat dua bintang sekolah itu bisa akur dan saling mendukung dengan prestasi masing-masing.
"Buat apa? Ogah gue akur sama dia!" tegas Rangga dengan tatapan sinis. Floris pun terlihat takut, suasana kini mulai menegang. Dia terus menatap Joshua, ia berharap Joshua tidak ikut emosi dengan perkataan Rangga. Tapi sayangnya harapan itu cuma angan, cowok memang tidak ingin mengalah demi harga diri.
"Rangga, lo nyadar gak sama omongan lo, gue sama lo gak bakalan akur, gue kesini cuma menghargai permintaan Stella, bukan buat lo," ujar Joshua sedikit kesal dengan sikap Rangga. Ia pun berniat pergi meninggalkan tempat itu, tapi Floris langsung memegang tangan Joshua secara spontan, ia tidak ingin Joshua pergi dan merusak acara Stella. Rangga yang melihat kejadian itu pun semakin geram.
"Flo, lo apaan sih nahan-nahan? Biarin aja dia pergi, gue gak suka dia disini!" seru Rangga.
"Joe, pliss! Jangan pergi!" ucap Floris memohon. Tapi Joshua cukup kecewa dengan sikap Rangga yang tidak tahu terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Bad Boy & Beautiful Ketos
Novela JuvenilHigh School Series #2 ~ ~ ~ ~ Siapa yang tidak mengenal ketua osis cantik, tegas dan populer di SMA Taruna, namanya Floris Diandra. Hidupnya selalu terusik dengan kehadiran cowok bad boy sekaligus playboy bernama Joshua Bramesta. Dalam kamus hidupny...