"Tidak perlu penjelasan, aku mencintaimu tanpa alasan. Harusnya kamu tahu itu"
- Athar prayoga -•
•
•
---
Sampai di rumah Dora langsung berlari ke kamarnya. Menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuknya dan melemparkan tasnya sembarangan. Isinya berhamburan keluaran. Tapi Dora jelas tidak akan perduli itu.
Dora menangis menumpahkan segalanya. Rasanya menyakitkan kembali ditolak lelaki itu. Dora tidak pernah merasa sesakit ini sebelumnya. Selama ini dia yang dikejar-kejar dan menolak lelaki. Dan ditolak lelaki yang dia cintai ternyata jauh lebih menyesakkan.
Puas menangis Dora menuju kamar mandi. Dia butuh air dingin untuk meredakan gejolak emosinya yang masih berkobar. Dia butuh tetap waras saat ini.
Hampir sejam Dora baru keluar dari kamar mandi. Dora berendam sampai kulitnya mengisut. Sambil mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk Dora melangkah kearah meja riasnya.
Kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu. Dora mengarahkan netranya ke bawah dan matanya langsung membulat begitu melihat ponselnya. Dia baru ingat tadi melemparkan ponselnya dengan asal.
Athar Pra: Maaf bee,
Membaca pesan dari Athar justru membuat Dora menghela nafas. Bukan kata maaf yang Dora inginkan. Dia hanya meminta kepastian lelaki itu.
Dora mengabaikan pesan dari Athar. Biarkan saja. Salah siapa menolaknya. Dora bersiap menuju kosan sahabatnya. Dia perlu teman untuk berbagi keluh- kesah saat ini. Dora melajukan mobilnya ke tempat Bella. Saat ini hanya Bella yang bisa direcokinya.
Sesaampainya di kos Bella, bertepatan dengan azan maghrib berkumandang. Tanpa banyak tanya Bella membawa sahabatnya masuk ke dalam kos.
Bella mengajak Dora sholat maghrib dulu sebelum sesi curhat mereka di mulai. Dora mengiyakan tanpa banyak membantah.
Usai melaksanakan sholat hati Dora sedikit merasakan ketenangan. Hanya dengan mengingatNYA hati menjadi tenang kembali.
"Kenapa?" Bella bertanya melihat Dora sibuk dengan lamunannya.
"Salah nggak sih kita sebagai perempuan meminta kejelasan hubungan?" bukannya menjawab pertanyaan Bella. Dora malah balik bertanya.
Bella akhirnya faham akan keresahan yang dialami sahabatnya hingga terlihat murung saat ini. Dora yang terkenal ceria dan riang justru malam ini kelihatan rapuh sekali. Wajah pucat dengan mata bengkak.
"Nggak salah. Sebuah hubungan itu harus punya tujuan. Apalagi usia kita saat ini bukan untuk bermain-main lagi."
"Apa aku nggak pantas dijadikan calon istri?" entah kenapa Dora yang percaya diri tiba-tiba merasa insecure. Bella tersenyum.
"kamu calon istri ideal. Jangan merendahkan diri sendiri. Kamu cantik dan perempuan mandiri. Tanya baik-baik sama Athar minta penjelasan darinya."
"Sudah Bell bahkan malah itu jadi pemicu renggangnya hubungan kami beberapa waktu ini." Dora mendesah putus asa.
"Yang aku maksud tanya dari hati ke hati. Bukan langsung pergi setelah Athar hanya bisa diam," Dora suka menyimpulkan sendiri. "Kamu yang paling tau Athar bukan orang yang mudah terbuka akan keadannya."
"Kalau dia tetap diam?" tanya Dora setelah sempat terdiam beberap saat.
"Semuanya balik lagi ke kamu mau lanjut apa berhenti." tegas Dora.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjalin kembali
Romansa#Seri kedua ceria ceriwis hijrah√ Kisah Dora Ayudia Harahap, si princess cantik sahabat baik Naraya. Sipenggila tas dan barang branded lainnya. Meski terkenal gila belanja, tapi gadis itu tergolong mandiri. Usaha bakery yang dirintisnya bebe...