"Aku menjauh bukan karna sudah tidak cinta namun mulai sadar diri."
- Dora Ayudia -
•
•
•
---
Mungkin ini pertengkaran mereka yang paling parah selama ini. Ditambah komunikasi mereka benar-benar kacau.
Jika biasanya salah satu diantara mereka akan mengalah dan menghubungi duluan, tapi saat ini keduanya sama-sama diam. Saling bertahan dengan egonya masing-masing.
Dora sendiri merasa benar sedang Athar memberi waktu agar Dora berpikir jernih. Yang menjadi pemicu semakin merenggangnya hubungan mereka.
Tapi setelah hampir seminggu berlalu, Athar mendatangi rumah Dora. Biar bagaimana pun harus ada yang mengalah diantara mereka."Assalamu alaikum,Ma." sapanya begitu Yunita membuka pintu.
"Waalaikum salam. Masuk, nak." Athar mencium tangan Yunita dan memeluknya sebelum memasuki rumah yang sudah puluhan kali didatanginya.
"Udah lama nggak mampir,"
"Sibuk, Ma." jawabnya klise.
"Bentar, Mama panggilin Dora."
"Makasih,Ma."
"Diminum, Mas." kata Mbok Ni yang bekerja di rumah Dora.
"Makasih,Mbok." Athar tersenyum dan menenguk teh yang baru diantarkan itu.
"Sama-sama Mas. Kedalam dulu ya." yang diangguki Athar.
Selang beberapa menit Dora datang dan mendudukkan dirinya di seberang Athar. Keduanya saling memperhatikan dalam diam. Tak ada yang membuka percakapan sama sekali.
Dora tau dia kekanakan mengabaikan segala telpon dan pesan dari Athar. Tapi dia juga gengsi untuk minta maaf.
"Ada apa?" ketus Dora. Jengah juga mereka saling mendiamkan seperti ini.
"Hanya ingin tau kabarmu. Segala pesan dan telponku diabaikan." Dora mengunci mulutnya rapat sedang dalam hati dia merutuki dirinya.
"Jarang pegang ponsel." alasannya.
Merasa suasana masih panas, Athar mengajak Dora keluar. Mereka memilih ke belakang rumah. Disana ada gazebo yang sengaja dibangun untuk tempat santai.
"Aku minta maaf udah kasar tempo hari," terlihat jelas sekali kalau Athar merasa bersalah.
"Aku nggak suka kamu naikin suara gitu," Athar diam saja membiarkan Dora mengeluarkan segala uneg-unegnya. "Kamu bisa jelasin baik-baik nggak perlu malu sama keadaan kamu."
"Aku baik-baik aja dengan semuanya karna aku ngerti. Yang perlu kamu lakuin hanya jelasin dengan baik-baik."
"Aku yang salah."
"Ini bukan siapa yang salah siapa yang benar tapi tentang keterbukaan diantara kita."
"Sadar nggak sih, selama ini kamu jarang mau cerita soal keadaan kamu. Aku yang selalu menerka dan mencari tau."
"Kita udah dewasa nggak bisa begini terus. Dengan kamu diam tanpa menjelaskan yang ada kita akan bertengkar terus."
Athar diam saja dan menunduk. Dia tau apa yang diungkapkan Dora benar. Tapi Dora tidak pernah berada di posisinya.
Dia merasa insecure dengan keadaan mereka. Mungkin dulu Athar belum merasakan itu tapi makin kesini dia makin sadar.
Melihat penghasilan Dora tiap bulan dia merasa minder. Penghasilan diantara mereka sungguh timpang sekali. Belum lagi dia harus berbagi dengan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjalin kembali
Romantizm#Seri kedua ceria ceriwis hijrah√ Kisah Dora Ayudia Harahap, si princess cantik sahabat baik Naraya. Sipenggila tas dan barang branded lainnya. Meski terkenal gila belanja, tapi gadis itu tergolong mandiri. Usaha bakery yang dirintisnya bebe...