"Keuangan itu bagai sisi mata uang yang saling berlawanan. Bisa menjadikan kita sahabat namun terkadang menjadi musuh"
•
•
•
---
Meski menjalin hubungan, pertemuannya dengan Lucky selalu tidak rutin. Bahkan bisa dibilang lelaki itu sering menghilang. Tau-tau muncul tanpa diduga.
Untuk menjaga hatinya agar tidak kecewa kembali maka yang dilakukan Dora tidak banyak berharap. Biarkan aja mengalir sebagaimana semestinya.
Allah tidak pernah salah dalam menempatkan sesuatu. Itu yang berusaha diyakininya. Meski begitu Dora tidak akan membiarkan begitu saja tingkah Lucky tersebut.
"Aku nggak suka kamu ngilang-ngilang gini." protes Dora saat mereka selesai makan disebuah restoran.
"Yang penting kan setelahnya aku ada."
"Ya, nggak gitu dong. Itu namanya semaumu." Dora tak menyembunyikan ketidaksukaannya akan sikap Lucky tersebut.
"Aku kan kerja buat masa depan kita," bela Lucky. "Aku ingin pantas mendampingimu."
"Tapi nggak gini juga. Harusnya sesibuk apapun kamu tau kalau hubungan kita juga prioritas."
"Iya. Iya. Aku nggak akan kayak gitu lagi. Jangan marah dong sayang." Dora mencibir Lucky yang berusaha merayunya agar tidak marah.
"Tau nggak sih? Aku tuh kerja kalau nggak ngabarin kamu. Bukan kelayapan nggak jelas. Tau sendiri di hutan kadang nggak ada sinyal."
"Tapi harusnya kamu kasih tau sebelumnya agar aku nggak bertanya-tanya,"
"Duh, senangnya dicariin cewek cantik."
"Lucky!ih, rese!" Lucky tertawa terbahak-bahak. Meski dengan wajah kesal namun dia bisa melihat Dora tersipu.
Lucky berharap itu awal mula yang bagus untuk hubungan mereka. Sebagai pria dia tau kalau orang-orang disekeliling Dora tidak menyukainya. Lebih tepatnya belum.
Apalagi setelah dibantai bocah kecil kemaren. Kalau saja bukan Kafka ingin rasanya Lucky menenggelamkan bocah bermulut tajam karna sudah mempermalukannya.Harga dirinya dibabat habis. Tapi Lucky mencoba menahan semuanya. Untungnya ada panggilan dari kantor hingga dia langsung cabut.
Ternyata mendekati sahabat pacarnya bukan hal mudah. Kalau saja belum pada menikah ingin rasanya dia mengenalkan pada teman-temannya agar jalannya dimuluskan.
Itu baru sahabatnya. Belum keluarganya yang terlihat biasa saja nanun ternyata tidak menyukainya. Terutama Damar, saudara nomor dua Dora.
Dora pernah bercerita dulu, kalau pasangannya haruslah yang disetujui semunya. Itulah dia bertekat mengakrabkan diri. Namun ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Lucky tidak akan pernah mau kalah dari Athar yang menurut pengamatannya diterima seluruh orang terdekat Dora. Athar, sebuah nama yang kadang membuatnya terintimidasi meski belum pernah bertemu secara langsung.
Dia hanya tau lewat poto yang yang pernah diunggah rame-rame oleh Bella. Selebihnya tidak ada info apapun yang didapatnya.
***
Jika sabtu malam kemaren kencannya direcoki Kafka, maka sekarang ada Dannish. Ibu bocah itu sedang keluar kota dan menitipkannya pada Dora.
Meski ingin protes tapi Lucky bisa apa. Bisa-bisa poinnya semakin menurun di mata gadis itu.
"Dan mau makan apa?" tanyanya berusaha bersahabat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjalin kembali
Romansa#Seri kedua ceria ceriwis hijrah√ Kisah Dora Ayudia Harahap, si princess cantik sahabat baik Naraya. Sipenggila tas dan barang branded lainnya. Meski terkenal gila belanja, tapi gadis itu tergolong mandiri. Usaha bakery yang dirintisnya bebe...