Bab 21.

635 63 7
                                    

"Kita tidak bisa mengubah masa lalu, namun masih bisa merencanakan masa depan"

---

Dora mengajak sahabatnya untuk piknik dan melakukan photoshoot. Mereka memilih piknik ala-ala di taman rumah kekuarga Dora. Dengan dilapisi tikar dan berbagai macam makanan, ke empat perempuan itu berpose.

Awalnya Ara menolak, namun akhirnya setuju saat memberikan syarat mereka harus berpakaian syar'i. Dora yang kalah suara akhirnya ngikut saja. Daripada nggak jadi.

Selain ala piknik, mereka pindah lokasi dan melakukan pemotretan di belakang rumah Ara yang terkenal asri. Rasanya sudah seperti di taman bunga aja.

Awalnya hanya mereka berempat saja, kenyataannya para suami mereka juga ikut. Tentu saja Dora cemberut lantaran tidak bisa mengajak siapapun.

Selain pemotretan ramai-ramai, Ara dan Sameera sekalian pemotretan keluarga. Sepanjang pemotretan ada-ada aja yang terjadi.

Dari Rasya yang susah berekspresi sesuai permintaan Sameera sampai istrinya itu cemberut. Baby Al yang selalu melengos di camera. Kafka yang risih disuruh-suruh gonta-ganti kostum.

"Duh, riweh banget." photographer yang biasa mereka pakai tertawa kecil mendengar gerutuan Dora.

"Kalau nggak riweh nggak seru,mbak." jawabnya yang disetujui Dora.

"Maklumlah emak-emak," tawanya pecah yang langsung dihadiahi tatapan membunuh ketiga sahabatnya.

"Habis ini gue sendiri ya," pasalnya dia juga berpose cantik dengan gaun yang telah disediakannya.

"Pasangan mana pasangan," ledek Rumi jahil.

"Ish, apa dah. Lo juga buruan nikah. Risih gue liat kalian sok-sokan gitu padahal doyan."

"Iri bilang boss," bukan Rumi tapi Bella yang menimpali.

"Dih, ogah iri sama kalian." lengosnya memasuki rumah untuk berganti pakaian.

Awalnya Dora niatnya akan menggeraikan rambutnya, namun urung mendengar peringatan Ara dan yang lainnya. Jadilah dia memakai hijab dengan didandani Bella.

Entah sudah berapa banyak gaya dan pose yang dilakoni Dora. Dia terlihat senang-senang saja. Tidak ada capeknya sama sekali. Diantara mereka berempat Dora memang yang photogenic.

Sebelum jepretan berakhir, Dora mengajak ketiga keponakannya. Ketiga bocah yang sudah lelah bermain itu mau tidak mau memenuhi permintaan Dora.

Walau Kafka dengan muka lempeng, Dannish dengan cengiran jahilnya, Al yang tidak bisa diam tapi tetap saja hasilnya bagus.

"Lebih cantik dan fresh mbak pake hijab," puji Revan, sang photographer.

"Dibilangin dari tadi nggak percaya sih," sahut Bella merasa puas melihat penampilan Dora.

"Gue mau liat hasilnya dong," Revan mengulurkan cameranya sebelum ikutan duduk di gazebo mengistirahatkan diri.

"Aku cantik banget sih," kagumnya memuji diri sendiri yang langsung mendapat ekspresi ingin muntah sahabatnya.

"Jangan dilepas lagi," kata Alby

"Iya, siapa tau habis ini jodohnya datang." tambah Rasya.

"Gue Aamiinkan aja deh. Biar kalian pada senang."

"Doa baik memang harus diaminkan."

Dora puas sekali dengan pemotretan mereka kali ini. Bella benar pakai hijab begini penampilannya jauh lebih fresh. Ditambah pakaian yang dikenakannya sungguh kontras dengan kulitnya.

Terjalin kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang