Bab 4.

702 64 0
                                    

            "Jatuh hati tiap waktu,
    Pada sosok yang sama
    Itu KAMU"
              - Dora Ayudia -

    ---   

       Terhitung sudah dua minggu berlalu Dora dan Athar tidak bertemu. Walau telpon dan pesan lelaki itu masih terus datang dan selalu diabaikan Dora.

       Dora memasuki sebuah resto yang tidak berada jauh dari gerainya. Entah kenapa Dora ingin menikmati sate usus. Dan kebetulan resto yang didatanginya terkenal dengan sate ususnya yang khas.
Athar pernah membawanya beberap kali kesini.

"Hai! boleh gabung?" Seorang lelaki berpenampilan rapi menarik kursi kosong di hadapannya.

     Sejujurnya Dora tidak nyaman tapi tidak enak juga menolak. Toh tempat ini bukan miliknya. Mereka sama-sama pembeli disini.

"Silahkan," Dora tetap melanjutkan makannya tanpa terpengaruh lelaki di depannya. Lelaki itu terus memperhatikannya sejak tadi. Dora sungguh risih dibuatnya.

"Kenalin aku Lucky," lelaki itu mengulurkan tangannya.

"Dora." Dengan acuh Dora menyambut uluran tangan lelaki itu. Dan secepat yang dia bisa melepasnya.

"kok sendirian aja?" lelaki itu terlihat ingin membangun percakapan dengannya. Hal yang tidak Dora sukai.

"kepo," nada suara Dora terdengar biasa saat mengatakannya. Meski dalam hati dia sudah jengkel. Tetapi lelaki itu justru tertawa alih-alih tersinggung.

"Menarik," mendengar itu Dora memutar bola matanya malas. Hilang sudah kesabarannya.

       Tanpa menghabiskan makanannya Dora langsung beranjak dan menyambar tasnya dengan kesal. Niat mau menyendiri tapi yang didapatnya sebaliknya.

            Tidak masalah lelaki itu duduk di depannya asal tidak menganggu ketenangannya. Meski Dora orang yang mudah dekat dengan orang lain, tapi ada saat tertentu dia tidak ingin berbasa-basi seperti tadi. Mood nya yang sudah jelek jadi tambah anjlok.

"Mau kemana?"

"Bukan urusan anda." menahan rasa kesalnya Dora menuju mobilnya. Dasar tidak tau malu.

      Dora melajukan mobil kesayangannya menuju gerainya. Dia butuh di dapur untuk mengembalikan mood. Dora mengambil tepung, telur, gula dan susu. Langsung menyibukkan diri dengan pekerjaannya.
  

"Hubungin aja dari pada kamu uring- uringan begini." Ara memberi saran saat melihat wajah kusut Dora.

"Gengsi dong."

"Ya udah kalau itu mau kamu," Ara mengendik cuek dan berjalan menuju etalase berbagai macam kue milik Dora. Ara datang membeli tiramisu dan brownise buat persediaan di rumah.

"Gini amat ya pacaran itu,"

"Nikah aja." celetuk Ara. Perempuan beranak satu itu malah nyengir saat melihat Dora melotot padanya.

"Gimana mau nikah Bu guru calonnya aja nggak jelas gitu. Heran gue kisah cinta gini amat," Ara menggelengkan kepala mendengarnya.

                   

***

          Sore harinya Athar datang ke gerai. Melihat itu Dora berusaha menahan senyumnya. Lelaki itu tidak boleh tau kalau dia bahagia saat didatangi lelaki itu.

       Athar terlihat tidak bersemangat saat datang. Dora mengerutkan kening melihatnya. Apalagi penampilan lelaki itu acak-acakan.

"Kangen kamu," Athar tiba-tiba memeluk Dora membuat gadis itu mematung. Athar jarang melakukan kontak fisik apalagi di depan umum seperti ini.

Terjalin kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang