Bab 22.

630 61 4
                                    

       "Menikah itu bukan selalu tentang cinta namun keyakinan, seyakinnya kamu meletakkan hidupmu diatasnya"
               -Unknown-
         

          ---

     Dora pernah keliru dengan perasaannya. Terutama keyakinan akan jodoh. Dia pernah berasumsi kalau memang Athar tidak mau menikahinya maka dia bisa mencari lelaki lain.

   Namun dia salah. Cara kerja hati terutama keyakinan akan pasangan ternyata tidak seperti itu.

   Bagaimana bisa menjalani hidup bersama seseorang yang tidak kita yakini dan tidak dicintai? Rasanya pasti menyesakkan dan menderita bathin.

   Dora terlalu jumawa bisa berpaling seperti sebelumnya. Tapi hati ternyata sudah menambatkan pemiliknya. Alih-alih terlupa, perasaannya ternyata masih tersimpan rapi di sudut hatinya.

   Tak peduli mau mengelak bahkan membohongi perasaan sendiri, semua nggak ada gunanya. Cintanya pada Athar tidak semudah itu pudar. Bahkan mungkin bertambah besar setiap harinya tanpa disadari.

    Dora menyesal bahkan sangat menyesal bersikap implusif saat itu. Andai saja dia mau mendengar sedikit saja. Andai saja dia mau bersabar sedikit lagi. Tentu tidak akan seperti ini.

   Kata pengandaian yang berputar di otaknya semakin mengacaukan pikirannya. Akhir-akhir ini tanpa Dora ketahui sebabnya dia sering susah tidur. Insomnianya sudah tahap parah.

    Dora hanya bisa tidurnya beberapa jam. Terbangun dengan tubuh lelah luar biasa. Mengakibatkan tubuhnya loyo dan kuyu.

     Namun dari semua itu yang paling membuatnya tak karuan adalah perasaan kosong yang tak bisa diungkapkannya. Semacam ruang yang berisi tapi tak ada maknanya.

     Sudah dicobanya berbagai cara agar perasaan itu menghilang. Shopping tak kenal waktu, makan di tempat favoritenya atau bahkan perawatan dari ujung kaki sampai ujung rambut.

     Jika sebelumnya spa selalu berhasil mengembalikan mood atau kegundahannya, maka untuk pertama kalinya hal tersebut tidak berhasil. Dora semakin frustasi saja dibuatnya.

   Rasanya lelah padahal dia tidak melakukan apapun. Bahkan mengunjugi gerai saja malas luar biasa.
   
    Belum lagi soal kasus Lucky. Banyak yang jadi kepo tentangnya lantaran Lucky menjalin hubungan dengannya. Untuk mencari aman Dora mengabaikannya.

    Dia tidak akan memberi ruang untuk memuaskan ego ghibah orang-orang di luar sana. Biarkan mereka sibuk menggosipinya di belakangnya, Dora tidak akan terpengaruh.

     Ada sebahagian sudut hatinya yang mengatakan kalau dia tau jawaban atas gundahnya. Atas risaunya. Tapi ada juga sebahagian hatinya yang ragu.

    Tapi atas segala kerisauan hatinya entah kenapa membuatnya mengingat satu nama. Berharap bisa memberikan solusi atas resahnya.

   Tanpa pikir panjang Dora mendatangi rumah sahabatnya. Tak peduli hari masih pagi dan wekeend juga.

"Assalamu alaikum," sapanya pada Alby yang membukakan pintu.

"Waalaikum salam. Eh, Dora. Masuk aja." Alby berjalan duluan setelah membuka pintu.

   Di ruang keluarga ada Pak Hartono yang sedang membaca buku. Dora menghampiri dosen kharismatik itu.

"Aku panggil Ara dulu,ya." sepeninggal Alby,Dora mendatangi Pak Hartono.

"Selamat pagi,om." sapanya sambil menyalim beliau.

Terjalin kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang