Bab 13.

556 62 4
                                    

          " Tidak perlu buru-buru membuka diri, nikmati waktumu. Sembuhkan hatimu"
                  - Dora Ayudia -

             

            Dora menyisir rambutnya dan terlihat puas dengan warna rambutnya. Sejak dulu dia memang hobby gonta-ganti warna rambut. Meski yang dipakai selalu warna aman.

     Pernah Dora ingin mewarnai rambutnya dengan warna lilac namun urung saat tau Papa pasti ngomel.

    Pagi ini Dora terlihat berpakaian santai. Dengan blouse hitam dan celana jeans. Namun tak lupa dimasukkannya cardigan ke dalam tasnya.

   Dora ada janji dengan klien pagi ini. Pemilik usaha mebel ingin merayakan ulang tahun anaknya dan memilih gerai Yummy! sebagai penyedia cake ultah dan kudapan manis lainnya.

"Maaf, mbak, mas saya telat." sesalnya pasalnya Dora telat sepuluh menit dari
yang dijanjikan lantaran kejebak macet.

"Nggak pa-pa, kita juga baru datang kok," jawab Miranda yang Dora tau berprofesi sebagai dokter salah satu rumah sakit pemerintah.

"Temanya fix disney ya mbak?" tanya Dora sambil mencoret-coret notenya.

"Iya, Dea maunya tema princess gitu. Udah gede udah banyak maunya," beritahu sang Ibu sambil tersenyum.

"Dea ulang tahun ke berapa?" tanya Dora pada bocah berambut sebahu itu.

"4 tante," sambil menunjukkan ke empat jarinya.

"Pinternya. Dea mau princess apa?"

"Princess Aurora,"semangatnya dengan wajah berbinar. Melihat itu Dora tersenyum dan mengacak rambutnya gemes.

"Okay, tante akan buat kue terbaik buat Dea,"

"Asyikk, makasih tante."

"Sama-sama sayang,"

"Untuk kudapan deal ya mbak,"
Pasalnya Miranda meminta kue sejenis jajanan pasar dan disanggupi Dora.

      Mau tidak mau akhirnya Dora ikutan brunch dengan Miranda dan Dea. Dora merasa asyik aja bersama mereka. Selain baik mereka keluarga yang menyenangkan. Itu kesan yang Dora tangkap selama interaksi mereka.

    ***

   Akhir-akhir ini selain cake ultah, Dora juga kebanjiran pesanan kue pernikahan.
Bulan ini saja sudah full pesanan yang masuk.

   Sebagai pengusaha tentu saja dia menyanggupinya dibatas kemampuan. Dora juga tidak mau serakah mengambil semua job yang tidak semua bisa di handlenya.

     Dora menghela nafas melihat jam dipergelangan tangannya. Dikira sudah sore ternyata masih jam 3. Dora kebingungan sendiri mau ngapain.

    Pekerjaannya di bakery sudah selesai. Mau merecoki sahabatnya juga tidak bisa. Semua sibuk dengan pekerjaannya.

    Setelah menimbang sejenak Dora melajukan mobilnya ke Teman duduk. Yang tiap sudutnya selalu meneriakkan kenangan. Pasalnya Dora cukup sering nongkrong disini bersama Athar. Gue emang nyiksa diri datang kesini.

    Suasana lumayan lengang. Hanya ada beberapa meja yang terisi. Dora memilih dekat pintu yang tidak jauh dari jendela besar. Dari sini dia masih bisa merasakan semilir angin menerpa kulitnya.

    Dora memperhatikan jalanan yang tidak pernah sepi. Padatnya jalanan justru membuatnya bisa memikirkan hal lain selain dia tentu saja.

"Mau pesan apa,mbak?"

Terjalin kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang