"Mencintaimu inginnya hatiku dan memilikimu adalah anugerah terindahku"
---•
•
•
---
Hari keberangkatan suaminya ke luar kota semakin dekat saja. Sebagai istri Dora harus memamfaatkan waktu kebersamaan mereka sebaik mungkin.
Sepulang pengajian bersama Ara, Dora melajukan mobilnya ke kantor suaminya. Kebetulan waktu makan siang tidak lama lagi. Pukul 11.09, begitu Dora melirik pergelangan tangannya.
Dora sampai setengah jam kemudian, memarkirkan mobil dan memasuki gedung perkantoran berflat merah tersebut. Sepanjang lorong yang dilewatinya terlihat hening disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.
Sebelumnya Dora lupa di divisi mana ruangan suaminya. Dora pun bertanya pada resepsionis di depan. Bukannya langsung di jawab resepsionis tersebut malah memandanginya dari atas sampai bawah dengan lekat.
Dora bahkan berdehem hingga membuat kedua perempuan itu salah tingkah. Barulah mereka menyebutkan ruangan suaminya. Tau gitu mending Dora langsung menelpon suaminya tadi.
Dora yang mengenakan gamis berwarna pink dengan potongan sederhana terlihat menawan hingga sepanjang lorong banyak yang meliriknya. Shoulder bags Gucci berwarna hitam terlihat di bahu kirinya serta Dior shoes flat putih menutupi kakinya.
"Gila! Itu Gucci asli ya?"
"Ya jelas aslilah. Berapa ya harga outfit istrinya pak Athar sekali pakai?"
"Yang pasti menghabiskan gaji kita selama beberapa bulan."
"Udah cantik, fashionable kaya lagi. Benar-benar dah tuh cewek""Mana bening lagi."
Samar-samar Dora masih bisa mendengar percakapan kedua perempuan itu. Yang ditanggapinya dengan istighfar agar tak tinggi hati. Meski belum melangsungkan resepsi berita pernikahannya sudah tersebar.
Divisi suaminya sudah nampak. Dora melongok sesaat dan mendapati semua pada sibuk dengan laptop di depannya. Terutama suaminya yang terlihat serius dengan kaca mata yang membingkai wajahnya.
"Assalamu alaikum," di ketuknya pelan pintu bercat coklat tersebut.
Beberapa pasang mata langsung mengalihkan wajahnya dari komputer. Ada yang tersenyum dan ada yang mengangguk sopan pada Dora.
"Waalaikum salam."
"Masuk aja,Bu."kata perempuan yang paling dekat ke pintu.
Perlahan Dora melangkah menuju suaminya yang tersenyum menyambutnya. Dora mencium tangan suaminya dan mendapat usapan di kepalanya.
Athar menarik kursi dan meletakkannya di sampingnya. "Nggak pa-pa,ya, duduk disini?" izin Dora yang dijawab kekehan yang lain.
"Bebas,Bu."
"Silahkan,Bu."
Dora tertawa mendengar jawaban-jawaban rekan seruangan suaminya. Lantas membagikan isi paper bag yang dibawanya.
Semua bersorak begitu melihat isinya risole dan Brownise ubi ungu. "Makasih,Bu. Sering-sering ya," lunjak pria yang Dora tau bernama Nino dengan muka cengengesan.
"Wah, rezeki nih disaat tanggal tua dan perut menjerit minta di isi." kelakar pria yang Dora tidak tau namanya.
"Boleh. Asal promosinya mantap." jawab Dora ikutan menimpali candaan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjalin kembali
Romance#Seri kedua ceria ceriwis hijrah√ Kisah Dora Ayudia Harahap, si princess cantik sahabat baik Naraya. Sipenggila tas dan barang branded lainnya. Meski terkenal gila belanja, tapi gadis itu tergolong mandiri. Usaha bakery yang dirintisnya bebe...