Bab 20.

622 65 0
                                    

            "Penyesalan paling menyakitkan itu saat kita tersadar setelah seseorang itu berlalu jauh, namun kita belum beranjak selangkah pun"


      ---

         Dora merutuki diri saat tersadar selama seminggu ini menghabiskan waktunya dengan memikirkan Lucky. Pilihannya tepat memilih Damar tempatnya berbagi cerita.

    Setelah sesi panjang diantara mereka, rasa bersalah itu akhirnya perlahan hilang. Bukan salahnya Lucky berada di posisi sekarang dan bukan salahnya kalau tidak bisa membantu.

    Dora kembali menghabiskan hari-harinya seperti biasa. Berkutat dengan bahan-bahan kue dan membuat resep baru untuk diunggah di akun gerai Yummy!.
 
      Tidak disangka keputusannya berbagi resep kue justru menaikkan follower instagram Yummy!. Dari yang awalnya seribuan meningkat menjadi seppuluh ribu.

   Sungguh perubahan yang signifikan sekali. Bahkan Dora menganga melihatnya. Follower miliknya sudah dilampaui Yummy!. Feedback yang didapatkannya orderan via online semakin membludak.

    Dora sampai mempekerjakan admin khusus untuk orderan luar dan dalam kota. "Mbak?" Dora menoleh begitu dipanggil karyawannya. "Nggak buka endors? Banyak tawaran nih."

"Aku apa Yummy?" adminnya tertawa kecil

"Yummy! dong!" Dora merengut namun tak berapa lama dia tersenyum kecil "Nggak usah deh ntar feed yang udah diatur Rika jadi berantakan dan ngomelnya ke saya."

"Iya, sih,mbak." Lila melupakan fakta kalau Rika admin utama sudah memfresh tampilan media sosial Yummy!.

     Hasilnya jangan ditanya! Lebih rapi dan memanjakan mata. Bahkan di hari tertentu mereka mengadakan kuis yang berhadiah cake yang tidak ada di menu dan dibuat spesial oleh Dora.

    Tak sia-sia memang Dora mengupgrade usahanya. Hasilnya setimpal dengan apa yang dia keluarkan. Tampilan gerai juga semakin kekinian dengan dibukanya lantai dua sebagai tempat bersantai menikmati sajian gerai yummy!.

    Lantai dua menyajikan view landskap kota dari ketinggian. Dinding kaca yang dan tembok yang penuh grafiti abjad semakin menambah daya tariknya.

    Grafiti yang penuh dengan deretan huruf dijadikan spot poto oleh pengunjung. Dengan memakai latar inisal nama masing-masing. Bahkan ada satu sisi tembok yang di khususkan buat pengunjung. Siapapun boleh menuliskan sesuatu disana asal sopan, tidak menyinggung ras,agama,dan suku.

   Tak lupa penataan kursi dan meja yang dibuat seunik mungkin. Bahkan tiap meja dan kursi dibuat berbeda. Namun yang lebih penting dari semua itu Dora selalu menjamin rasa dan mutu gerainya.

"La, untuk yang luar kota kalau bisa dicantumin no rumahnya ya biar kurirnya mudah nyariin." kata Rika yang terus terpaku pada layar di depannya.

"Kalian juga jangan lupa makan. Sibuk kerja terus."celetuk Dora yang menarik satu slide rainbow cake dari loyang.

"Lah, kita kerja kan buat mbak." balas yang lainnya yang ditanggapi Dora dengan tertawa renyah.

"Nah, gini kan enak. Kemaren kayak kerupuk kena siram air. Lembek dan loyo." sindir staf dapur.

"Apaan. Mana ada yagitu."

"Iya,kok, mbak. Nggak usah ngeles. Semua liat kok muka ngenes mbak." timpal Rika yang terkenal ceplas-ceplos dan kompak diiyakan seluruh staf.

Terjalin kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang