Bab 5.

690 64 4
                                    

         "Pertahankan dia yang peduli,
Karna bintang yang sama tidak akan jatuh dua kali"
                   - Anonim -
     


                  

       
   Dora mengajak Athar masuk saat melihat mobil papanya sudah terparkir di garasi rumah. Gadis itu membuka pintu diikuti Athar di belakangnya.

"Assalamualaikum Pa, Ma." Athar mengucapkan salam seraya menyalim mereka diikuti Dora.

"Waalaikum salam. Habis darimana? Udah sholat dan makan belum?" Mamanya bertanya tanpa jeda.

"Duh, Ma, sellow dong nanyanya." Mamanya mendelik melihat putrinya suka ngejawab terus.

"Alhamdulillah udah. Papa sama Mama gimana, sehat?" Athar mengabaikan Dora yang langsung duduk memeluk lengan Papanya.

"Alhamdulillah sehat. kedua adikmu sehat?" kali ini giliran Papanya yang bertanya.

"Sehat Pa. Maaf tadi bawa Dora pergi keluar nggak minta izin dulu," mendengar itu papanya tersenyum memaklumi.

    Setelah berbasa-basi sebentar Athar pamit pulang. Dora mengantar sampai ke depan.

"Hati-hati bawa motornya bee,"

"Iya. Kamu juga istirahat jangan mainin hp terus," Dora mengerecutkan bibir tapi tak urung mengiyakan.

"Pamit ya. Assalamu alaikum," Athar melajukan motornya. Meninggalkan rumah Dora.

"Waalaikum salam," Setelah motor yang di kenderai Athar hilang di tikungan jalan barulah Dora masuk ke dalam rumah. Membersihkan dirinya dan merebahkan dirinya di atas tempat tidur.

      Namun bukannya langsung tidur Dora masih sibuk berselancar di akun belanja online miliknya. Matanya langsung on begitu melihat tas dan sepatu yang baru saja diluncurkan.

    Tanpa pikir panjang Dora langsung mengklik dan memesan barang keinginanya tersebut. Tanpa peduli besok Mamanya mengomelinya keseringan belanja.
 

***

        Pagi harinya selesai sholat subuh, bukannya bantuin Mamanya di dapur Dora malah tidur lagi. Kebiasaan jelek yang selalu ditegur Mamanya. Tapi selalu diindahkan Dora.

"Pagi Mama," sapanya sambil mencium pipi dan memeluk Mamanya.

"Pagi juga. Kebiasaan ya habis sholat malah tidur lagi. Gimana mau dapat jodoh sih," gerutu Mamanya. Dora memutar bola matanya. Mulai lagi drama si Mama

"Apa hubungannya coba Ma?!"

"Ya banyak lah," tidak ingin semakin berdebat dengan Mamanya, Dora mengambil air putih dan langsung menenguknya.

"Dek, ada tamu tuh," terdengar suara teriakan Dimas si sulung dari arah depan.

"Abang kapan datang,Ma?" bukanya ke depan Dora malah bertanya sama ibunya.

"Tadi subuh. Udah sana lihat tamunya dulu," tanpa menjawab Dora melangkahkan kakinya ke depan.

          Terlihat lelaki berseragam coklat memunggunginya dan sedang asyik bercengkrema dengan Abangnya.

"Ada apa,bee," mendengar suara gadisnya Athar menoleh ke belakang. Senyum jahil terpancar dari mata Athar dan Dimas.

     Dora mengerutkan keningnya. Beberapa deti barulah dia tersadar dan menyadari penampilannya yang masih memakai piyama bergambar Disney. Dora malu luar biasa apalagi rambutnya masih acak-acakan. Runtuh sudah image modis dan fashionable-nya dalam seketika.

Terjalin kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang