Bab 30.

935 87 10
                                    

" Kehilangan harapan ternyata bukanlah akhir,karena ternyata skenario-Nya lebih indah dari rencanaku"

---

----

Sehabis sholat malam, ada sebuah keyakinan yang muncul dari dalam dirinya untuk menerima proposal ta'aruf yang sudah diutarakan ke Papanya.

Meski masih hanya pengajuan, Dora tidak mau asal menerima. Takutnya orang tersebut menaruh harap, sementara dia mematahkan. Sejak berhijab Dora banyak belajar hal, seperti tidak memberi harapan pada orang lain. Karna dia tau bagaimana rasanya harapan itu dipatahkan.

Ditemani senja yang memancarkan semburat orange, Dora memandangi proposal yang belum dibukanya tersebut. Bukan bimbang hanya saja susah buat dijelaskan rasanya.

Tak lama kemudian Mama datang membawakan minuman dan duduk di sampingnya.

"Belum dibaca?"

"Ini mau dibaca,Ma." Dora meletakkan proposal tersebut dipangkuannya sebelum membukanya.

Mengucap Basmallah, Dora membaca beberapa visi misinya yang ternyata lebih dulu dipaparkan daripada biodata si pengaju.

Visi: Menyempurnakan agama serta jalan untuk mendapatkan keturunan dengan jalan yang di ridhoi lagi diberkahi.

Misi:

1. Menjadikan ketaatan sebagai landasan utama rumah tangga.

2. Berjalan bersama di jalan-Nya dan istiqomah akan agama Allah.

3. Membangun keluarga islamiyah serta mendidik anak secara islami dan takut pada Allah.

Dora diam sehabis membaca visi dan misi yang dipaparkan dalam proposal tersebut. Yang memang diinginkannya dalam berumah tangga kelak.

Jika dulu sebelum berhijab yang diimpikannya adalah pria romantis nan penuh kejutan. Maka setelah mengikuti banyak kajian Dora tau keinginannya dulu itu salah.

Dalam kajian yang diikutinya perempuan diharuskan menerima lelaki yang baik agamanya. Dengan baik agamanya maka dia akan memperlakukan istrinya dengan baik.

Dengan baik agamanya InsyaAllah dia akan tau kewajiban dan haknya sebagai suami. Dan Dora tau orang tuanya tidak akan sembarangan menyerahkan proposal ini kalau mereka tidak menjamin beliau baik.

"Gimana?" Mamanya membuka suara setelah melihat Dora terdiam cukup lama.

"Adek baca biodatanya dulu." Dora hampir memekik selang beberapa detik kemudian begitu membaca nama yang tertera disana.

Dora bahkan mengerjabkan matanya dan berulang kali membaca nama yang tertulis di proposal tersebut. Barangkali dia salah membaca nama.

"Ma.. Ini?" Dora tidak melanjutkan saking terkejutnya.

Ditatapnya Yunita dengan rasa terkejut dan tak percaya. Yunita tersenyum dan mengelus kepala Dora yang dibalut hijab hitamnya.

"Adek nggak salah baca. Dia orangnya." Yunita tersenyum lembut melihat reaksi putrinya yang tidak percaya sama sekali.

"Gimana bisa Ma?" Dora benar-benar tidak percaya ini bisa terjadi.

"Bisa dong." Papa datang dari belakang mereka masih dengan pakaian kerjanya. Dora menyalami Papanya setelah Mamanya. "Bahkan dia sudah datang sejak Adek masih punya pacar." beber Doddy. Fakta yang tidak pernah diketahuinya selama ini.

Terjalin kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang