29. Bimbang

687 151 106
                                    

Serial BerTemanmu Surgamu –29. Bimbang

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 8 Desember

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Mau gimana juga, Sahl lumayan heran, karena sejak pulang kuliah tadi si Tian masang muka aneh. Ngga asem-asem amat sih, karena gimana juga Tian itu mukanya ganteng, jadi meski asem juga masih ganteng dibanding Bintang kalau lagi badmood. Dibilang tampang sedih, juga ngga. Pokoknya, ini tuh kayaknya Tian lagi ada masalah apa gitu tapi dipendam sendiri. Ngga mau cerita.

Biasanya Tian bakalan cerita apa aja. Walau pun udah didengar oleh Bintang dan Sahl dengan pasang-pasang telinga mereka, sebab Tian kan cerita ke Bunda-nya sampe kedengeran banget. Repot deh Tian kalau udah manja-manjaan sama emaknya di telepon tuh.

Aneh kan?!

"Ada apaan ya?" gumam Sahl sambil garuk-garuk kepala.

"Ada tugas gua neh banyak bener dari dosen," kata Bintang, menyambung gumaman Sahl yang tertangkap oleh indra pendengarannya.

Sahl menoleh. "Curhat, bos?"

"Iya neh, bos. Peka lah!"

Sahl ngakak menanggapi respons Bintang. "Gue juga ada tugas, cintaku!"

Tangan Sahl mengetuk-ngetukkan pulpen ke meja, lalu garuk-garuk kepala lagi. Bikin Bintang jengah aja jadinya.

"Ngapa sih lu?" Bintang akhirnya meluncurkan kekepoannya. Kakinya mulai selonjoran hingga menyentuh sisi kanan meja tempat Sahl sibuk dengan buku-buku. Tugasnya Bintang? Dientarin sama dia tuh.

"Si Tian, Bin," kata Sahl akhirnya. Sepasang matanya menatap ke arah pintu kontrakan mereka.

"Ngapa dia?" tanya Bintang.

"Lo ngerasa ada yang aneh ngga sih?" tanya Sahl, tampak berpikir.

Iya, Tian makin aneh karena memutuskan untuk pergi keluar abis Magrib. Menolak tawaran Sahl yang berniat nraktir Tian dan Bintang nasi goreng di ujung gang. Nasi goreng favoritnya Tian tuh, karena katanya pake micin yang ngga kebanyakan kayak nasi goreng pada umumnya. Favoritnya Bintang juga sih, soalnya ayamnya banyak. Ya iya, harganya aja lima belas ribu. Yang lain palingan dua belas ribu udah dapet.

"Apa sih?" Bintang balik nanya. "Tian berubah jadi Power Ranger? Hah? Ranger biru apa ijo?"

"Auk ah gelap," kata Sahl, menopang dagu dengan tangan kanannya. "Ini gue serius."

Bintang tertawa. "Hehe, becanda," katanya. "Kenapa dah, Hal? Tian aneh kenapa? Eh iya, aneh sih kok dia ngga mau lo traktir ya? Gue sih seneng," Bintang ngelus perutnya, "enak banget nasgornya. Tengkyu yak!"

"Itu dia, kenapa ya tuh anak?"

"Ya elah, Hal, kan tadi dia udah ngasih reason-nya; dia mau makan steak. Ya udah biarinin aja. Dia punya duit. Selow aja, bos."

"Ngga, dari tadi dia pulang kuliah, dia kayak aneh gitu. Kayak ada masalah," Sahl mengingat-ingat raut wajah Tian tadi sore. "Terus kayak ngehindarin kontak mata sama gue, Bin. Kayaknya dia ngga mau ngelihat gue. Dia lagi sewot ya sama gue?"

Menanggapinya, Bintang diam.

Seingatnya, tadi Tian biasa aja sih. Atau karena mereka berdua ngga berinteraksi yang berarti ya? Seingatnya juga, tadi dia ngga negur Tian sama sekali. Tian cuma pulang, diajak ngobrol Sahl, terus ditawarin nasi goreng, terus udah... Karena Tian nolak, jadi Tian cabut ke tempat steak yang dia mau.

Berhubung Sahl mampunya nraktir nasgor, jadi dibiarin aja Tian makan steak. Dan berhubung Bintang kesenengan mau ditraktir nasgor, dia biarkan saja Tian ngeloyor makan steak. Lagian kalau ngga ditraktir nasgor, Bintang tetep ngga bakalan ikut Tian makan steak. Mana punya duit dia tuh.

[✓] BerTemanmu SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang