50. Jangan Lupa Minta

221 28 10
                                    

Serial BerTemanmu Surgamu - 50. Jangan Lupa Minta

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2021, 13 Januari

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Tengah malam ini, kontrakan tempat tinggal Bintang, Tian, dan Sahl dilanda kehebohan karena kedatangan tamu yang tidak diundang. Awalnya, Tian yang menyadari kehadirannya, karena meski dia bukan yang tidur di kasur paling bawah, tapi Bintang kan kalau tidur nyaris seperti mati, ngga sadar apa-apa.

"ANJIR!" teriakan Tian terdengar. "TUH DI SANA TUH!"

Sahl yang berdiri di dekat pintu kamar yang tidak ada pintunya, memegang gulungan kalender dinding. Bersiap.

"MANA? MANA?"

"ITU WEH!" Bintang menunjuk tembok di kaki Sahl. "TUH! TUH!"

Sahl yang waspada, malah loncat begitu makhluk berbulu hitam itu menyusuri sudut tembok, melewatinya dan keluar kamar.

"YAH! KELUAR!" kata Bintang lagi.

"Ya bagus lah, keluar!" kata Tian, sementara Sahl melongok ke ruangan depan.

Tikus kecil itu pasti ngumpet di balik sofa, pikir Sahl. Ah, males ah, geser-geser sofa, mana ada motornya Tian! Dahlah besok lagi aja.

"Kan belom keluar, Yan! Cuma ke depan!" sungut Bintang. Lemes banget dia lihat tikus lincah bikin gereget. "Entar kalau balik lagi, gimana?!"

"Entah ya! Lo kan tidur kebluk, ngga nyadar digerayangin tikus!" Tian udah rebahan lagi di kasurnya. "Gua neh kebangun gara-gara ditegrep!"

Bintang mulai ngakak, "Dia naksir elu kali, Yan!"

"Iya lah, kan gua ganteng."

"Idih, najis!" Bintang mau nendang Tian, tapi jangan, nanti Tian matiin AC, gimana? "Dapet, Hal?"

Sahl yang kembali ke kamar, menuju tangga untuk naik ke kasurnya. "Dapet wasaipet?! Besok lagi aja carinya."

"Lah, barusan lo di depan, ngapain dah?"

"Ke dapur. Minum. Wudhu." Sahl turun lagi usai meraih ponselnya yang dia simpan di bawah bantal. Tiap malam memang dia meletakkan ponselnya di sana dengan flight mode, karena butuh alarm. Meski dia sering bangun sebelum alarm berbunyi sih. Tapi jaga-jaga aja, bentuk ikhtiar aja. "Udah jam setengah dua nih," katanya. Mereka biasanya bangun jam setengah tiga. "Tahajud."

"Terus, tikusnya?" Bintang pucat. Geli banget dia sama tikus.

"Ya biarin aja. Mau diajak tahajud juga tikusnya?"

Bintang manyun, "Ya ngga gitu konsepnya, Malih!"

"Udah, sana shalat ah, berisik!" kata Tian. Wajahnya tertutup bantal.

"Hadeh, gue bekep juga neh!" gerutu Bintang. Dia lantas turun dari kasur, menuju kamar mandi untuk berwudhu. "Beneran ngga ada tikusnya ya, Hal! Lagian kok bisa ada tikus dah!"

Sahl cuma geleng-geleng kepala, mengambil sajadah dan memulai shalat malamnya. Mereka memang terbiasa shalat malam sendiri-sendiri. Lagian, Bintang suka ngga tahan kalau jamaah tahajud sama Sahl. Betah banget lama-lama si Sahl mah!

Keduanya shalat dengan khusyu. Keduanya juga berdoa dengan khusyu. Cicitan tikusterkadang terdengar, menghiasi heningnya shalat malam mereka. Sampai mereka selesai shalat di jam tiga pagi.

Sahl memutuskan kembali ke kasurnya, tidur sebentar sampai nanti jam setengah empat teng, buat mandi dan bersiap shalat Subuh.

"Besok ingetin beli lem tikus," kata Tian yang rupanya tidak tidur.

[✓] BerTemanmu SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang