42. Jawabir dan Jawazir

538 95 30
                                    

Serial BerTemanmu Surgamu - 42. Jawabir dan Jawazir

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2019, 23 September

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

"BAHAHAHAHAA!"

Tawa Bintang mengisi ruang kamar yang tadinya hening. Tian yang lagi asik berkutat dengan buku tebal, sampai menengok hanya untuk melempar kepala Bintang dengan pena.

"BERISIK! Ngagetin aja lu!"

"Paan sik ah!" Bintang balas melempar pena tadi ke si pemilik.

Sahl yang duduk tak jauh dari Bintang, cuma geleng-geleng kepala. Bagi Sahl, mendingan ngelarin tugas Tahsin daripada ngurusin Bintang!

"Heh ini lucuk banget dah," kata Bintang, merujuk pada ponselnya. "Woi!"

Kesel lah Bintang tuh, abisan ngga ada yang respons. Rasanya dia ingin ngegetok satu-satu kepala Sahl atau Tian.

"Apa seh?" tanya Sahl tanpa memalingkan wajahnya dari buku peer Tahsin.

Iya, di rohis kampus ada kelas Tahsin-nya. Sahl ikut gabung bareng Bintang, masuk ke kelas Tahsin 1 meski bacaan mereka sudah bagus. Yang bacaannya ngga bagus, masuk pra-Tahsin, hehe...

"Maura putus?" tanya Sahl yang memang paham siapa aja yang jadi gebetan Bintang.

"Heh! Kata siapa?" Bintang menggeser duduknya. "Beneran Maura putus?"

Muka Bintang kena raup Sahl. "Ginian aja cepet!" ucapnya. "Bukan. Tadi cuma asal jeblak aja gue sih."

"Gblk. Nyebar hoax aja lo!" dumal Bintang, menarik dirinya lagi ke tempat semula.

"Dia putus juga, so? Ga bakalan mau sama elu, Bin."

Yang barusan itu Tian.

Tega banget ya bicara sejujur itu. Bikin Bintang refleks ngarahin kedua mata yang mendelik pada Tian.

"Bicara apa engkau, wahai Anak Muda?" tanya Bintang sembari memajukan dagu, menaikkan alis.

Tian tertawa. Tangannya bergerak buat noyor kepala Bintang. "Geliin lu," katanya. "Udah ngakak tiba-tiba... Ckckckk... Fakir Asmara gini amat ya!"

"Heh, tadi itu gua ngakak baca berita wey," Bintang tiba-tiba teringat. "Kocak dah. Masa nih ya, BAHAHAHA! Narapidana bakalan dapet cuti terus boleh jenjalan di mall. BAHAHAHA! Itu napi apa PNS yak!"

"Hah? Masa?" Sahl tiba-tiba tertarik.

"Bener, elah, masa gua ngibul?!" kata Bintang. "Tuh, gua share ke wasap lu..."

"Gua juga lah!" kata Tian.

"Hedeeeh, tadi aja nimpuk gua pake bolpen!" omel Bintang. Tapi tak urung dikirim juga ke wasap Tian.

"Wah gila seh, pelaku santet dipenjara. Lah, emang bisa tahu siapa pelakunya, gitu? Akhwat pulang malem didenda---wah, kakak-kakak gue kan pulang malem kalau kajian. Wah, ga bener neh!" kata Sahl, begitu membaca teks yang ada di gambar.

"Gelandangan didenda sejuta---HAHAHA!" Tian terbahak.

Bintang menepuk paha Tian yang dibalut celana pendek mahal yang Bintang ngga bakalan bisa beli. "Heh! Malah ngetawain!"

"Ya lucu ini, Bin! Gelandangan didenda sejuta. Pas banget ya ngga sih, kan Pemerintah mau ngegaji pengangguran. Gelandangan kan pengangguran. Gajinya dipake buat bayar denda. HAHAHAHAHH!!!"

"MaasyaaAllah..." Sahl geleng-geleng kepala, masih takjub dengan rancangan undang-undang ini.

"Hina presiden bisa kena pidana, coooy!" kata Bintang, heboh.

[✓] BerTemanmu SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang